"Tuan Lee dokter memanggil anda ke dalam" ujar perawat itu membuat jantung Jeno berdegup dia takut mimpinya adalah pertanda buruk.
"Jeno keajaiban terjadi, istrimu sudah sadar dan dia berhasil melewati masa kritisnya"
"Benarkah?lalu boleh aku bertemu dengannya?"
"Boleh dia mencari mu sejak tadi , bicaralah tapi tidak terlalu lama kalian bisa bicara setelah kami memindahkan dia ke kamar perawatan"
Jeno segera menggenakan baju steril itu masuk ke dalam ruangan ICU dan mendekat ke ranjang sang istri
"Hey kau hebat sekali, terimakasih karena sudah bertahan" ucap Jeno mencium dahi Mark lembut
Lagi dan lagi untuk kesekian kalinya air mata itu kembali deras membasahi wajah seorang yang dulunya wanita tangguh itu.
"Sssst dengarkan aku sayang kita pasti bisa kita akan melalui ini semua hanya perlu sedikit waktu tapi aku yakin selama kita masih bersama pasti semuanya bisa dihadapi.jangan tinggalkan aku Mark" ujar Jeno turut menitihkan air matanya.
***
Sementara itu lagi-lagi kegaduhan terjadi pada apartemen Renjun yang sudah beberapa bulan ini mencoba mendekati Jeno tapi tak ada sedikit saja tanggapan Jeno padanya bahkan sekarang semuanya menjadi semakin sulit kakak Renjun yang dulunya merupakan perawat senior dan merupakan kepercayaan dokter dokter di rumah sakit ibu dan anak tempat Mark dirawat pun tidak bisa mencampur obat-obatan Mark lagi karena Mark tidak lagi di rawat di rumah sakit bersalin itu.
"Aku bisa lebih dulu mati jika begini caranya kak aku tidak tahan lagi "
"Kau sabar sedikit lagi aku akan cari cara agar aku bisa menaruh seseorang masuk ke rumah mereka"
"Sabar sabar berapa lama lagi aku harus sabar! Aku tidak mau tau kau harus membunuh orang itu ! Tidak ada cara lain ! Anak mereka sudah meninggal wanita itu juga sudah menjadi tidak waras!tapi Jeno masih saja tak bergeming!"
Dengan emosi yang Meluap-luap Renjun turun sendiri mengatur siasat dimana ia sengaja mengirim pesan singkat berupa voice note tangisan bayi dan ia segera menyusun rencana bagaimana menculik Mark dan membawanya keluar dari rumah sakit itu untuk dijauhkan dari Jeno.
Namun pada saat ia sudah hampir membawa Mark keluar ia terhalang oleh keamanan rumah sakit yang ketat , akhirnya ia putuskan untuk membaringkan begitu saja tubuh Mark yang sudah tidak sadarkan diri dan mengatur seolah Mark kembali bersikap aneh dan pingsan karena kelelahan bukan karena obat bius yang ia telah berikan.
***
Jeno dan seantero rumah sakit panik mencari keberadaan Mark yang benar-benar seperti tidak berjejak hingga sekitar satu jam setelah situasi menegangkan itu seorang security mendatangi Jeno yang masih sibuk berkoordinasi dengan beberapa pihak
"Tuan Lee ada pasien yang ditemukan pingsan di halaman belakang sekarang berada di IGD anda bisa melihat kesana dan memastikan apakah itu adalah istri anda"
Tidak menunggu lagi Jeno segera berlari kesana dan benar saja lagi-lagi Jeno harus mendapati sang istri tergolek lemas dengan wajah pucat pasi.
"Kami menyarankan Mark berkonsultasi dengan psikiater Jeno hal seperti ini bisa membahayakan nyawanya hari ini mungkin kita bisa menemukan atau dia tidak pergi ke tempat berbahaya tapi bisa saja ini terus berlanjut"
"Aku akan membicarakan dengannya kau tau ini adalah hal sensitif"
Akhirnya setelah hari-hari panjang dan berbagai perawatan Mark kembali ke rumah.
