CEKLEK
"Kyaaaaaaaaaaa!"
GUBRAK!
Alrrasya membanting pintu kamar, tak jadi kakinya melangkah masuk ke dalam kamar Qeeza. Napasnya tersengal tak beraturan, seakan-akan tengah di kejar hewan buas di tengah hutan seorang diri.
Sedangkan di dalam kamar, sama seperti Alrrasya. Gadis itu terlihat panik dan terkejut bukan main. Pasalnya Alrrasya masuk saat dirinya masih menggunakan handuk, baru saja keluar dari dalam toilet.
"BAPAK NGAPAIN KE SINI?!" tanya Qeeza berteriak.
Di balik pintu, Alrrasya berusaha mengatur napasnya lagi. " Maaf." ucapnya pelan namun mampu di dengar oleh Qeeza.
"Bapak jangan masuk! Sabar, di depan aja!" ujar Qeeza sembari mulai memakai baju. Sedangkan Alrrasya hanya diam dan menghela napas panjang.
Selama limat menit lebih Alrrasya menunggu Qeeza di depan pintu kamarnya, namun gadis itu sama sekali tak memunculkan diri di depannya. Karena merasa sudah sangat lama dan dirinya terasa jenuh, Alrrasya memutuskan untuk kembali mengarah ke pintu dan meraih knop pintu, namun...
CEKLEK
Pintu di buka secara tiba-tiba oleh sang pemiliknya dari dalam dan membuat Alrrasya batal untuk memegang knop itu. Saat tahu Qeeza keluar dari dalam kamarnya Alrrasya memanglingkan tubuhnya dan menjauhkan tangannya dari knop pintu. Bersikap cool seakan-akan tidak ada terjadi apa-apa.
"Bapak ngapain ke sini, sih?!" todong Qeeza.
Alrrasya belum menjawab. Dia mengamati Qeeza dari ujung rambut hingga ujung kaki. Celana jeans pendek di atas lutut tertutup dengan pakaian kaos putih jumbo berlengan pendek. Rambut gadis itu yang di gerai indah dan bulu mata yang lentik. Tubuh yang mulus dan putih membuat Alrassya tak berkedip.
"Cantik." gumamnya tanpa sadar. Untungnya tidak di dengar oleh gadis itu, kalau di dengar yang ada Qeeza akan semakin kepedean tingkat tinggi.
"Pak! Malah bengong!" ujar Qeeza melambaikan tangan di depan wajah Alrrasya.
Alrrasya mengedikkan tubuh dan bergeleng kepala, membuang semua isi pikiran negatifnya soal Qeeza.
"Bapak ngapain ke sini? Mana langsung masuk kamar saya lagi!"
"Gak sopan tau gak! Kalau mamah saya liat gimana?!" lanjutnya nada tinggi.
"Mamah kamu yang nyuruh saya untuk nemui kamu di kamar." jawab Alrrasya enteng dan berhasil membuat gadis di depannya terbelalak kaget, mulutnya membentuk huruf "O".
"APA?!" kagetnya.
"Lupakan."
"Dimana handphone kamu?" tanya Alrrasya.
"Apaan, datang-datang minta handphone saya. Mau belajar ngerampok, pak?"
Alrassya menghela napas. "Dimana handphone kamu?" tanya Alrrasya lagi dengan pertanyaan yang sama. Tangan kanannya sudah menodong di depan Qeeza.
"Di cas." balas Qeeza.
"Cas dimana?"
"Di kamar lah."
Alrrasya tak menjawab. Dia langsung berjalan masuk ke dalam kamar Qeeza, mencari letak handphone gadis itu yang katanya tengah di charger. Qeeza membelalakkan matanya dan panik di kala Alrrasya masuk ke dalam kamarnya tanpa seizin darinya. Buru-buru Qeeza mengejar Alrassya masuk ke dalam kamar.
"Bapak mau ngapain?!"
"Gak sopan banget main masuk-masuk aja!" grutunya di belakang Alrrasya. Cowo itu hanya diam dan mencabut handphone Qeeza dari tautan charger di atas meja belajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The math teacher is my husband
Teen FictionQeeza Calista, seorang gadis periang dan keras kepala yang harus merasakan pernikahan dini di usianya yang masih 17 tahun, menikah karena di jodohkan dengan seorang guru matematika di sekolahnya yang terkenal akan sifat cool-nya, Alrassya Cakra Raka...