Sunoo kembali tertidur setelah setengah jam terus menangisi nasibnya, tidurnya pun tak tenang karena hatinya yang cemas memikirkan seperti apa reaksi orang tuanya dan bagaimana kehidupannya kedepan.
Sunoo masih ingin sekolah, masih ingin main dan jalan jalan bebas, masih mau mencari banyak teman juga tapi semua inginnya terasa mustahil terjadi setelah status barunya muncul beberapa jam lalu.
Menjadi seorang ibu di usia remaja tak pernah terbayangkan oleh Sunoo, dirinya memang suka anak kecil tapi tidak dengan melahirkan anak sendiri apalagi hasil dari paksaan.
Walaupun status Heeseung adalah tunangannya namun tetap sajakan bisa disebut pemerkosaan, sebab Sunoo sudah menolak dan berkata tak mau tapi si bejat itu tetap memperawaninya.
Terlalu gusar hatinya membuat Sunoo terbangun dari tidurnya hanya menatapi plafon ruang rawatnya dalam diam, fokusnya teralih saat mendengar suara pintu ruangannya dibuka.
Seorang suster datang membawa makanan untuk Sunoo, mata Sunoo melirik jam dinding dan ternyata sudah pukul 2 siang
"Kamu makan dulu ya setelah itu minum vitaminnya." Kata si suster sambil membantu Sunoo untuk duduk.
Yang pertama Sunoo sentuh adalah segelas penuh air putih untuk menyegarkan tenggorokannya yang terasa tandus dan sakit setelah tadi digunakan untuk menangis kencang.
Baru dua teguk air itu mengalir tapi aktivitas Sunoo terhenti setelah matanya menangkap sosok lelaki yang baru saja masuk
"Orang tua lu lagi diluar kota?" Heeseung bertanya santai dan mengambil langkah untuk mendekat ke ranjang Sunoo tapi, baru selangkah dia maju kakinya otomatis berhenti dan badannya kaku tegang sebab sangat terkejut.
Pyaar!
Gelas yang tadi Sunoo pegang kini sudah hancur menghantam pintu dan jatuh berserakan didekat kaki Heeseung, tadi jika sedikit saja Heeseung menggeserkan badannya maka wajahnya sekarang pasti sudah berlumur darah.
Suster disana berteriak panik menyaksikan kejadian tadi, berulang kali mengatakan 'tolong tenangkan diri anda' tapi Sunoo seperti tuli.
Terus mencoba melemparkan benda apapun yang ada disekitarnya ke arah Heeseung sambil berderai air mata, mangkok, sendok, piring, obat, bantal dan yang terakhir...Sunoo sudah memegang erat lampu meja untuk dilemparkan ke Heeseung namun badannya tiba-tiba di telentangkan paksa oleh sang suster.
"LEPASS!! LEPASIN BADAN GW! MATI AJA! DIA LEBIH BAIK MATI AJA! LEE HEESEUNG CEPATLAH LENYAP DARI MUKA BUMI INI BANGSAT!!" Sunoo berteriak dan mengamuk seperti tengah kerasukan, memandang sangar ke arah Heeseung yang hanya mematung diam di sudut ruangan.
Dokter dan 2 perawat lain masuk dengan terburu ke ruangan itu, memegangi tubuh Sunoo agar diam sedangkan sang dokter menyuntikkan obat bius ke leher Sunoo.
"SIALAN! JANGAN SENTUH GW! KENAPA GW YANG HARUS KESAKITAN DISINI PADAHAL DIA YANG CIPTAIN SEMUA MASALAH!! MAatii lu ditaangg...an...gw...Lee" Suaranya semakin melemah seiring matanya yang tertutup.
"Pasien sedang mengalami syok, dan anda sebagai pemicu kemarahannya tolong untuk sementara jangan menemui dia dulu." Dokter itu langsung pergi setelah memperingatkan Heeseung.
Yang diberi peringkat masih tetap diam dalam posisinya, matanya memanas menyadari seberapa fatal kesalahan yang telah dia lakukan.
Dia jalan lesu keluar ruangan itu mengutak atik ponselnya sebentar lalu terdengar suara sambungan telepon
"Bu, Sunoo masuk rumah sakit. Bisa datang jenguk ga? Ada hal penting yang harus adek kasih tau juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintanya Si Bisu Final (heesun) End
FanfictionKelanjutan dari cerita cintanya si bisu. Heeseung yang tega melukai perasaan Sunoo dengan terus melanjutkan hubungannya bersama sang gadis pujaannya, disaat dirinya dan Sunoo sudah berstatus sebagai tunangan. Hampir menyerah tapi sepertinya dunia ta...