Suasana malam yang santai dan senyap, seketika berubah menjadi ramai di kala seorang cowo datang berlari mengacir memasuki ruang tamu di kediaman Qeeza dan Alrassya.
"ALRASSYA I'M COMINGGGGGG.....!'
Bruk!
"Lantai sialan!"
Sepasang suami istri yang duduk manis di atas sofa ruang tamu pun dalam sekejap langsung tertawa terbahak-bahak saat mereka melihat seorang cowo berpakaian kemeja abu-abu polos itu terjatuh di atas lantai, kakinya tersandung tanjakan lantai yang sebenarnya tidak terlalu nampak di mata.
"Siapa sih yang naruh lantai di sini?!"
"Pertanyaan Lo." ujar Qeeza bergeleng kepala.
"Nyalahin lantainya, Lo?" sahut Alrassya bertanya.
Cowo itu bangun secara perlahan dari jatuhnya. "Nggak. Tukangnya yang salah." jawabnya sebelum akhirnya ikut duduk di sofa tunggal.
Cowo berperawakan tampan bak bos muda itu menyandarkan punggungnya di sandaran sofa seraya mengatur napasnya yang tersengal. Sedangkan Qeeza dan Alrassya hanya diam dan terkekeh pelan melihat tingkah laki-laki muda tersebut.
Empat hari setelah siuman, Alrassya telah pulang dari rumah sakit dan kini adalah hari kedua ia kembali ke rumah. Hal ini tentunya yang Qeeza tunggu-tunggu, kembali ke rumah bersama dengan Alrassya. Semenjak Alrassya keluar dari rumah sakit, Qeeza sebagai istri pun seketika berubah drastis menjadi lebih posesif dan ketat untuk menjaga Alrassya. Qeeza hanya takut jika suaminya itu akan merasakan lagi kejadian yang sama maupun hal-hal yang membahayakan lainnya.
Tak hanya itu, perempuan yang kini hamil satu bulan itu juga takut kalau Falin ingin kembali merebut Alrassya darinya. Mengingat bahwa beberapa hari terakhir ini wanita anak satu itu terus saja mengganggu rumah tangganya.
"Al, Lo beneran lolos dari koma?" tanya Azkal tiba-tiba.
"Lo mau gue mati?!" pekik suami Qeeza.
"Gak gitu maksudnya. Sensi amat lo."
"Malas menanggapi orang si paling sibuk." tutur Alrassya sinis.
Alrassya sengaja mengatakan itu sebab ingin menyindir sepupunya itu. Semenjak dari ia sadar dari koma, Azkal baru ini menampakkan batang hidungnya di depan Alrassya. Jika di telpon, alasannya selalu dengan tugas kantor.
Yapss...! Azkal sudah mulai menjalankan tugasnya menjadi seorang CEO penerus perusahaan Arinal CSM sejak tiga hari Alrassya opname di rumah sakit.
"Heh, gue sibuk buat kantor. Bukan sibuk me time." ujar Azkal.
"Yang benerrrr?!" sahut Qeeza meledek.
"Gak asik. Balik aja deh gue." cowo itu bangun dari duduknya dan melangkah pergi, namun...
"Cih baperan, anak muda." ledek Alrassya terkekeh dan berhasil membuat Azkal mengeluarkan tatapan sinisnya sebelum akhirnya kembali mendudukkan diri di sofa.
"Gak jadi pulang bang?" tanya Qeeza.
"Malas menanggapi." jawab Azkal.
"Dih, gue sodok juga mulut lo pake gagang sapu!"
"Silahkan kalau bisa."
"Berantem sama mantan nih ceritanya?" nimbrung Alrassya yang membuat Qeeza dan Azkal terdiam.
Qeeza yang tahu bahwa suaminya mulai cemburu, lantas ia pun langsung buru-buru menyandar pada Alrassya dan di elusnya pelan pipi kanan cowo itu. " Kamu cemburu? Maaf ya. Aku gak suka lagi kok sama congor bebek ini, aku sukanya sama kamu." rayu Qeeza yang membuat Alrassya tak mampu menahan kekehannya. Sedangkan Azkal yang melihat itu memutarkan bola matanya malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The math teacher is my husband
Ficção AdolescenteQeeza Calista, seorang gadis periang dan keras kepala yang harus merasakan pernikahan dini di usianya yang masih 17 tahun, menikah karena di jodohkan dengan seorang guru matematika di sekolahnya yang terkenal akan sifat cool-nya, Alrassya Cakra Raka...