Bab 15

14K 1K 27
                                    

Hai Semua!!!! Damar & Delia akhirnya Up lagi.

Ada yang masih menunggu cerita mereka??????

Happy Reading!!!!!

Delia menatap prihatin pada Anita Soraya yang menangis sambil mengusap air matanya dengan tisu. Sebelumnya ketika mendengar putusan hakim dan berada di depan reporter dia tampak begitu kokoh. Tidak ada tanda-tanda dia terluka, wanita itu bahkan masih dapat menampilkan senyum pada reporter yang mencecarnya, namun setelah memasuki mobilnya raut wajah Anita Soraya langsung berubah. Kesedihan yang ditahannya langsung diluapkannya begitu saja, dalam mobil yang hanya diisi oleh Delia dan manajernya yang sedang mengemudikan mobil. Pak Adi tidak ikut karena beliau harus menggantikan Anita Soraya untuk menghadapi reporter.

Delia tidak mengatakan apapun, dia tahu Anita Soraya tidak butuh kata-kata penghiburan darinya. Delia juga tidak bisa berpura-pura memahami apa yang dirasakan Anita Soraya, karena ketika membayangkannya pun Delia tidak tahu pasti apakah dia mampu sekuat Anita Soraya. Cukup lama mereka terdiam di dalam mobil itu.

"Keputusan saya sudah benar, kan?" Anita Soraya yang sedari tadi hanya diam saja memecah keheningan itu. Meski wanita itu tidak menyebutkan namanya Delia tahu pertanyaan itu ditujukan padanya.

Delia berpikir sejenak sebelum menjawab, "Apakah ada keputusan yang benar dan salah? Sejujurnya saya tidak tahu pasti, tapi dalam pandangan saya keputusan yang mbak lakukan merupakan langkah yang sangat berani. Tidak semua wanita mampu untuk melepaskan laki-laki yang dicintainya walaupun laki-laki itu tidak pantas." Delia benar-benar merasa seperti itu, karena dia pernah melihat bagaimana pilihan ibunya saat itu yang mencoba bertahan justru malah memperburuk semuanya.

"Apakah ada laki-laki yang pantas? Saya hampir kehilangan kepercayaan pada laki-laki." Anita Soraya tersenyum sedih. "Kamu punya pacar?" Pertanyaan tiba-tiba dari Anita Soraya sempat membuat Delia bingung.

"Saya sudah menikah." Sekarang justru Anita Soraya yang terlihat bingung, Delia memutuskan untuk tidak berbohong. Lagi pula Anita Soraya tidak akan terlalu menganggap penting pernikahannya. Delia hanya pengacara yang membantu pak Adi menangani kasus perceraiannya.

"Sepertinya saya dengar dari pak Adi kamu masih single? Atau saya salah dengar?"

"Memang di kantor belum ada yang tahu, saya baru menikah beberapa bulan ini." Ungkapnya jujur.

Delia menatap Anita Soraya yang mengerutkan keningnya, dia tampak sedang berpikir. "Apa saya berlebihan jika berpikir bahwa suami kamu itu pak Damar?" Delia membelalakan matanya.

Anita tertawa kecil sepertinya mencoba mencairkan suasana setelah melihat Delia yang justru terpaku. "Berlebihan ya? Saya hanya bercanda  Sepertinya saya tiba-tiba berpikir acak, soalnya kalau waktu itu saya mendengar pak Damar juga baru saja menikah." 

Delia ikut tertawa, mencoba menyembuhkan kegugupannya. Dia tidak berpikir Anita Soraya akan menghubungkannya dengan Damar, walaupun itu hanya candaan. Sepertinya bahkan Anita Soraya masih mengingat pertemuan mereka saat itu.

Apa ini pertanda dia harus mengekspos pernikahannya dengan Damar?

****

"Nggak usah pamer muka bahagia lo, bikin jomblo kayak kami jengkel ya." Keluh Ajeng yang melihat senyum Delia tidak surut setelah menerima pesan. Persidangan Anita Soraya sudah selesai sekarang Delia tinggal menunggu kasus pak Gandra selesai.

"Jangan bawa-bawa gue. Gue jomblo tapi bahagia. Kalau gue mau sekarang gue bisa aja melepas status jomblo gue. Nggak kayak lo sih, Jeng." sahut Leo menolak disamakan dengan Ajeng.

Damar & DeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang