Masa-masa kelam itu benar-benar terjadi tadinya Mark berpikir tidak dianggap sebagai istri adalah luka terbesar dalam hidupnya tapi ternyata salah saat inilah masa kritis hidupnya saat kehilangan dua buah hati sekaligus tanpa bisa melihat lebih dulu wajah mereka.
Setelah tiga Minggu dirawat akhirnya Mark bisa pulang ke rumah dengan masih diam tak bicara sepatah katapun.
Semenjak Mark mengetahui bahwa buah hatinya tak selamat istri Jeno itu menjadi diam dan tidak sama sekali bersuara.lima hari ia dirawat di ICU lantaran kondisinya terus menurun sebelum bisa membaik dan pulang ke rumah.
"Ayo sayang kita istirahat di kamar ya" ujar Jeno yang dengan sabar tetap mengajak Mark bicara meskipun tidak pernah mendapatkan jawaban
Mereka sampai di lantai dua , alih-alih berjalan ke kamar mata Mark langsung terfokus kepada pintu di sebelah kamarnya dimana itu kamar bayi yang sudah mereka persiapkan.
"Sayang " Jeno berusaha mencegah istrinya agar tak berjalan kesana tapi semua itu tak berguna Mark terus saja melangkah kesana masih dengan tatapan kosong.
"Sayang ,sudah ya kita harus menerima ini aku tau tidak mudah tapi semuanya sudah menjadi takdir kita" ujar Jeno saat ia melihat Mark mulai menangis saat pintu itu terbuka dan terlihat dua box bayi yang tidak sempat digunakan oleh sang pemilik
Perlahan air mata itu semakin deras membasahi wajah pucat itu sampai istri Jeno itu ambruk dan meraung di dalam dekapan sang suami.
"Kenapa?!kenapa bukan aku saja ??kenapa harus mereka !!! mereka bahkan belum sempat melihat dunia Tuhan!kenapa bukan aku ! Atau paling tidak ambil aku juga! Kenapa kau tidak mengambil aku juga!"
"Ssst jangan bicara seperti itu,kau masih punya aku sayang tolong jangan bicara begitu jika kau tidak ada lalu bagaimana aku ?apa kau ingin meninggalkan aku sendiri?"
"Maaf Jeno aku bukan istri yang baik !aku bukan ibu yang baik! Aku tidak bisa menjaga anakku sendiri aku tidak bisa memberikan mu keturunan aku benar-benar bodoh !aku-"
"Sssst tidak ,tidak sayang semua ini bukan salah siapapun semuanya sudah takdir kita tidak bisa menyalahkan siapapun"
"Tidak Jeno ! Kau tidak usah menghibur ku aku bersalah!aku salah karena itu Tuhan memberi aku hukuman!orang lain pergi ke rumah sakit untuk melahirkan dan pulang bersama anak mereka tapi aku ?kau lihat aku tidak ada satu anak pun ! Mereka berkata aku akan punya dua bayi tapi sekarang dimana?dimana Jeno ?"
"Sayang sudah ya ,sudah cukup ayo kita keluar"
"Aku ingin anakku Jeno ,aku mau anakku tolong biarkan aku pergi bersama mereka aku tidak bisa hidup tanpa mereka Jeno" Mark terus meracau dan berontak dari Jeno hingga membuat Jeno lepas kendali
"STOP MARK !!!" Seketika itu juga Mark terdiam dan membuat Jeno sedikit menyesal.
"Maafkan aku sayang ,tapi aku-" Jeno tak lagi melanjutkan perkataannya saat untuk kesekian kalinya istrinya itu jatuh pingsan.
"Maaf Mark , maafkan aku" lirih Jeno sembari mendekap erat istrinya sebelum ia menggendong Mark ke dalam kamar mereka.
Tidak seperti harapan Jeno yang berharap saat pulang ke rumah kesehatan Mark akan lebih baik yang terjadi justru sebaliknya dimana setiap hari Mark hanya meratapi nasibnya di kamar bayi itu dan berkahir dengan jatuh pingsan.situasi makin buruk dimana sudah dua Minggu belakangan tepat dua bulan setelah kepergian bayi mereka Mark benar-benar tidak bisa lagi bangun dari tempat tidur.
"Tuan sejak tadi nyonya tidak mau makan beliau juga tidak meminum susunya hingga habis" ujar perawat itu membuat Jeno yang baru saja tiba di rumah segera menuju ke kamar menemui sang istri
"Sayang,kenapa ?kata suster kau tidak makan apa ada yang kau inginkan?"
"Maaf" jawab Mark lirih
"Tidak apa-apa, sekarang makan ya" sekali lagi Jeno mencoba untuk menghadapi istrinya itu dengan sabar.
"Maaf Jeno tapi aku sudah tidak sanggup tolong biarkan aku pergi ini terlalu sakit"
"Tolong jangan bicara seperti itu sayang aku tau kau adalah orang yang kuat aku yakin kau pasti sembuh" air mata Jeno tak lagi bisa terbendung suara Mark benar-benar lirih seperti tak jelas terdengar wajah itu pucat pasi seperti tak ada lagi cahaya di dalamnya
"Jaga dirimu baik-baik Jeno, ingatlah jika aku selalu mencintaimu" dunia Jeno seperti hancur saat akhirnya mata sayu yang belakangan ini selalu penuh dengan air mata itu tertutup dan tangan yang ia genggam erat itu benar-benar tak lagi bergerak sedikitpun.
"Tolong telepon ambulan , cepat" ujar Jeno dengan tetap melihat ke arah Mark yang sudah terpejam sempurna.
"Maaf Jeno tapi kondisinya benar-benar kritis harapan kita benar-benar hampir tidak ada"
Kata-kata dokter itu benar-benar membuat Jeno yang kini harus kembali menunggu di depan ruang ICU itu tidak bisa memejamkan matanya semua kesalahan di masa lalu seperti satu persatu kembali ke dalam ingatannya dimana ia menelantarkan Mark yang sudah menyerahkan hidupnya dan pergi bersama Renjun tanpa peduli perasaan Mark sedikitpun.
"Aku tau aku bersalah Tuhan tapi aku mohon jangan hukum aku dengan cara seperti ini aku ingin menebus semuanya Tuhan aku janji akan membahagiakan dia" lirih Jeno.
Malam itu benar-benar malam yang memilukan sepanjang malam Jeno dihantui dengan semua kenangannya bersama Mark dari pernikahan mereka hingga saat terakhir sebelum mereka pergi ke rumah sakit dan terhitung enam jam Jeno duduk di ruangan tunggu itu semuanya begitu menyiksa.
Detik berikutnya setelah semua hal yang sangat menyakitkan itu Jeno merasa dirinya tengah ada di hamparan rumput yang luas dan indah yang dia tau ini adalah alam mimpinya,Jeno berjalan tanpa tau kemana ini akan tertuju namun dia tidak ingin terus tidur ia ingat Mark masih butuh dirinya sampai...
Setelah sekian lama ia berjalan perlahan Jeno melihat dengan Jelas sosok wanita yang duduk di ujung jalan dengan ditemani dua orang anak kecil,mereka terlihat begitu bahagia Jeno ingin tau siapakah orang itu setidaknya agar dia bisa bertanya tempat apa ini.
Namun begitu terkejutnya Jeno saat dia melihat itu adalah Mark istrinya itu tampak begitu cantik dan begitu bahagia seperti sedia kala tampaknya Mark benar-benar sudah sehat hingga Jeno pun ikut gembira melihatnya hingga kemudian Jeno menyadari keberadaan dua anak di kanan dan kiri Mark ia tau jelas mereka adalah anak-anak mereka yang sudah tiada lantas kenapa mereka ada bersama Mark ? apakah?
Sontak Jeno terbangun dengan nafas yang terengah-engah dia masih ingat jelas apa yang ada dalam mimpinya
"Tolong jangan bawa ibumu nak ,aku mohon jangan bawa ibumu" lirih Jeno dalam hati...
TBC
Sorry for slow update guys Merry Christmas and happy new Year 2024
أنت تقرأ
Temptation of Wife [END]
فكاهةKetika Jeno menyadari siapa wanita yang ia cinta disaat itu pula semesta menunjukkan kuasanya.akankah Jeno mendapat kesempatan untuk menebus rasa bersalahnya?