Tiga bulan berlalu kandungan Mark sudah Empat bulan sekarang dan dia sudah mulai kembali lagi bekerja.namun seperti orang hamil kebanyakan ia juga sesekali merasakan pusing ditambah dengan perutnya yang mulai membesar dan itu sangat membuat Mark gampang lelah , tetapi bekerja lebih baik dibandingkan ia harus diam di rumah menunggu Jeno yang terus sibuk dengan selingkuhannya.
"Anda baik-baik saja nyonya?" tanya sekertaris pribadi Mark saat melihat atasannya itu berapa kali mengelus perutnya.
"Iya aku tidak apa-apa,tapi nona Yoon tolong kau batalkan agenda setelah ini"
"Saya bisa menghentikan rapat ini jika nyonya mau"
"Tidak ,tidak perlu sebentar lagi ini akan selesai tidak enak dengan yang lain"
"Shhhh" akhirnya rintihan itu lolos saat ia merasa perutnya seperti dicengkeram dengan kuat.
"Nyonya-" sekertaris itu batal bertanya saat Mark memberikan isyarat untuk diam.Tidak lama dari sana rapat selesai namun tampaknya hal baik tak sepenuhnya berpihak pada Mark saat dia hendak berdiri tiba-tiba saja pandangan istri Jeno itu gelap, ia jatuh pingsan.
***
Mark terbangun saat dirinya sudah di ruangan serba putih dengan bau obat yang menyengat anehnya ruangan ini begitu sepi sampai saatnya Mark melihat ada sang ibu mertua berjalan ke arahnya
"Nak ,kau sudah bangun sayang ?kenapa kau tidur lama sekali kami khawatir" Isak wanita paruh baya itu sukses membuat Mark keheranan
Tiga hari setelah ia sadarkan diri di ruang serba steril itu barulah Mark dipindahkan ke ruang biasa ,dan baru hari itu ia tau jika dirinya sempat di rawat di ICU.
"Mama ,apa dokter mengatakan sesuatu tentang bayiku?" tanya Mark pada sang mertua.
"Dia sudah baik-baik saja sayang , kalian berdua semakin membaik sekarang.tapi mama minta kau tidak bekerja dulu ya nak, maafkan mama mama lalai menjagamu"
"Syukurlah,yang penting anakku tidak apa-apa"
"Sayang , sebenarnya tidak masalah jika kau tidak ingin memilikinya sayang ,mama tau ini berat sekali bukan?"
"Tidak ma ,ini tugasku.lagipula tidak ada cerita seorang ibu tidak menginginkan anaknya"
"Nak ,mama minta maaf mama tau semuanya mama tau bagaimana Jeno memperlakukan mu selama ini kenapa kau diam saja ?apa kau tidak merasa sakit ?"
Mark tersenyum tipis sebelum menjawab mertua yang sudah seperti ibunya sendiri itu.
"Jeno memperlakukan aku dengan baik mama dia adalah suami yang baik,berkat dia aku bisa mewujudkan mimpi ku menjadi seorang ibu"
"Nak mama tau Jeno dan perempuan itu-"
"Dia tidak sebanding dengan ku ma ,Jeno bisa mendapatkan anak darinya jika dia mau tapi itu tidak terjadi ,Jeno menginginkan anak ini anak yang lahir dari rahim ku dan didasari hubungan yang sah itu saja cukup untuk ku"
Ditengah perbincangan itu pintu terbuka dan bisa Mark lihat Jeno masuk dengan terburu-buru.
"Mark ! maafkan aku ,aku terlambat jalanan nya macet sekali.aku senang sekali saat rumah sakit menelepon mengatakan kau sudah dipindahkan dan aku bisa melihat mu aku-"
"Duduk dulu Jeno , bicara pelan-pelan" ujar Mark tak tega mendengar suara Jeno yang berpacu dengan helaan nafas memburu.
Sadar anak dan menantunya itu butuh privasi ibu Jeno memilih untuk keluar.
"Mark aku minta maaf ,aku tau selama ini tidak pernah memperlakukan mu dengan baik selalu saja aku bersikap semauku sendiri bahkan saat kau tengah ada di masa seperti ini dan harusnya mendapatkan banyak perhatian tapi aku tidak ada dan lebih memilih senang ku sendiri
"Tidak apa-apa Jeno , bukankah kita mengerti semuanya di awal dan aku tau apa yang akan ku hadapi.aku sudah terbiasa dengan itu"
"Tapi apa yang ku perbuat kali ini sudah tidak bisa lagi dibilang wajar aku keterlaluan bahkan saat asisten mu-"
"Ssst...Jeno ,sudah aku bahkan tidak ingat apa yang aku alami saat itu"
"Kau tidak ingat? sama sekali kau tidak ingat?"
