I

681 46 11
                                    

Suara gemercik air membangunkan Jeno Lee dari tidur malam yang belum genap 2 jam itu

"Hey You okay?" tanya Jeno dengan nada malas

"iya hanya sedikit-,Hueeek....hoeeek..."

Mata Jeno terbuka sempurna dan segera saja ia mendekat pada istrinya yang tengah berdiri di dekat wastafel itu.

"Kau bekerja terlalu banyak Mark bibi berkata kau pulang malam beberapa hari belakangan ini dan kurang enak badan? kenapa tak menelepon?"

"Iya ada produk baru yang baru saja ku launching dan ada beberapa yang harus ku urus"

"Produk baru itu sudah habis terjual right?apa yang sekertaris mu kerjakan jika kau masih harus mengurus sesuatu?"

"awas ayo hati-hati kau yakin bisa jalan ? atau kau mau aku gendong?"

"Tidak Jeno itu berlebihan tidak ada sesuatu yang serius"

"Baiklah ayo pelan-pelan"

Selesai membantu Mark ke tempat tidur pemuda itu kembali ke alam tidurnya.

Lee Jeno menikahi Mark Lee setahun yang lalu karena sebuah rencana perjodohan hubungan mereka terkesan normal mereka tinggal bersama dan melakukan apa yang dilakukan suami istri pada umumnya namun itu hanya berlaku ketika Huang Renjun kekasih masa SMA Jeno sedang sibuk dengan kegiatannya.

iya Jeno memang menikahi Mark tapi dia tetap masih sangat mencintai Renjun dan keduanya tetap berhubungan.Mark tau hal itu dia hanya tidak bisa berbuat apapun!ia tidak ingin suami tercintanya itu merasa terkekang ia tau dialah orang baru disini ,Mark lebih ingin memfokuskan diri pada bisnisnya.

Mark adalah seorang yang pekerja keras pada usianya yang ke 21 tahun ia sudah memiliki brand fashion ternama yang sekarang sudah terkenal di Asia

Meskipun tidak sama sekali mencintai Mark tapi Jeno sangat segan pada istrinya itu dan malam ini ia pulang karena mendengar sang istri sudah sakit sejak beberapa hari ,dan benar baru saja untuk pertama kali Jeno melihat Mark dalam kondisi pucat dan lemas.

Jatuh sakit pada tengah malam tidak membuat Mark bermalas-malasan,pagi itu sarapan serta kopi Jeno sudah menunggu.

"Kenapa bangun sepagi ini ?apa kau masih akan pergi bekerja?" Jeno turun dengan mata yang masih berat.

"Tentu saja Jeno masih banyak pekerjaan apa kau libur hari ini?"

"Tidak hanya saja aku kira kau yang libur ingat semalam kau muntah dan menggigil"

"Sudah ku bilang itu bukan masalah besar" lirih Mark yang tiba-tiba saja merasa seperti gempa disekitarnya.

"Ssshh..." Jeno segera menoleh saat ia dengar rintihan pelan istrinya yang kini berusaha untuk berpegangan pada meja makan di depannya.

"Mark !Oh astaga ya Tuhan sudah ku bilang kau istirahat saja !" bagaimana Jeno tidak panik dia melihat istrinya itu mimisan dan memejamkan mata dengan erat seperti menahan pening yang amat sangat.

"Aku akan siapkan mobil kau tunggu disini kita ke rumah sakit!" Ujar Jeno cepat setelah ia bantu membersihkan darah yang menetes dari hidung sang istri.

"Tidak Jeno antar aku ke kamar saja,aku sudah ke dokter dan mendapatkan obat kemarin"

"benarkah? baiklah" Jeno segera menggendong Mark ke kamar mereka dan memberikan obat yang dimaksud Mark.

"Terimakasih, sekarang makan sarapan mu dan pergi kerja" lirih Mark yang berusaha untuk tetap membuka mata ditengah rasa pening yang amat menyiksanya.

