Bab 10

16.3K 1K 8
                                    

Selamat Membaca!!!

"Wirasta Law&Firm sedang dihebohkan oleh kabar bahwa Damar Wirasta yang merupakan pengacara yang paling populer di Firma hukum tersebut ternyata telah menikah. Kabar itu dikonfirmasi langsung oleh laki-laki itu. Banyak perempuan yang patah hati, baik pengacara ataupun staf yang bekerja di firma hukum tersebut. Gosip tersebut menyebar langsung dari sekretaris Damar yaitu Sinta, yang hanya perlu satu hari untuk menyebar. Topik hangat tersebut juga membuat beberapa pengacara yang sudah senior pun penasaran, karena banyak pengacara yang ingin menjodohkan anak mereka dengan Damar. Persoalan siapa yang menjadi istrinya pun tidak luput dari perhatian karena tidak dapat ditemukan beritanya."

Delia tertawa mendengan Ayu yang bertingkah seperti presenter acara gosip di televisi. Seperti dugaannya Damar yang sudah menikah menjadi gosip yang menyebar seperti hutan yang dilalap api. Mereka sedang makan di warung bakso yang baru buka di dekat Wirasta Law &Firm, sehingga Ayu berani berbicara seperti ini tanpa memperhatikan sekelilingnya. Jika sedang di kafetaria kantor tidak mungkin dia berani seperti ini.

Dion yang asik menambah jumlah sambal di baksonya pun tidak ketinggalan menanggapi gosip, "Kabar divorce artis mah kalah sama kabar pernikahan pak Damar di firma ini."

"Berarti gosip dia nolak Bu Iren gara-gara udah nikah berarti bener ya? Siapa ya istrinya?" Della terlihat sangat penasaran.

"Mungkin nggak dia artis? Atau pengacara juga? Kok bisa ya nggak ada kabar sama sekali. Kalau gue jadi istrinya pak Damar, muka gue sama pak Damar udah menyebar di setiap sosial media gue. Suami seperti pak Damar kan menarik pelakor."

"Delia, lo kan juga denger pengakuan pak Damar, serius nggak ada info siapa istrinya?"

Bukan hanya Ayu yang menatapnya penasaran, Dion dan Della bahkan menghentikan acara makan mereka.
Delia berusaha terlihat tenang, "Kalau gue tahu, Sinta yang asisten pak Damar pasti lebih tahu." Sepertinya dosanya akibat berbohong semakin banyak.

"Siapa tahu? Lo kan juga penggemar pak Damar."

Delia terkejut mendengar ucapan Ayu. "Tahu darimana? Perasaan gue nggak pernah bilang?" Rasanya dia tidak pernah menunjukannya terang-terangan.

"Mata lo kalau pak Damar lewat udah kaya kriminal nunggu korban. Diam-diam melirik dengan niat tersembunyi." Ucap Ayu mengejeknya.

Benarkah?

Delia memang sering melirik ke arah Damar, tapi tidak mungkin seperti yang dikatakan Ayu.

"Sudah lupain saja pak Damar. Banyak saingannya plus lagi sekarang sudah punya istri. Kalian seharusnya lihat gue. Single, ganteng, masa depannya terjamin, dan lebih terjangkau dibanding pak Damar." Ucap Dion percaya diri.

"Barang murah kali makanya terjangkau." Ucap Ayu sinis.

"Gue ini investasi yang menjanjikan. Harganya makin lama makin tinggi." Balas Dion sambil tertawa.

Perdebatan Ayu dan Dion sudah sering di dengarnya jadi Delia dan Della sudah terbiasa. Tidak mau ikut campur karena mereka akan menjadi sasaran.

Delia lebih memilih melanjutkan makan sembari berpikir ternyata perasaannya tergambar nyata dalam pandangan orang lain.

Jadi ternyata hanya Damar saja yang kepekaannya perlu dipertanyakan.

*****

Damar bersandar di kursi kantornya, menghela nafas karena merasa lelah. Bukan karena pekerjaan ataupun kasus yang sulit tapi karena teror pertanyaan dari beberapa orang tentang kabar pernikahannya. Bahkan beberapa pengacara seusia ayahnya juga tidak ketinggalan membombardirnya. Telepon dari teman-temannya ikut memperparah keadaan. Mereka meminta diperkenalkan dengan istrinya.

Damar & DeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang