Inpo kalo ada typo wkwk
•••
Alrassya mengerjabkan matanya beberapa kali saat ia telah terbangun dari tidur lelapnya. Tangan kirinya yang menjadi tindihan kepala sang istri, perlahan ia tarik dan memastikan istrinya itu tak terbangun.
Yah. Malam tadi Alrassya tidak tidur di sofa, melainkan ia tidur di ranjang pasien bersama dengan Qeeza. Tentunya ini atas permintaan Qeeza yang sama sekali tak tega harus melihat dirinya tidur di sofa.
Tangan kirinya berhasil ia tarik dan istrinya tidak terbangun. Alrassya tidak langsung beranjak dari atas ranjang, melainkan itu menatapi dalam wajah cantik istrinya itu dengan perasaan senang.
Cup!
Morning kiss Alrassya berikan tepat di dahi Qeeza.
"Eughh..." Qeeza yang tiba-tiba melenguh membuat Alrassya kaget dan langsung menepuk-nepuk tubuhnya agar kembali tidur.
"Bobo lagi sayang..." titah Alrassya mengusap pipi Qeeza halus. Perempuan itu menurut. Ia kembali menutup matanya dan pergi tidur. Saat telah yakin sang istri benar-benar telah kembali lelap, Alrassya bangun dari ranjang dan berjalan masuk ke dalam toilet.
Sekitar 20 menit Alrassya melangkah keluar dari dalam toilet dengan pakaian yang sudah berganti. Kemarin, ia meminta pada Azkal untuk membawakannya baju ganti begitupun dengan baju Qeeza. Untungnya saat datang cowo itu tak lupa dengan barang pesanan Alrassya.
Alrassya mendekati ranjang pasien lagi dan hanya diam tanpa mengeluarkan suara, sebab istrinya itu benar-benar masih tertidur dengan lelap. Tak tega rasanya jika ia harus membangunkan Qeeza.
Tangan Alrassya dengan aktifnya meraih puncak kepala Qeeza dan di elusnya pelan bersama dengan senyuman yang tak pernah pudar di wajahnya.
Hufftt... cowo itu menghela napas pelan sebelum akhirnya memilih untuk duduk di sofa. Tetapi tiba-tiba sebuah tangan mencekal tangan kanannya hingga membuatnya kembali membalikkan tubuh ke arah sang istri.
"Kok bangun...?" tanya Alrassya saat tau bahwa istrinya yang mencekal tangannya.
"Ya bangun lah. Kamu mau aku tidur panjang?"
"Mati dong." lanjut perempuan itu hingga membuat Alrassya terkekeh.
"Nggak gitu sayang. Tadi aku liat kamu tidurnya pulas banget, makannya aku gak berani bangunin kamu."
"Laper." alibi Qeeza.
"Kamu laper?"
"Gak denger tadi aku bilang apa?!" serunya.
"Yaudah kok ngegas. Hamil ya?"
"Iya nih bunteng enam bulan!" Alrassya terkekeh dengan kepala yang bergeleng beberapa kali.
"Aku laper mau makan, bukan laper mau liat ketawa kamu!" lanjut Qeeza geram.
"Iya sayang ku... ihhhh gemes banget istri aku!" Alrassya mencubit geram pipi istrinya itu.
"Masih pagi udah bawel aja. Untung sayang." lanjutnya.
Qeeza tak merespon. "Kamu mau makan apa?" tanya Alrassya.
"Makan kamu!"
"Jangan! Ntar kamu gak punya suami lagi."
"Biarin."
"Kok gitu?"
"Gak peduli."
"Aku ngambek nih." cemberut Alrassya.
"Silahkan..."
"Ih... aku ngambek beneran ini loh..."
"Ya terus?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The math teacher is my husband
Teen FictionQeeza Calista, seorang gadis periang dan keras kepala yang harus merasakan pernikahan dini di usianya yang masih 17 tahun, menikah karena di jodohkan dengan seorang guru matematika di sekolahnya yang terkenal akan sifat cool-nya, Alrassya Cakra Raka...