Pukul 5 sore Sunoo sudah sadar dari biusanya, badannya menengok cepat saat mendengar pintu ruangannya dibuka dan seorang suster dengan meja dorong berisi penuh makanan masuk.
Rasanya seperti dejavu, dan kepala Sunoo langsung berdenyut saat ingatan dirinya yang mengamuk dihadapan Heeseung. Tangannya memukul mukul kepalanya sendiri berharap rasa sakit yang menderanya mereda.
Sang suster menahan tangan Sunoo dan berkata untuk jangan melakukan itu karena akan melukai dirinya sendiri, suster itu juga lebih mendekatkan meja berisi makan itu dan meminta Sunoo untuk menghabiskan semuanya karena dirinya belum makan sejak pagi tadi.
Kali ini ia berhasil makan dengan baik walau kepalanya terus terusan menengok ke pintu mengira bahwa Heeseung mungkin masuk lagi ke kamarnya, tapi nyatanya sampai dia selesai makan dan suster membawa bekas makannya pun tak ada tanda tanda lelaki itu, Sunoo jadi bisa bernapas lega.
Tangan kanannya mengelus perutnya pelan 'kenapa kamu harus hadir sekarang? Aku ga mau minta maaf karena ga nyambut kamu dengan bahagia, karena kamu memang gak ku harapin ada.' Sunoo tekan purutnya sedikit demi sedikit dan semakin kencang menyalurkan rasa marah dan bencinya pada gumpalan kecil daging yang menumpang hidup padanya.
Aksi Sunoo terhenti saat pintu ruang rawatnya terbuka, dia merasa cemas dengan siapa yang akan masuk. Namun ternyata itu ibunya Heeseung, Sunoo mencoba untuk tersenyum tapi wajahnya benar-benar kaku saat ini karena dia takut.
"Santai aja nak, ibu ga marah kok. Ibu udah tau keadaan kamu, emang terlalu cepet tapi bagus juga. Ibu ga sabar buat nimang cucu, mama kamu juga tadi seneng banget pas ibu kabarin."
Ibu Heeseung terus bicara tentang bagaimana perasaan dirinya dan mama Sunoo yang gembira atas kehamilan Sunoo sampai tak menyadari wajah memerah padam milik bocah lelaki yang sedang menahan tangis dan marah.
'Jadi, memang ga ada yang bakal berpihak ke gw. Semuanya udah berakhir bahkan sebelum gw mulai. Kenapa mereka ga ngertiin perasaan gw? Kenapa?'
Ibu Heeseung memeluk tubuh Sunoo dengan lembut dan mengusap usap rambut halus miliknya
"Kamu udah bisa pulang malam ini, nanti dijemput Heeseung. Ibu ga bisa nemenin soalnya harus nemenin ayahnya Heeseung ke jeju selama 2 minggu, jaga kesehatan ya...jaga cucu ibu." Nyonya Lee mencium kening Sunoo kemudian pergi pulang keluar dari kamar.
Sisalah Sunoo yang masih terus pada posisinya, duduk diam dan menunduk dengan bulir air mata yang terus berjatuhan membasahi selimutnya bahkan setelah lebih dari 30 menit ibu Heeseung keluar tadi. Ia masih sama pada posisinya.
Tiba-tiba terbesit sesuatu dibenak Sunoo dan dengan grasak grusuk dia mencari keberadaan ponselnya yang sepertinya telah tertinggal didalam mobil Heeseung.
"Nyari apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintanya Si Bisu Final (heesun) End
FanfictionKelanjutan dari cerita cintanya si bisu. Heeseung yang tega melukai perasaan Sunoo dengan terus melanjutkan hubungannya bersama sang gadis pujaannya, disaat dirinya dan Sunoo sudah berstatus sebagai tunangan. Hampir menyerah tapi sepertinya dunia ta...