"Selamat datang sayang ,kau ingin makan dulu atau istirahat di kamar"
"Aku ingin ke kamar anak-anak"
"Sayang-"
"Aku harus menghadapinya Jeno aku tidak mau terus dikuasai oleh pemikiran ku"
"Kau yakin tidak apa-apa?"
"Akan ku coba, tolong temani aku"
"Tentu saja"
Jeno menggenggam tangan Mark yang gemetar begitu mereka masuk ke dalam kamar bayi itu.
"Mereka datang Jeno ,mereka datang dan minta aku melanjutkan hidup tapi bagaimana caranya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup tanpa mereka"
"Hei kau masih punya aku ,masih ada aku dan saat kau siap nanti kita akan mengadopsi bayi bagaimana?"
"Aku takut Jeno" lirih Mark sambil terisak.
"Sayang apa yang kau takutkan?ada aku dan ingat sekarang kau punya dua malaikat kecil yang selalu menjaga mu bukankah kau bilang mereka meminta mu melanjutkan hidup?ayo penuhi keinginan mereka pelan-pelan aku tau kau pasti bisa"
Semenjak hari itu perlahan lahan Mark kembali ke kehidupan lamanya meskipun ia tidak lagi bekerja karena kondisi tubuhnya yang menurun pasca kehilangan buah hatinya ia kini hanya diam dirumah dan berjalan jalan apabila dia ingin.
"Jeno berhenti sebentar" kata Mark saat melihat seorang gadis kecil yang menjual roti di pinggir jalan ketika dia sedang dalam perjalanan pulang dari rumah sakit setelah melakukan pemeriksaan rutin.
"Kau ingin roti itu aku belikan ya?"
"Beli semuanya Jeno hari sudah akan hujan"
Awalnya hanya Jeno yang turun tapi kemudian Mark tidak bisa menahan dirinya untuk mengajak gadis manis itu ikut bersama mereka
"Dimana rumah mu nak ,biar kami mengantar kau pulang"
"Tidak perlu nyonya aku tinggal tidak jauh dari sini terimakasih sudah membeli semua jualan ku jadi aku bisa pulang sebelum hari hujan.
"Hati-hati di jalan anak manis" ucap Jeno sambil membantu gadis itu membereskan peralatannya
Sepanjang jalan pulang Mark tidak bisa berhenti memikirkan gadis kecil itu dan hal itu bisa jelas ditangkap oleh Jeno.
"Besok kita akan menemuinya lagi dan membeli semua rotinya agar dia tidak perlu bekerja keras"
"Kasihan dia Jeno ,dia masih kecil" jawab Mark tak melihat ke arah sang suami.
Keesokan harinya Jeno menepati janji dimana dia mengajak Mark membeli roti dari gadis itu dan mereka mengajak gadis bernama Jiyeon itu makan siang.
"Jadi kau tinggal di panti asuhan sayang?"
"Benar tuan ,kami yang sudah cukup besar harus membantu ibu panti berjualan makanan sehingga panti asuhan kami bisa tetap berjalan"
Mark menatap Jiyeon dengan haru ia tidak bisa berpikir bagaimana anak usia enam tahun itu dinilai cukup besar untuk berjualan di trotoar
"Makan yang banyak nak ,nanti kita bawakan adik-adik mu di panti juga ya" ucap Mark yang menghapus air matanya dengan cepat.
Kedekatan Jiyeon dengan Mark dan Jeno terus berlanjut.hingga beberapa waktu sampai pada saat panti asuhan Jiyeon tiba-tiba saja ditutup dan anak itu tidak lagi berjualan disana hal ini membuat Mark kembali merasa kehilangan istri Jeno itu kembali lagi murung dan tidak banyak bicara membuat Jeno berpikir untuk melakukan sesuatu sebelum semuanya menjadi semakin buruk...
-TBC-
Don't forget for Voment guys 🤍

YOU ARE READING
Temptation of Wife [END]
HumorKetika Jeno menyadari siapa wanita yang ia cinta disaat itu pula semesta menunjukkan kuasanya.akankah Jeno mendapat kesempatan untuk menebus rasa bersalahnya?