"Aku tidak akan bekerja hari ini ,aku menjagamu"

"aku tidak apa-apa Jeno"

"cukup Mark kau bisa menjadi istri yang baik tapi kenapa kau tidak memberikan aku kesempatan untuk menjadi suami yang baik? setidaknya aku ingin mencobanya meskipun sudah gagal"

"Kau tidak gagal Jeno ,kau sudah menjadi suami yang baik.sekarang makan sarapan mu" benar Mark tidak pernah mengizinkan Jeno bersikap manis padanya Mark takut dia akan lupa pada batasnya.

"Setelah kau beristirahat, tidurlah" Jeno tampak tidak percaya Mark yang dihadapannya terlihat begitu lemah.

"Maafkan aku Mark" Kata itu melesat begitu saja dari bibir Jeno.

Jeno kembali setelah sarapan dan melihat Mark sudah membuka matanya.

"Kenapa kau sudah bangun?perlu sesuatu?"

" aku hanya ingin ke kamar kecil" ujar Mark mulai bersiap untuk turun dari tempat tidur

"tunggu aku bantu!aku tidak ingin kau jatuh "

"Tidak jeno jalan saja ,aku tidak biasa seperti itu"

"aku mengerti ayo pelan-pelan" lagi-lagi Mark menolak untuk digendong,dan Jeno bersiap untuk memapah istrinya namun tepat saat dia mulai melangkah seketika itu kembali sekitarnya seperti diguncang dan ia mulai sesak nafas

seketika istri Jeno itu limbung,ia masih sadar tapi tak bisa apa-apa selain menarik nafas berat ia tidak merasakan sakit sama sekali, bayangan Jeno mulai samar hal terakhir yang ia dengar dengan samar adalah kepanikan sang suami memanggil manggil namanya

Tidak mau mengambil resiko Jeno menelepon ambulan dan segera membawa istrinya ke rumah sakit.

Mark mungkin tidak merasakan apa-apa tapi Jeno melihat semuanya bagaimana para medis langsung menanganinya dalam sekejap wanita tangguh itu dipenuhi alat bantu medis dan itu membuat Jeno takut jujur saja

"Dokter bisakah kau jelaskan ada apa dengan istriku? semuanya terjadi begitu cepat dan aku tidak mengerti apapun" ujar Jeno frustasi.

"silahkan masuk ke ruangan saya tuan Lee ada banyak hal yang perlu kita bicarakan"

Jeno tak membuang waktu ia benar-benar tidak tau apa yang harus ia lakukan selain mengikuti saran dokter itu.

"Tuan Lee ,aku tidak tau harus mulai dari mana ada beberapa kabar yang kurang baik tapi aku yakin ini juga adalah kabar yang baik"

"katakan semuanya saja dokter aku tidak sabar lagi !" emosi Jeno.

"Tuan Lee ,semua ini ada hubungannya dengan kandungan istri anda.perubahan hormon dan anemia yang biasa terjadi pada ibu hamil.tapi kami menemukan perbedaan pada istri anda sepertinya imunitas nyonya Lee turut menurun dan semua perubahan ini membuatnya stress"

"apa ?apa dokter?tapi istriku tidak pernah -"

"iya nyonya Lee juga tidak tau tentang janin itu dan yang paling buruk adalah istri anda memiliki rahim yang lemah, beberapa kondisi medisnya menjelaskan hal tersebut itulah kenapa semua ini terjadi"

"Lalu,lalu bagaimana kondisinya sekarang?apa dia sudah baik-baik saja?"

"beliau sudah sadar namun atas permohonan beliau kami mengijinkan beliau untuk pulang ke rumah"

"apa ?kau gila ?kau tidak lihat seperti apa dia tadi ?kenapa kau-"

"Tuan yang paling penting adalah menjaga agar nyonya Lee tidak stress,itu bisa berakibat fatal pada kandungannya"

"aku ingin melihat istriku" lirih Jeno yang masih berusaha mencerna itu semua.

"Silahkan beliau ada di ruang observasi dan akan diizinkan pulang setelah tekanan darahnya stabil dan infusnya habis"

***

Hai guys I'm back with another story ini bakal jadi short story pengobat kangen aja (rencananya) but depends on your feedback so don't forget to Voment yaaa^^

ill be upload part 2 setelah 10 komentar ❣️

Temptation of Wife [END]Where stories live. Discover now