Bab 13

13.1K 929 14
                                    

Hai Semuanya!!!!

Akhirnya Delia & Damar Kembali lagi!!!

Thank buat vote dan Komennya Yaa!!!

Happy Reading!!!!

Deheman dari arah belakangnya membuat Delia yang sedang sibuk berdebat pelan dengan Asta menoleh. Suaminya yang sedari tadi dicarinya ternyata muncul sendiri tanpa perlu dicari. Dengan raut wajah yang terlihat dingin ketika melirik Asta.

"Mas Damar dari mana saja? Sudah lama berdiri disini?" Tanyanya cemas. Apakah Damar mendengar pembicaraan antara dirinya dan Asta?

"Mas habis dari taman belakang, ada beberapa email yang perlu mas cek. Jarang sekali melihat kalian sedekat ini, apa ada suatu hal yang penting?"

"Nggak ada."

"Ada."

Ucap Asta dan Delia berbarengan yang semakin membuat raut wajah Damar semakin tidak enak.

"Nggak usah ngomong sembarangan, nggak ada yang penting ya." Delia menatap kesal Asta, sedangkan Asta hanya terkekeh melihat kekesalan Delia.

"Lo dicari sama Tante Ambar." Ucap Damar pada Asta.

"Hah? Buat apa? Lo lihat nyokap gue dimana?" Asta selalu merasa cemas ketika ibunya mencarinya saat acara keluarga seperti ini.

"Gue juga nggak tahu buat apa, Tante Ambar lagi di dapur bareng nyokap gue." Damar berkata dengan datar.

Asta bangun bangun dari duduknya, "Gue datangin nyokap gue dulu." Baru berapa langkah Asta berjalan dia menoleh kembali. "Lo nggak boleh ngomong sembarangan sama nyokap gue ya nanti." Ucapnya pada Delia yang dibalas dengan tatapan jengah dari Delia. Siapa juga yang cukup rajin untuk mengurusi kelakuannya.

Delia menatap suaminya yang masih berdiri di belakang sofa, "Perasaan mas bilang tadi mas dari halaman belakang, kok jadi ketemu Tante Ambar sama mama yang lagi di dapur?" Arah antara dapur dan halaman belakangnya berlawanan jadi tidak mungkin Damar bisa bertemu Tante Ambar tanpa melewati Delia dan Asta yang berada di ruang tengah.

Damar hanya mengedikan bahunya memutari sofa, kemudian duduk di sebelah Delia, tempat yang sebelumnya diduduki Asta. Dia menaikan sudut bibirnya karena berhasil mengusir Asta. Tempat ini harusnya memang miliknya.

"Apa yang kalian bicarakan sebelumnya?" Damar sepertinya masih belum menyerah. Dia masih penasaran tentang apa yang dibicarakan Delia dan Asta.

"Bukan hal yang penting."

"Mas yang akan menilai sendiri itu." Tatapan Damar membuat Delia tidak bisa berkutik.

Delia menggigit bibirnya, berpikir apa yang harus dikatakan. "Kami hanya membicarakan tentang kebiasaan Asta yang sering membawa perempuan ke apartemennya. Asta sepertinya cemas aku membocorkannya ke Tante Ambar." Delia memutuskan untuk menumbalkan Asta saja. Tidak mungkin dia akan membahas tentang Asta yang mengetahui perasaannya selama ini.

"Hanya itu saja?"

"Iya, hanya itu saja. Memangnya apa lagi yang harus kami bahas?" Ucap Delia berusaha agar suaranya terdengar menyakinkan.

Damar menatap Delia sebentar sebelum menghela nafas, "Jangan terlalu dekat dengan Asta."

Delia menatap tidak mengerti pada Damar, "Kenapa? Walaupun Asta terkadang nyebelin, tapi dia selalu baik kok sama aku."

"Dia baik sama semua perempuan, dan kamu adalah perempuan. Nggak ada hal baik tentang Asta dan perempuan." Damar tidak suka melihat Delia membela Asta, selama ini Delia selalu berada di pihaknya.

Damar & DeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang