II

381 40 15
                                    

Selesai pembicaraan dengan dokter itu Jeno masuk ke ruangan observasi untuk menemui Mark,tidak jauh berbeda istrinya itu masih pucat dan masih harus dibantu oksigen.

"maaf aku merepotkan mu" lirih Mark ketika dia melihat Jeno.

"Terimakasih Mark , terimakasih banyak" jawab Jeno yang kemudian menggenggam tangan sang istri

mereka memang sempat membahas soal anak mengingat tuntutan dari ibu Jeno tapi ia merasa  tidak bisa memaksa Mark mengingat itu akan menghambat kariernya.

"Tidak perlu berterima kasih,sudah tugasku"

Sekitar hampir setengah hari jam 6 sore setelah infusnya habis Mark benar-benar memutuskan untuk pulang.sadar tidak punya pengalaman mengenai orang hamil dan kondisi istrinya yang lemah belum lagi ia yang harus membagi waktu dan perhatiannya dengan orang lain  Jeno meminta seorang suster rumah sakit untuk datang ke rumah setiap hari sementara ia mencari perawat tetap dan membeli beberapa alat medis yang sekiranya dibutuhkan Mark

"Ssshh..." rintih Mark pelan saat dipindahkan ke kursi roda.

"sakit ?apa kau yakin tidak mau dirawat" tanya Jeno cemas.

"Tidak Jeno. kau bilang , mama menunggu di rumah bukan ?"

"Iya kau benar beliau sangat senang" ujar Jeno mulai mendorong kursi roda itu keluar.

"Jika ada yang sakit bilang okay" Jeno mencoba hati-hati mendudukkan sang istri di mobil bahkan ia tak mengendara dan lebih memilih menemani Mark dibelakang.

"Pak Kim hati-hati bawa mobilnya pelan saja tak masalah" pesan Jeno

"Lihatlah siapa yang datang , Terimakasih nak kau benar-benar menakjubkan" Ujar ibu Jeno saat melihat Mark datang dengan kursi roda

"Mama Mark masih sangat butuh istirahat ayo kita mengobrol di kamar saja" Ujar Jeno

"Iya ! tentu saja ,ayo sayang semua yang kau butuhkan sudah datang dan tertata rapi" ujar wanita yang terlihat sangat bahagia itu

"Terimakasih ma"

"Ah tidak sayang kami yang harusnya berkata seperti itu"

"Nah sekarang istirahat jika butuh apapun kau minta padaku saja ,jangan turun dari tempat tidur sendiri.kau ingat pesan dokter?" tidak seperti sebelumnya mendadak Jeno menjadi seorang yang sangat perhatian.

"Jeno benar ,besok biar mama yang masak dan kau berbaring saja mengerti? sekarang mama akan keluar dan menyiapkan makan malam kalian istirahatlah nanti mama akan antarkan makan malam kalian"

"Terimakasih ma ,maaf aku merepotkan"

"Tidak sayang"

Setelah ibu mertua Mark keluar kini hanya ada Jeno yang entah kenapa hari ini sangat manis sekali

"Kau ingin sesuatu?kenapa melihat aku seperti itu?"

"Tidak Jeno ,aku sudah banyak merepotkan mu hari ini ,sekarang istirahatlah maaf aku banyak merepotkan mu hari ini"

"Hey dengar,anak ini bukan hanya milikku atau milikmu.aku memang tidak bisa menjadi suami yang baik Mark tapi aku ingin menjadi ayah yang baik tolong berikan aku kesempatan.anak ini tidak termasuk dalam kesepakatan kita mulai saat ini sampai anak ini lahir kau tidak akan sendirian kau punya aku ,aku akan selalu siap kapanpun kau membutuhkan aku"

Hati Mark berdesir saat Jeno mengelus perutnya yang masih rata itu.ia benar-benar merasakan menjadi seorang istri sekarang.

***

"Renjun kau tau orang tuaku memiliki harapan dan sebentar lagi harapan itu akan terwujud tapi aku butuh bantuan mu"

"Apa itu Jeno ?aku senang sekali jika orang tua mu mendapatkan apa yang mereka inginkan"

Temptation of Wife [END]Where stories live. Discover now