Nyonya Lee berjalan cepat di lorong rumah sakit menuju kamar rawat tunangan anaknya, jantungnya tak berhenti berdetak kencang saat mendengar kabar dari sang putra.
Lebih cemas lagi karena sang anak tak memberitahu dengan jelas alasan kenapa calon mantunya itu bisa sampai berakhir dirumah sakit.
"Heeseung, dek Sunoo kenapa? Sakitnya parah? Kamu ga macem macemin dia kan sampai dia harus masuk rs kayak gini?!" Nyonya Lee mengguncang pundak anaknya yang duduk lesu menatapi lantai.
Sudah siap mencerca dengan pertanyaan lagi tapi mulut itu terkatup saat menyadari si anak bungsu ternyata sedang menangis, dia rengkuh anaknya untuk masuk dalam pelukan mengusap lembut bahu yang bergetar itu.
"Maaf, maafin adek bu maaf...Sunoo benci Heeseung, Sunoo ga mau liat Heeseung lagi hiks" Isakan nya teredam karena dia tenggelamkan wajahnya keperut sang ibu, nyonya Lee mengkerutkan dahinya saat mendengar ucapan putranya.
Entah kesalahan apa yang telah anaknya itu perbuatan sampai mengucapkan kata kata seperti itu, seberapa fatal memangnya kelakuan putranya ini.
"Memangnya Sunoo kamu apain dek? Kalian berantem? Ibu ga tau harus berbuat kayak gimana kalau kamu ga cerita dengan jelas." Tangannya mengusap lembut rambut anaknya, berharap dapat menenangkan tangisannya.
"Sunoo...hamil...Heeseung maksa dia buat nurutin Heeseung, maaf." Elusan dirambut berhenti, Heeseung jauhkan badannya dari sang ibu dan saat mendongak untuk melihat wajah wanita tersebut Heeseung jadi kebingungan.
Ekspresi ibunya hanya datar, dan Heeseung terkejut dengan kata-kata ibunya
"Jadi ibu udah mau punya cucu ya, udah berapa bulan usia kandungnya? Laki-laki atau perempuan ya, ibu pengennya laki-laki duluan."
Yang benar saja, Heeseung sudah berasa mau mati saat menceritakan ini dan ternyata ibunya malah girang?!
"Ibu ga marah?"
"Kenapa harus marah? Lagian kalian emang mau nikah juga, tinggal dicepetin aja waktunya"
"Tapi sekolah-"
"Gampang itu, kamu tetap lanjut sekolah dan Sunoo bakal homeschooling. Bereskan. Ibu kira dia sakit parah atau kenapa, ternyata cuma hamil toh. Bikin cemas aja kamu dek."
Setelah mengatakan itu ibunya berdiri agak menjauh untuk menelpon sang suami dan calon besannya tentang kabar yang menurut mereka membahagiakan.
"Capek capek gw ngerasa khawatir takut diamuk eh ternyata malah seneng, syukur deh yang penting gw tetep lanjut sekolah dengan normal. Urusan dia yang ngamuk kayak tadi, entar juga paling baikan sendiri."
Heeseung senderkan kepalanya ke tembok, menghela nafas lega merasa bahwa semuanya akan berjalan baik baik saja. Rasa bersalahnya menguap bersama dengan senyuman ibunya, seketika dia lupa dengan teriakan dan tangisan Sunoo tadi.
Pikirnya jika orang lain saja merasa senang dengan kabar ini lalu kenapa Sunoo harus berdrama menangis seperti tadi "ck, emang agak lebay itu orang. Sia sia deh air mata gw tadi."
Tak terbayang seberapa sakit hati yang akan Sunoo rasakan nanti saat mendengar komentar para orang orang tua ini, mentalnya tengah terguncang, fisiknya pun sedang kesakitan tapi orang lain menganggap hal yang menimpanya sebagai kabar kebahagiaan.
Dunia tak pernah berpihak padanya, jatuh cintanya menjadi racun terparah yang akan membunuhnya secara perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintanya Si Bisu Final (heesun) End
FanfictionKelanjutan dari cerita cintanya si bisu. Heeseung yang tega melukai perasaan Sunoo dengan terus melanjutkan hubungannya bersama sang gadis pujaannya, disaat dirinya dan Sunoo sudah berstatus sebagai tunangan. Hampir menyerah tapi sepertinya dunia ta...