Bab 7

14.1K 1K 4
                                    

Selamat Membaca !!

"Yakin nggak mau diantar saja?" Damar bertanya kembali pada Delia yang baru selesai memoleskan riasan wajah.

Delia menggeleng, "Nggak perlu mas, Aku berangkatnya bareng Ajeng aja. Lagian dia sudah dijalan." Dia menyebutkan satu-satunya temanya yang mengetahui bahwa mereka sudah menikah.

Hari ini Delia akan pergi reuni SMA, oh bukan, lebih tepatnya reuni kelas. Berhubung dia sudah berjanji pada Ajeng untuk pergi bersama jadi dia terpaksa menolak tawaran Damar, lagipula akan merepotkan jika harus pergi bersama Damar. Acaranya cukup lama, jadi nggak mungkin Delia tega membiarkan Damar menunggunya jadi dia memutuskan untuk pergi bersama Ajeng saja.

"Menurut mas penampilan aku berlebihan nggak? Kayak aneh gitu." Dia menggunakan gaun sederhana bewarna biru dengan panjang sedikit di atas lutut. Gaun ini baru pertama kali dipakainya. Dia sebenarnya lebih ingin mendengar pendapat Damar ketika mengenakan gaun ini.

Damar terdiam menatap Delia.

Setelah mengamati Delia, dia akhirnya menyadari kenapa dia tidak ingin Delia pergi sendiri. Malam ini Delia tampak sangat cantik, sangat jarang ada kesempatan melihat Delia menggunakan gaun. Dia ingin menghentikan Delia pergi tapi sepertinya tidak mungkin, istrinya itu sudah siap untuk pergi.

"Bagus kok." Jawab Damar. Tidak tahu harus memuji seperti apa.

Ck, Delia berdecak pelan. Jawaban itu seketika membuat Delia kesal.

Memang Mas Damar ini sangat tidak konsisten. Terkadang bisa sangat manis dan terkadang bisa sangat cuek.

Delia mengembuskan nafasnya,  "Sudahlah, Ajeng kayaknya udah sampai di bawah. Aku berangkat dulu, mas pesan aja makanan." Dia melangkah keluar apartemen meninggalkan Damar yang tidak tahu salahnya dimana.

*******

"Mas Damar nggak masalah lo keluar kayak gini?" Ucap Ajeng ketika Delia baru saja masuk ke dalam mobilnya.

Delia langsung mengecek pakaiannya, mencoba mencari masalahnya dimana, "Penampilan gue aneh ya? Perasaan kata Mas Damar bagus aja deh tadi"

Ajeng tersenyum jenaka, "Iya, memang bagus banget, cantik banget sih. Tapi kan di sana ada mantan gebetan lo. Dia emangnya nggak takut lo CLBK." Sebelah alisnya di naikan ketika mengatakan itu.

Delia berpikir hingga keningnya berkerut,"Siapa gebetan gue?" Tidak tahu siapa yang sedang dibicarakan Ajeng.

"Bisa-bisanya lupa. Lo kan pernah PDKT sama Leo. Memang ya yang ada di pikiran lo cuman Damar doang." Ajeng mencibirnya namun Delia tidak peduli.

Sebenarnya sampai sekarang Delia masih cukup akrab dengan Leo. Namun sudah dua tahun ini mereka tidak bertemu karena  sebelumnya Leo sedang mengambil gelar masternya di Tokyo dan baru saja kembali. Mereka hanya berhubungan lewat telpon.

Leo tahu bagaimana perasaan Delia pada Damar, namun Delia belum memberitahu kabar pernikahan nya. Ajeng saja baru  dia beri tahu sebulan setelah pernikahannya.

Delia baru ingat akan hal itu. Dia memang pernah beberapa kali menerima ajakan jalan dari Leo dalam upayanya melupakan Damar. Bahkan beberapa kali Leo pernah menjemput dan mengantarkannya pulang.

Tapi setelah beberapa waktu akhirnya dia menyadari bahwa usaha itu ternyata sia-sia. Jadi ketika Leo mengajaknya berpacaran dia menolaknya, setelah itu Leo kembali bersikap biasa sehingga Delia sudah lupa akan hal itu.

"Hari ini semuanya datang, Jeng?" Delia memastikan kepada Ajeng karena ajeng lebih aktif di grub dibandingkan dia.

Ajeng menganggukan kepalanya, "Gue rasa sih iya, kerena hampir semuanya konfirmasi datang."

Damar & DeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang