Holaaa... 👋
Maaf ye baru Up wkwkwk...
Masih tetap stay di cerita ini kan kalian? AhahahSebelum baca pastikan tombol ☆ sudah berubah menjadi ★
Oke guys, have fun!!!🥳
•
•
•"Perjodohan itu beneran, mah?" Neni berangguk sekali.
"Al kira cuma peringat Al doang buat punya pasangan."
"Kalau gak beneran, gak mungkin jadi wasiat papah mu, Al." Neni memegang pundak sang anak.
Alrassya sudah pulang dari mengajarnya di sekolah. Sesuai perintah, pria itu langsung pulang kerumah atas perintah Neni. Sesampainya di rumah, ia langsung di ajak bicara empat mata oleh sang Mama. Menjelaskan tentang perjodohannya dengan anak teman lama sang Papa dan Mamanya.
"Al mau kan?" tanya wanita baya itu.
•••
"Qeeza... cepat sedikit nak, waktu terus berjalan." Indri berteriak dari lantai dasar tepat di bawah tangga.
Malam ini keluarga Qeeza akan pergi ke sebuah tempat, teman lama kedua orang tuanya mengajak mereka untuk makan malam di Resto Happy Fishop. Areyza tidak ikut, cowo itu lebih memilih untuk menyelesaikan tugas kuliahnya yang menumpuk.
"Za..."
"Sebentar." dengan jalan yang malas-malasan, gadis itu turun dengan sudah memakai pakaian terbaiknya. Sebuah dress merah bella di atas lutut dan sepatu high heels terpasang di kaki putihnya. Tampak sangat cantik dan anggun gadis itu malam ini.
"Cantik sekali anak mamah ini." puji Indri merapikan rambut Qeeza yang sedikit berantakan.
"Gak usah muji mah, aku gak suka." dingin Qeeza langsung berlalu pergi ke depan rumah, dimana mobil telah siap di depan dengan Tama yang sudah berada di dalamnya.
Satu keluarga minus Areyza telah bersiap, duduk manis di dalam mobil Pajero hitam. Tama mulai menghidupkan mesin dan menancapkan gas, melaju menuju restoran yang telah di tentukan.
Di kursi mobil belakang sebelah kanan samping jendela, Qeeza tampak muram dan matanya yang menatap tak suka. Pasalnya ia sangat malas untuk ikut ke acara pertemuan teman lama orang tuanya ini. Tama dan Indri sungguh sangat jarang sekali bahkan tidak pernah mengajaknya untuk bertemu malam di Resto dengan teman mereka.
Dug...
Pintu mobil di tutup pelan oleh Qeeza dan sekeluarga. Sekarang mereka telah sampai di resto dan turun dari dalam mobil. Berjalan beriringan masuk ke dalam resto, melihat ke sekeliling mencari keberadaan seseorang.
"Itu mereka." Tama menunjuk ke arah dua orang yang duduk di sudut resto. Bergegas ketiganya melangkah menghampiri dua orang yang duduk diam di sudut sana.
"Neni." panggil Indri.
Mendengar namanya di panggil, wanita baya yang mengenakan pakaian formal hitam putih itu mendongak dan bangun dari duduknya, bersenang hati menyambut kedatangan Indri sekeluarga.
"Hey, Indri. Akhirnya datang juga." Neni melakukan cipika cipiki dengan Mamah dari Areyza dan Qeeza itu. Sedangkan Tama hanya diam tersenyum di belakang, berbeda dengan Qeeza yang berkerut dahi.
"Tante Neni? Ternyata cuma ketemuan sama tante Neni? Gue kira temen yang mana." gumam Qeeza.
"Hai Tam." sapa Neni pada Tama.
KAMU SEDANG MEMBACA
The math teacher is my husband
Teen FictionQeeza Calista, seorang gadis periang dan keras kepala yang harus merasakan pernikahan dini di usianya yang masih 17 tahun, menikah karena di jodohkan dengan seorang guru matematika di sekolahnya yang terkenal akan sifat cool-nya, Alrassya Cakra Raka...