02. Perdebatan Alrassya dan Qeeza

1.5K 46 2
                                    

"Hai sayang." seorang cowo berperawakan tampan tiba-tiba datang menghampiri meja ketiganya.

"Azkal?!" kaget ketiganya.

Cowo berbadan tinggi dan rambut jambul, mendudukkan dirinya di samping Qeeza dan merangkul gadis itu dengan tangannya.

"Mohon maaf di sini khusus untuk makan bukan untuk bucin." Moane tersenyum sebal ke arah dua remaja berbeda jenis kelamin itu.

"Sssttt jomblo cukup diam." Azkal meletakkan jari telunjuknya tepat di depan mulut.

Azkalliandri Emyzan, biasa di kenal dengan sebutan Azkal. Cowo pemilik mata sipit, wajah tampan, rambut jambul, kulit yang putih dan tubuh menjulang tinggi. Azkal merupakan kekasih dari Qeeza Calista. Mereka telah memiliki hubungan sejak kelas dua SMA. Azkal dan Qeeza berbeda kelas, Azkal yang IPS sedangkan Qeeza anak IPA.

"Kamu udah pesen makanan?" tanya Azkal.

Qeeza menggelengkan kepalanya. "Belum." katanya.

"Mau makan apa?."

"Pengen bakso."

"Oke. San, pesenin bakso dua sama es teh."

Sandy membelalakkan matanya. "Monyet lu enak aja nyuruh gue." ketusnya.

"Yaudah gue doain Lo gak bisa dapetin kak Eza." devil Azkal.

"Eh jangan enak aja lo! Yaudah gue pesenin."

"Udah buruan pesenin sana."

Sandy berdecak kesal. "Iya. Bawel amat lo, cewe lo aja diam."

"Gak usah bawa-bawa cewe gue."

Sandy memutarkan bola matanya malas sembari bangun dari duduknya hendak memesan pesenan milik Azkal dan Zea.

Sandy dikabarkan menyukai kakak kandung dari Qeeza Calista. Pertemuan pertamanya saat Areyza menjemput Qeeza beberapa tahun lalu, membuat Sandy menemukan cinta pertamanya. Yapps, awalnya gadis berdarah Amerika itu sama sekali belum merasakan jatuh cinta. Areyza lebih akrab di panggil dengan sebutan "Eza" oleh Qeeza maupun sahabatnya.

"Oh ya Kal, Wilson mana. Tumben gak sama lo?" tanya Moane.

"Gak masuk dia."

"Kenapa?" tanya Qeeza.

"Sakit."

"Sakit apa, sakit hati?" ujar Moane.

"Siapa sakit hati?"

Suara Sandy terdengar tiba-tiba. Gadis itu datang dengan membawa nampan berisikan mangkuk bakso dan es teh, dia letak di atas meja.

"Nyambung aja, lu." pekik Azkal. Sandy tidak mengubris, gadis itu memutarkan bola matanya malas sembari kembali duduk di bangku samping Moane.

Azkal meraih mangkuk bakso dan es teh kemudian dia berikan pada Qeeza, dengan senang hati gadis cantik itu menerimanya.

"Kok cepet amat lo pesennya?" Moane terheran, pasalnya Sandy memesan makanan tidak lebih dari tujuh menit.

The math teacher is my husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang