"Udah makan siang?" tanya Alrassya di tengah perjalanan pulang dari sekolah.
Sekolah telah berakhir sejak 15 menit yang lalu. Qeeza dan Alrassya telah kembali dari sekolah, dan kini mereka masih berada dalam perjalanan pulang ke rumah. Akibat desakan Alrassya, akhirnya istrinya itu menurut untuk ikut pulang bersama dengannya meski sangat terlihat sekali kalau gadis itu merasa kesal.
"Belum."
"Mau makan apa?"
"Gak laper."
"Jangan tunggu lapar. Kita beli makanan."
"Dibilang gak laper!"
"Terakhir kamu makan, jam berapa?" tanya Alrassya lagi.
"Istirahat pertama."
"Makan yang saya beli tadi?" Qeeza mengangguk sekali dengan wajah yang sama sekali enggan melihat ke arah sang suami.
Alrassya yang sibuk dengan setiran mobil pun langsung menghela napas gusar. "Istirahat pertama jam sepuluh, dan sekarang sudah jam dua."
"Kalau kamu sakit gimana?"
"Biarin."
"Qeeza...!"
"Apasih. Gak usah sok peduli deh bapak." kesalnya menatap sinis Alrassya.
"Saya suami kamu. Wajar kalau saya peduli."
"Bilang aja bapak suka sama saya."
"Ya. Saya menyukai kamu."
Deg!
Apa tadi katanya? Qeeza tidak salah mendengar bukan? Jantung gadis itu seketika berhenti berdetak selama beberapa detik dengan napas yang tak beraturan. Ia masih benar-benar syok dengan apa yang telinganya dengar. Alrassya menyukainya? Apakah itu benar? Atau hanya akal-akalan pria itu untuk membohonginya?
"HAH?!"
"Kamu tidak percaya, Qeeza?" tanya pria itu sedikit melirik ke arah sang istri kemudian kembali melihat ke arah jalanan.
"Nggak!"
Citttt....
Alrassya membanting stir ke arah kiri. Memberhentikan mobilnya secara mendadak hingga hampir membuat Qeeza kebentur. Alrassya menghela napas sedangkan Qeeza memegang kepalanya yang sedikit pusing akibat rasa kaget yang tiba-tiba muncul dalam dirinya, juga di sebabkan oleh Alrassya yang berhenti mendadak di pinggir jalan.
"Pak! Hati-hati dong! Kalau tadi nabrak gimana?!" ketus Qeeza emosi.
"Maaf."
"Maaf-maaf. Untung saya gak kebentur!"
"Kalau tadi kebentur gimana? Terus kepala saya berdarah, saya masuk rumah sakit, saya di rawat, saya harus tidur di rumah sakit, terus saya gak masuk sekolah! Kalau itu terjadi gimana? Bapak kalau mau mati jang-
Cup!
Kecupan 3 detik mendarat di bibir gadis itu yang di lakukan oleh Alrassya hingga membuat dirinya berhenti berbicara. Kedua mata Qeeza membulat seperti bakso di kala bibirnya menempel dengan bibir Alrassya tanpa aba-aba. Suasana seketika mendadak diam, hening.
Alrassya menatap santai dan dingin ke arah Qeeza, sedangkan gadis itu masih diam di tempat dengan tubuh yang kaku. Sepertinya ia masih syok dengan apa yang suaminya lakukan.
"BAPAKKKKKK....!" sadar Qeeza berteriak. Alrassya tetap diam dengan santainya dan bersikap cool.
"Kelewatan banget sih, main nyosor-nyosor aja! Jadi gak suci lagi bibir saya, Pak!" lanjut Qeeza.
KAMU SEDANG MEMBACA
The math teacher is my husband
Teen FictionQeeza Calista, seorang gadis periang dan keras kepala yang harus merasakan pernikahan dini di usianya yang masih 17 tahun, menikah karena di jodohkan dengan seorang guru matematika di sekolahnya yang terkenal akan sifat cool-nya, Alrassya Cakra Raka...