🌼19. COMEBACK🌼

803 100 18
                                    


Waktu menunjukkan pukul 07.00 KST, hujan yang semalam menyapa kini tergantikan dengam senyum indah sang surya pagi yang mengantarkan hangatnya. Hari ini adalah hari cuti nasional, sebenarnya kalender Bangtan tidak mengikuti kalender negara Korea. Kali ini hanya kebetulan saja, sehingga mereka benar-benar bisa merasakan apa itu hari libur 'cuti bersama'.

Hangatnya sinar mentari dengan berani merasuk lewat celah gorden, berhasil membangunkan tubuh seorang manusia yang kini masih bergelung dengan selimut tebalnya. Netra dengan binar sebening embun itu perlahan terbuka, menyelarasakan cahaya dengan beberapa kedipan saja.

"Eoh, sudah pagi? Untuk pertama kalinya aku malas pergi untuk berolah raga". Setelah menghembuskan nafas kasar, Lelaki itu beranjak dari tempat tidur, sedikit merapikan apa yang perlu di rapikan dan bergegas untuk mandi.

Ia membasuh muka dan mengusaknya kasar selama beberapa kali, kemudian mendongak dan menatap sebuah cermin berukuran sedang yang memang sengaja terletak di atas wastafel kamar mandinya.

"Tidakkah cukup apabila semua berjalan sebagaimana mestinya saja Tuhan?, aku sudah lelah". Suara terdengar sangat lirih

Beranjak dari itu, terlihat penyandang gelar sulung Bangtan tengah berkutat dengan peralatan dapur kesayangannya, tentu saja memasak sarapan untuk ke enam adik-adiknya. Tak banyak yang Seokjin masak kali ini, ia hanya memasak apa yang ketiga bungsunya pesan semalam setelah mereka menyelesaikan jadwal yang bisa dikatakan agenda terkahir mereka pada bulan ini.

Setelah hampir 2 jam ia pergunakan untuk berjibaku dengan waktu, akhirnya masakan itu berhasil ia sajikan di atas meja makan. Bibimbap pesanan Jimin, Bulgogi pesanan Jungkook dan Sunbudu jjigae pesanan Taehyung. Bagaimana dengan hyung line? Mereka hanya mengikut line bungsu saja, tanpa ada pesanan tambahan. Oh, ada yang terlupa.
Secangkir kopi hangat untuk Suga.

"Woah, Hyungie sudah selesai. Aromanya enak sekali, bahkan tercium sampai lantai atas".

"Baru saja selesai, Jiminie memang pandai sekali memuji". Lembut Seokjin sambil menggeser kursi kemudian menarik lembut tangan mungil itu untuk duduk

"Terimakasih hyungie". Senyum indah itu kembali menenggelamkan mata cantik milik pemuda Park

"Adik-adikmu sudah bangun?". Seokjin melayangkan tanya, sembari mendudukkan diri di kursi utama sebelah Jimin

"Sudah, mereka sudah bersiap". Ia mengangguk singkat selama beberapa kali, yang menjadikan rambutnya ikut bergoyang sesuai dengan anggukannya

Seokjin yang merasa gemas, mengusak surai hitam jelaga itu dengan perlahan. Dengan menerawang jauh kedepan 'Lindungi semua yang kusayangi Tuhan, aku tidak banyak meminta cukup itu saja'

"Eung hyungie baik-baik saja?". Tanya Jimin sembari membawa tangan besar itu ke dalam genggamannya

"Hyungie baik-baik saja Jiminie, tunggu yang lain dulu ya. Setelah itu kita sarapan bersama". Seokjin mengarahkan usapannya kepada pipi lembut milik tetua dari line bungsunya itu.

15 menit waktu berlalu, mereka semua sudah berkumpul di meja makan. Mereka sarapan dengan suasana yang hangat, maknae line yang saling suap karena menu sarapan mereka pagi ini berbeda. Di selingi dengan cerita ringan bahkan percakapan tidak masuk akal milik Taehyung.

"Namu hyung sibuk hari ini?". Ucapan terlontar dari si bungsu yang menarik perhatian seluruh member

"Hemm, sepertinya tidak ada. Memangnya kenapa?"

"Tumben sekali Namu hyung tidak sibuk, biasanya tidak pernah libur". Sahut Taehyung

"Taehyungie~". Suga menginterupsi, memang adiknya yang satu ini kelewat jujur. Suga bahkan sering was-was ketika Taehyung mulai membuka mulutnya, ia hanya tidak ingin ada penyesalan nantinya. Dan kali ini ucapan Taehyung terdengar kurang sopan menurutnya, bahkan menyela pembicaraan orang lain. Suga tak suka itu.

THE HEAVEN JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang