[📌] 24

2.2K 233 13
                                    

uriiipuup 🍋

___________


Pagi ini, Jisoo, Jennie dan Lisa datang berkunjung ke rumah Jungkook untuk sekedar menanyakan keadaan Rose.

Dua minggu setelah kepulangan Rose dari rumah sakit, mereka rajin menemui wanita tersebut disela sela waktu sibuk mereka.

"Bagaimana keadaan mu? Apakah sudah membaik?" Tanya Jisoo sambil mendudukkan tubuhnya dipinggir ranjang milik Rose.

Rose tersenyum kecil. "Sudah lebih baik, aku sudah bisa berjalan sedikit lebih pelan." Katanya.

"Syukurlah.."

"Lalu bagaimana dengan tanggal pernikahannya? Sudah membicarakan nya dengan Jungkook?" Jennie masuk dari balik pintu sambil menyahut.

Rose menoleh ke arah Jennie. "Jungkook ingin aku benar-benar sembuh dan berjalan dengan baik terlebih dahulu." Balas Rose.

Lisa yang juga datang bersama Jennie pun mengangguk setuju. "Aku setuju dengan Jungkook."
"Kau harus benar-benar sehat baru bisa melangsungkan pernikahan." Kemudian Lisa merotasi kan pandangannya ke seluruh ruangan di kamar tersebut.
"Lalu dimana pria itu sekarang?" Tanyanya menatap Rose.

"Dia tadi keluar bersama Jack."

"Bukankah mobilnya masih di depan?" Ujar Jisoo. Memang ketika kedatangan mereka bertiga, mobil Jungkook masih terparkir apik di halaman mansion.

"Mungkin urusan kantor." Sahut Jennie.

Kemudian Lisa mendekat ke arah Rose sambil menggenggam tangan tersebut dengan erat. "Aku harap setelah ini kau tetap baik baik saja, Rose, kami benar-benar khawatir padamu." Ungkapnya.

Rose mengangguk mantap. "Jungkook akan menjagaku." Kemudian Rose tersenyum.

"Suruh Jungkook memilih bodyguard yang lebih baik lagi, dan jangan sampai merekrut sampah seperti Mingyu dan Seulgi." Jennie berucap dengan tatapan kesalnya ketika menyebut nama Mingyu dan Seulgi.

"Sudahlah, tidak baik membicarakan orang yang sudah mati.." Kekeh Jisoo.

"Mereka berdua mati?" Tanya Rose.

Lisa mengangguk sebagai jawaban, kemudian menambahkan. "V mengatakan kalau Mingyu, Chanyeol dan semua anak buahnya sudah hancur dengan bom milik Jungkook di rumah tempat Chanyeol menyekap mu."

"Lalu bagaimana dengan Seulgi" Tanya Rose lagi.

Lisa mengangkat bahu acuh sekaligus tidak peduli. "Entah, mungkin dia juga sudah mati dan tidak mungkin Jungkook masih membiarkannya hidup sampai sekarang bukan?"

Rose yang mendengar penuturan Lisa hanya diam.

📌

Dan sementara itu, kini Jungkook dan Jack sedang menuju lantai bawah tanah Mansion Jungkook.

Jack membawa Jungkook dengan menaiki lift khusus, sehingga setelah pintu lift sudah sampai ke tempat tujuannya, pintu tersebut terbuka.

Jungkook berjalan keluar dengan angkuh.

Bau darah tercium sangat kuat di ruangan tersebut.

Selama melewati lorong di sana banyak sekali orang orang yang di siksa dengan cambuk atau menjadi makanan hewan buas di sana.

Tempat tersebut adalah tempat dimana Jungkook menghukum para mata mata yang dikirim musuhnya, atau mungkin hukuman bagi orang orang yang mencoba bermain main dengannya.

Bukan hanya sebagian tempat hukuman atau tempat penyiksaan semata, tepat diujung lorong tersebut ada sebuah kawasan yang sangat luas, tempat dimana para bodyguard Jungkook berlatih ketahanan fisik maupun berlatih untuk memainkan senjata yang berfungi untuk menjaga tuannya dari bahaya yang mengancam.

