Heeseung panik, sudah sejak semalam dia tak bisa menghubungi hp Sunoo dan anak itu sampai pagi ini belum juga pulang.
"Bangsat. Dia kabur? Atau pulang kerumah orang tuanya? Apa pun itu yg jelas kalo ibu tau gw pasti bakal diamuk. Anjing!"
Heeseung sudah mengambil jaketnya dan siap keluar rumah untuk mencari Sunoo, tapi baru sampai di ruang tengah dia mendengar suara pintu dibuka, membuat langkahnya menjadi lebih cepat untuk melihat siapa yg datang.
Fyi, yg mengetahui password apartemen ini selain dirinya dan Sunoo yaitu ibundanya Heeseung.
Heeseung lega setelah melihat siapa yg masuk dari pintu itu, tapi kelegaan nya langsung terganti dengan rasa amarah yg membuncah.
"KEMANA AJA LO?!" Teriakan kencang yg mampu membuat tubuh didepannya terlonjak mundur saking terkejutnya.
Sunoo berdiri mematung dengan wajah terkejut dan agak takut sebab ekspresi Heeseung yg seperti siap menghajarnya habis habisan.
"Pantai" Sunoo menunduk dan menjawab dengan suara lirih, dia takut sekarang ini dan dia sadar bahwa dia telah melakukan kesalahan.
Heeseung melangkah mendekati Sunoo, tangannya terangkat untuk menjambak rambut itu kencang.
"BANGSAT! BOCAH BANGSAT! Gw panik semaleman karena ngira lu kabur entah kemana dan ternyata lu enak main main dipantai!" Heeseung menggila, rasa panik, khawatir, dan takut membuatnya menjadi tak sadar dengan kesalahan besar yg sedang ia lakukan sekarang.
Heeseung tarik rambut itu agar si pemilik mengikuti langkahnya ke dalam kamar "Sakitt!" Sunoo pukul pukul tangan yg menjambak rambutnya itu, kulit kepalanya terasa panas dan perih.
"Lepasinn sakit!!" Suaranya mulai melengking sebab bukannya dilonggarkan tetapi jambakan itu malah semakin kencang.
Seakan tuli, Heeseung sama sekali tak perduli dengan suara kesakitan Sunoo.
Heeseung buka kasar pintu kamarnya lalu membanting badan Sunoo keatas kasurnya."DIEM DISITU JANGAN BERANI GERAK SEDIKITPUN!"
Sunoo meringsut ke pojokan kasur, badannya bergetar ketakutan karena suara Heeseung dan merasa jauh lebih ketakutan lagi saat melihat benda yg Heeseung ambil dari lemari pakaiannya.
Sabuk berbahan kulit berwarna hitam.
Heeseung berjalan mendekati Sunoo sambil melilitkan sedikit bagian sabuk itu ditangannya, membuat genggaman kuat siap mencambuk.
"Jangann, Heeseung maaf hikss...maaf hikss jangan pu hiks kul pleasee hikss takutt" Sunoo menangis sejadi-jadinya.
Mengerikan, Sunoo belum pernah ada diposisi ini "gw mungkin bakal mati hari ini"
Heeseung berdiri diam dipinggir ranjang sambil menatapi Sunoo yg menangis bergetar, agak sedikit tersadar atas perlakuan buruknya.
Sunoo yg melihat Heeseung diam saja diposisinya membuat Sunoo mendapat keberanian untuk mencoba kabur.
Sunoo berdiri cepat lalu mendorong Heeseung hingga menabrak meja nakas disamping kasur, Sunoo berlari ke arah pintu kamar.
Tetapi sialnya langkah Heeseung lebih cepat dari dirinya, kerah belakang bajunya ditarik kencang membuat Sunoo tercekik dan terjungkal jatuh ke lantai.
"Lu emang ga pantes dikasihani, brengsek" Heeseung bicara dengan suara berat dan dalam penuh akan intimidasi dan ancaman.
