Kalo ada yang typo mohon di beri tahu🙃🙏
VOTE!
COMENT!
FOLLOW!
(Bagi yang belum follow)
NO UNFOLL!•••
"Iya-iya oke. Apa syaratnya?"
"Syaratnya..."
"Dokter gaboleh manggil aku ibu." lanjutnya memanyunkan bibir.
Penuturan Qeeza berhasil mengundang senyuman dan kekehan kecil Alrassya, Dokter dan seorang Suster. Apakah ini benar Qeeza? Oh tidak-tidak, kemana Qeeza yang kemarin. Yang selalu beradu mulut dan keras kepala. Kenapa sekarang gadis itu layaknya seperti anak ayam kehilangan induknya? Memanyunkan bibir sungguh membuat Alrassya gemas.
"Eh salah ya. Lalu saya harus manggil apa?" tanya Dokter menyaut.
"Panggil Qeeza aja. Saya masih muda dok, bulan depan baru delapan belas tahun."
"Delapan belas?!" kaget Dokter itu. Sedangkan sang suster yang berada telat di samping kirinya hanya diam dan membelalakkan matanya.
Bagaimana mungkin bisa baru menuju delapan belas tahun sudah menjadi istri dan memiliki suami? pikir Dokter tersebut.
"Kenapa dok, kaget ya. Masih baru mau delapan belas tahun dah punya suami?" tukas Qeeza yang tahu maksud kagetnya Dokter itu.
"Yaelah dok, namanya juga di jodohin. Mau gak mau harus mau." lanjutnya.
"Untung yang jadi suami saya ganteng plus tajir." finalnya sembari terkekeh melihat ke arah Alrassya.
Dokter itu hanya bisa diam terbungkam, sama sekali tak da niat untuk merespon. Sudah cukup kaget dan di buat syok ia oleh istri kecil dari Alrassya itu.
"Kalau begitu saya izin mulai ya." ucap sang Dokter yang tak ingin membuang waktu.
Qeeza membalas dengan anggukan pelan dan membiarkan tangan kirinya diam di depan Dokter tersebuat yang hendak memasangkan infus. Sedangkan tangan satunya memegang erat Alrassya dan mata yang tak bisa berbohong, ia benar-benar sangat takut. Alrassya yang sadar dengan perubahan wajah istrinya pun, lantas ia langsung sedikit menurunkan dirinya dan membawa kepala Qeeza untuk bersembunyi di balik tubuhnya agar mata perempuan itu tak ada celah untuk melihat jarum infus yang masuk ke dalam punggung tangan kirinya.
"Aaaah..." pekik Qeeza kaget seiring masuknya jarum infus itu di tangannya. Alrassya semakin mempererat pelukan kepala Qeeza, sedangkan mata miliknya terus melihat ke arah pemrosesan pemasangan infus.
"Tahan sebentar ya, sakitnya tidak akan lama." ucap suster.
"Alrassya hiks... udah, gak mau, gak jadi. Sakit..." Qeeza bersuara di balik baju Alrassya. Tetapi tangan kekar cowo itu tetap menahan kepalanya agar tidak bergerak. "Ssttt... sebentar lagi selesai sayang."
Menit demi menit telah berlalu dan sekarang pemasangan infus Qeeza telah selesai. Perempuan itu menghela napasnya panjang dengan air mata yang masih berlinang. Alrassya sibuk menyeka air mata sang istri yang terus meluncur deras, sedangkan suster telah kembali ke tugasnya lagi dan hanya meninggalkan sang Dokter yang tersenyum ke arah Qeeza.
"Gak pingsan kan?" jail Dokter itu seraya terkekeh.
"Bintang satu. Dokter gak asik." hanya balasan kekehan kecil yang di utarakan oleh Dokter cantik yang tampak tertera nama Risa di pin namanya.
"Saya tinggal dulu ya, Pak. Kami akan menyiapkan kamar rawat inap untuk Qeeza." Alrassya mengangguk paham dan membiarkan Dokter itu pergi.
Cup!
KAMU SEDANG MEMBACA
The math teacher is my husband
Teen FictionQeeza Calista, seorang gadis periang dan keras kepala yang harus merasakan pernikahan dini di usianya yang masih 17 tahun, menikah karena di jodohkan dengan seorang guru matematika di sekolahnya yang terkenal akan sifat cool-nya, Alrassya Cakra Raka...