"Tidak ,apa yang terjadi padaku Jeno ,aku hanya ingat aku meeting itu saja lalu tiba-tiba aku ada di rumah sakit dan ternyata itu ruang ICU"
Jeno terdiam ia bahkan masih ingat bagaimana histerisnya sekertaris Mark bercerita. dan orang itu , seseorang yang membuat Jeno merasakan marah dan kecewa pada diri sendiri?
Flashback
"Nyonya!/Mark !" Teriakan histeris itu bergema saat istri Jeno itu tiba-tiba limbung dan tidak sadarkan diri.beruntung salah seorang yang juga ikut meeting disana yang adalah rekan bisnis Mark bergerak cepat sehingga istri Jeno itu tidak jatuh dan segera dibawa ke ruang kesehatan.
"Emhhh...." semua orang yang ada disana mulai lega saat mendengar rintihan lirih itu namun tak seperti yang mereka duga ,Mark tidak membuka mata melainkan mulai sedikit gelisah.
"Mark ?Mark bangun!" Ujar pria itu lagi sambil ia sesekali menepuk pipi Mark,dan akhirnya Mark berhasil membuka matanya.tapi lagi-lagi bukan untuk merespon karena ia langsung berusaha untuk menekan perutnya dan terus merintih kesakitan.
"Eunggh...." rintihnya lagi membuat semuanya disana panik.
"Cepat kalian panggil ambulan dan telepon Jeno kita harus membawanya ke rumah sakit"
"Baik Tuan" Sekertaris Mark segera mengiyakan perintah pria itu.
"Mark tunggu sebentar,jangan di tekan ini bisa bahaya untuk bayi mu" Na Jaemin rekan bisnis sekaligus teman baik Mark dan Jeno itu tampak berusaha menenangkan Mark yang masih saja merintih sakit.
"Sakitttt..." lirih Mark dalam tangisnya.
"Iya aku tau sakit, sabar sebentar ya"
Setelah itu ambulan datang dan membawa Mark ke rumah sakit , namun tidak dengan Jeno pria itu tidak juga bisa di telepon.
"akhhhhhh"
teriakan Mark menggema di mobil ambulans itu saat ia merasa sakitnya tak dapat lagi ia tahan.
"Cepat sedikit kondisi pasien kritis" ujar perawat itu.saat tiba-tiba Mark kesulitan bernapas dan masih berusaha mencengkram perutnya.
dalam sekejap kondisi istri Jeno itu turun drastis hingga mereka sampai di rumah sakit dan Mark di bawa ke UGD.saat itulah Jeno datang dengan tergesa-gesa disaat ibunya mulai marah dan bahkan tidak menggubrisnya dan tentu saja masih ada Jaemin disana
"Mama ,apa yang terjadi?"
"Tidak ada ! tidak ada yang terjadi Jeno ! pergi sana dengan jalang itu !ayo cepat pergi!aku tak butuh kau disini !"
"Mama kenapa bicara seperti itu ,aku juga takut terjadi sesuatu pada anakku!"
"Kau takut terjadi sesuatu pada anakmu? takut terjadi sesuatu pada anakmu tapi kau tidak mau memperdulikan ibunya? anakmu belum lahir nak dan dia tidak akan bisa lahir jika tidak ada sosok ibu ,tidak ada seseorang yang terus kau abaikan selama ini !kau mengerti itu ?"
"Maafkan aku ma"
"Untuk apa minta maaf pada mama , minta maaf pada istri mu nanti !dan mama minta paling tidak sampai anak kalian lahir jangan kau temui jalang itu !tidak bisakah kau sedikit saja menghargai Mark ?apa salahnya terhadap mu Jeno ?"
Sayangnya sebelum Jeno menjawab dokter yang sejak tadi mereka tunggu keluar dari ruang UGD itu dengan raut yang susah di jelaskan.
"Pasien sudah stabil namun masih harus dalam pengawasan intensif selama 24 jam "
Flashback End
Jeno mengingat kata-kata sang ibu dan momen yang ia pikir adalah akhir dari peristiwa hari ini namun itulah justru awal dari penyesalannya.
TBC
Hai I'm back ! Jangan lupa Vote dan komen ya bakal up lagi kalo udah 10 komentar ❣️
KAMU SEDANG MEMBACA
Temptation of Wife [END]
HumorKetika Jeno menyadari siapa wanita yang ia cinta disaat itu pula semesta menunjukkan kuasanya.akankah Jeno mendapat kesempatan untuk menebus rasa bersalahnya?