"Maaf, ampunn Hee hiks seung please hikss jangan gini"
Splass!
Akkh!
Suara cambukan keras dari sabuk yg mengenai kulit tangan kanan Sunoo yg mencoba melindungi diri.
"BAJINGAN! Lu beneran gila Heeseung!!" Sunoo teriak kencang ke arah Heeseung, dia benar benar tak percaya bahwa ia disiksa seperti ini. Sakit sekali tangannya, kulit itu memerah dan ada goresan yg mulai berdarah diatasnya.
Heeseung yg diteriaki seperti itu bukannya sadar malah semakin menggila "Dilukai fisik kayak gini kayaknya ga akan bikin lu kapok deh" Heeseung menyeringai karena membayangkan imajinasinya.
Sabuknya dia lempar ke pojokan kamar, Heeseung genggam tangan Sunoo untuk menyeretnya naik ke atas kasur.
Heeseung naik ke atas kasur itu juga dan dengan gerakan cepat tangannya menarik celana yg Sunoo kenakan.
"GILAAA BAJINGAN!! JANGAN! LEPASIN ANJENG LU MAU NGAPAIN GW ANJENG!!" Sunoo meraung dan terus memukuli Heeseung brutal.
Dia, dilecehkan lagi.
Heeseung tampar pipi kanan Sunoo kencang membuat anak itu terdiam membeku "Jangan berisik! Lu semaleman ga pulang juga palingan lagi jual diri kesana sini kan? IYAKAN?!"
Sunoo masih membeku terkejut atas tamparan kencang yg bahkan membuat ujung bibirnya robek.
Heeseung lanjutkan aksinya untuk menelanjangi Sunoo, bagian bawah Sunoo sudah terekspos seluruhnya.
"Jangann hikss gw bakal lakuin apapun yg lu mau hiks tapi please hiks ja hiks ngan gini gw hiks mohonn" Sunoo menggenggam tangan Heeseung dengan putus asa.
"Apapun yg gw mau? Yg gw mau sekarang ini tuh ya ngentotin lu Sunoo...jadi lu bakal nurutin gw kan?"
Sunoo hanya bisa menangis dan menggeleng, Heeseung tersenyum lebar melihat itu "omongan lu emang ga bisa dipegang" Heeseung buka lebar kedua kaki Sunoo.
Selama bernegosiasi tadi ternyata tangan Heeseung membuka resleting celananya sendiri. Jadi, setelah lubang Sunoo terlihat jelas didepannya ia langsung masukkan begitu saja penisnya kedalam sana.
Sunoo, nyawanya seperti keluar dari tubuhnya. Sakit, perih, panas, wajahnya mendongak dan mulutnya ternganga tanpa mengeluarkan suara. Sesakit itu sampai ia gak sanggup mengeluarkan suara.
"Aarghh!! Fuck! Sempit banget, batang gw keremes kenceng anjing" Heeseung meremas paha dalam Sunoo dengan kencang sambil melihati pemandangan penisnya yg ditelan oleh lubang Sunoo, juga darah yg merembes mulai menetes ke kasur.
"Lu masih perawan? Gilaa pantes bisa seenak ini bangsat, kalau tau seenak ini..." Heeseung dekatkan wajahnya ke wajah Sunoo, dia kecup bibir itu yg membuat Sunoo merapatkan bibirnya. Dengan jarak wajah yg dekat Heeseung lanjutkan kalimatnya "dari dulu udah gw perkosa aja elu nya" Heeseung tertawa kecil, merasa dirinya menang setelah melihat mata putus asa dan kesakitan milik Sunoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintanya Si Bisu Final (heesun) End
FanfictionKelanjutan dari cerita cintanya si bisu. Heeseung yang tega melukai perasaan Sunoo dengan terus melanjutkan hubungannya bersama sang gadis pujaannya, disaat dirinya dan Sunoo sudah berstatus sebagai tunangan. Hampir menyerah tapi sepertinya dunia ta...