Itu sebabnya Jungkook memiliki keamanan yang sangat mumpuni, sehingga Mingyu dan Seulgi mencoba menghancurkan pertahanan Jungkook yang kuat dengan menjadi kepercayaan sang tuan dengan mendekati kekasihnya yang berhati lembut dan membuatnya sedikit lengah.

Karena Jungkook sedang berada di sini, tujuannya adalah menemui Seulgi yang ditahan di sini.

Sehingga, Jungkook dan Jack berhenti di sebuah penjara dimana Seulgi berada.

"T-tuan?" Seulgi menatap kedatangan Jungkook dengan takut.

Selama dua minggu terakhir, Seulgi disiksa disini, dicambuk, dipukul, dan sampai saat ini dia hanya diberi makan selama dua kali seminggu. Tubuh wanita itu benar-benar kurus yang menyisakan tulang tulangnya saja.

Jungkook tersenyum miring mendengar ucapan Seulgi. "Kau masih menyebut namaku dengan embel embel tuan rupanya, aku pikir sekarang aku bukanlah tuan mu?" Ejek Jungkook.

"Ma-maafkan saya.." Seulgi berucap dengan susah payah karena tenggorokan yang kering. Bukan hanya makan bahkan untuk sekedar minum pun dia tidak diberi walau hanya setetes.

"Kenapa? Apa sekarang kau mencoba meminta maaf karena kematian mu yang amat dekat?" Jungkook menatap Seulgi dari balik jeruji besi yang menghalangi keduanya.

"Kau sepertinya tau, tidak ada kata penyesalan dan maaf ketika sudah ku putuskan kau akan hidup atau mati." Kata Jungkook.
"Dan untuk mengurangi rasa sakit mu, ku pikir satu satunya jalan keluarnya adalah dengan mengirim nyawamu untuk pergi secepatnya." Dengan suara beratnya, Jungkook menatap Seulgi tajam seolah olah ingin memakannya hidup hidup.

"Walaupun pada dasarnya kau yang membunuh bajingan Chanyeol, aku mungkin perlu sedikit berterima kasih padamu."
"Mungkin jika tidak ada kau, jalan ceritanya akan berubah." Jungkook sedikit memperbaiki raut wajah kejamnya.

"Namun apapun alasannya, kau tetap akan mati di tanganku hari ini." Tekannya.
"Ada kata kata terakhir?" Tawar Jungkook sebelum benar-benar akan menghabisi Seulgi.

Seulgi menunduk di atas lantai sedingin es tersebut, sambil menelan ludahnya dengan susah payah. "Maaf, tuan." Kata kata maaf kembali keluar membuat Jungkook semakin geram.

"Aku tidak ingin mendengar kata maaf lagi, karena itu percuma!"
"Maaf mu tidak akan mengubah keputusan ku untuk membunuh mu!" Sentak Jungkook.

"Maaf adalah kata kata terakhir saya, tuan, maaf karena telah membawa nona Rose ke dalam permainan tuan Chanyeol." Seulgi menjelaskan dan Jungkook mendengus remeh. "Menjengkelkan.." Gumamnya.

Jungkook pun berbalik ingin pergi dan berhenti ketika berhadapan dengan Jack yang ada di belakang nya.

"Bunuh dia secepatnya." Titah Jungkook dan Jack mengangguk patuh.

"Baik, tuan."

Setelah mengiyakan ucapan sang tuan, Jack berjalan mendekat dan mengeluarkan sebuah pistol dari balik jasnya.

Dor!

Dor!

Dor!

Suara tembakan terdengar nyaring di penjuru ruangan lantai bawah tanah tersebut dan Jungkook suka dengan suara rintihan kesakitan orang orang yang berani menantangnya.

Jungkook akan merasa marah jika kehidupannya di usik sedikit saja, apalagi menyangkut Rose, dia tidak akan tinggal diam.

Bahkan sampai pintu lift tersebut belum sepenuh nya tertutup, Jungkook masih menampilkan senyum mengerikannya.

"Mengusik ketenangan ku dan kekasih ku, sama saja dengan mengantar nyawamu pada Tuhan."















###

Update lagi akhirnya!!!!

Makasii buat yang udah nunggu, endingnya makin deket ya.. Soalnya udah kecium😆

Makasii support kalian!

Kasi lemon dulu 🍋🍋🍋🍋

Papai.

[✔] Jeon Jungkook Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang