X

238 19 5
                                    

Bankar itu di dorong dengan cepat Mark kembali harus terbaring di ranjang pesakitan dibantu oleh beberapa alat medis.

"Demamnya sangat tinggi , tekanan darahnya rendah dan yang paling buruk detak jantung ibu dan bayinya tak stabil jika mereka tidak juga membaik terpaksa harus dilakukan operasi esok hari"

"Tapi usia kehamilannya masih delapan bulan apa itu tidak bahaya?" Tanya Jeno.

"Kita tidak punya pilihan lain Jeno,nyawa Mark bisa terancam"

"Baiklah lakukan apa yang menurutmu baik"

Sepanjang malam itu Jeno benar-benar berdoa agar Mark dan bayinya baik-baik saja dan tidak terjadi kelahiran prematur.

Pagi menjelang kondisi Mark tak berbeda Jauh ia masih mengalami kontraksi beberapa kali meski demamnya sudah turun.

"Aku harap dia semakin membaik siang ini Jeno kita harus masih menunggu"

"Apa tidak sebaiknya operasi mulai direncanakan maaf Yeeun tapi aku tidak tega melihatnya terus saja kesakitan"

"Jeno ,ini belum apa-apa kontraksi Mark masih tidak beraturan dan lagi sebenarnya kondisi Mark tidak cukup bagus untuk melakukan persalinan sekarang meskipun dengan operasi"

"Tenang saja sayang,aku bisa menahannya anak kita masih terlalu kecil untuk lahir" suara lirih itu mampu mengalihkan perhatian Jeno.

"Dengar sayang,aku disini kau dan anak-anak pasti aman" ujar Jeno mengecup kening istrinya meski sebenarnya sekarang Jeno benar-benar cemas melihat wajah Mark yang pucat seperti tak ada darah di dalam tubuhnya.

"Aku akan kembali lagi nanti" ujar Yeeun sebelum keluar dari ruangan Mark.

Waktu terus bergulir kontraksi Mark datang dan pergi menguras tenaganya.

"A-ahh!" Jeno segera menggenggam erat dan menciumi sang istri saat kontraksi kembali lagi membuat Mark menjerit kesakitan.

"J.. Jeno.. dokter..." Lirih Mark terbata

"Baiklah aku akan segera panggilkan,apa sakit sekali?sudah mulai teratur?" Tanyanya sedikit meyakinkan jika ini bukan lagi kontraksi palsu.

"Ah! Aarrghh...Sa-kith! Ahss" Jeno terkejut saat Mark kembali merintih kesakitan dengan cepat ia memencet bel itu berkali-kali

"Mark sadarlah aku mohon jangan begini kau harus bertahan! sedikit lagi Mark tinggal sedikit"

Jeno terus saja menggenggam tangan sang istri yang kini sudah setengah sadar itu

Paramedis segera memenuhi ruangan Mark saat suster mulai melihat jika saturasi oksigen Mark dan detak jantung bayi di dalam kandungannya menurun drastis ia segera memberikan Yeeun kode

"Mark kau bisa dengar aku ?" Tanya Yeeun yang kini memastikan bahwa Mark siap untuk operasi.

Hanya helaan nafas yang bisa mereka dengar meskipun Yeeun tau Mark masih sadar bahkan ia masih memegang tangan Jeno.

"Kami akan siapkan ruang operasi Jeno aku rasa kita sudah tidak bisa menundanya lagi sebentar aku akan minta administrasi menyiapkan berkas yang harus kau tandatangani"

Belum Jeno mengangguk setuju dia merasakan tangannya kembali digenggam erat oleh Mark

"Hhh!..aah~ NNGHH!." Seketika Yeeun berhenti bicara pada Jeno dan fokus pada Mark terlebih saat ia melihat selimut yang dikenakan Mark sudah basah dan berwarna merah.

"Tidak ! Ketuban Mark sudah pecah kita harus cepat!" Suasana makin buruk saat Yeeun sadar jika jalan lahir Mark sudah terbuka 5 centimeter itu artinya mereka sudah setengah jalan untuk Mark bisa melahirkan normal.

"Maaf Jeno tapi semuanya berubah Mark tidak bisa menunggu lagi dia akan segera melahirkan secara normal kami akan segera membawanya ke ruang persalinan"

"Aku bisa masuk bukan?aku ingin berada dekat dengan Mark"

"Tentu"

Suasana melahirkan yang Jeno kira penuh oleh teriakan Mark tampaknya berbeda jauh saat ini dia berada di ruang persalinan dengan istrinya tergolek lemah meskipun sempat memekik kecil beberapa kali.

"Sayang tenang saja aku disini berjuanglah tidak lama lagi anak-anak akan bersama dengan kita" ujar Jeno.

"Pembukaannya belum sempurna kita tunggu sebentar ya, suster tambahkan induksi kita tak bisa menunggu terlalu lama" Yeeun mulai coba mengatur strategi agar bisa menyelamatkan keduanya mengingat keadaan Mark cukup riskan untuk dapat melahirkan secara normal.

Jeno sesekali merasa genggaman Mark menguat tapi beberapa kali ia rasakan genggaman Mark terlepas.

"Aku mohon bertahan, sebentar lagi semuanya akan selesai" Ujar Jeno berbisik pada Mark.

Tampaknya induksi yang diberikan memang tak main-main dalam kurun waktu tiga puluh menit pembukaan Mark sempurna dan persalinan pun dimulai.

"Berjuanglah ada aku disini" ujar Jeno mengecup kening Mark cepat.

"Ah! Aarrghh...Sa-kith! Ahss" dorongan lemah mulai terdengar.

"Lebih kuat Mark saat kau merasakan kontraksi coba atur nafas dan dorong!" Yeeun yang tau ia berpacu dengan waktu mencoba menyemangati Mark.

"A-ahh! tubuh Mark kembali terhempas dan ia nyaris tak sadarkan diri

"Sayang, lihat aku !Mark kau tidak boleh tidur! Ayo dorong lagi anak kita tidak sabar untuk bisa segera lahir " Jeno menggenggam tangan Mark mencoba membuat istrinya fokus.

"Ini sa-kith! Ukhh" Rintih Mark

"Iya aku tau sayang tapi aku yakin kau bisa ayo sedikit lagi"

Sadar Mark tak akan mampu mendorong terlalu lama Yeeun mencoba sedikit membantu dengan menekan perut Mark agar posisi bayinya sedikit kebawah

"Emmhh-Ahh! Unnn~ hh...hh." Mark tampaknya begitu kesakitan dengan tindakan Yeeun tapi tak ada cara lain.

"Mark dorong yang kuat ! sekarang!"

"Sa-kith...Akhhh...uhh! Arght~" Jeno bergidik dan langsung menoleh ke arah istrinya saat melihat darah pekat itu mulai membasahi alas istrinya melahirkan itu.

Hhh!..aah~ NNGHH!." Reflek Mark kembali mendorong menengadahkan kepalanya ke atas, begitu sesuatu serasa...makin hebat merobek bagian bawah tubuhnya. Ia terisak tak mampu menahan denyut perih itu.sebelum ia merasakan sesuatu hangat membasahi bagian bawahnya dan membuatnya semakin lemas hingga akhirnya semuanya gelap.

"Gawat pendarahan Mark semakin parah cepat bangunkan dia kita harus menyelesaikan semua dengan cepat!"

Yeeun dan paramedis yang lain menyuntikkan beberapa cairan pada tubuh Mark selain juga menekan perut Mark agar membantunya hingga istri Jeno itu kembali membuka matanya dan tak butuh waktu lama hingga ia kembali merasakan sakit yang teramat sangat menghujam perutnya

"Akhhh~....ah!...AH!...NNNNNNN~AHHH." Mark kembai melunglai setelah mengejan hebat, tidak! Ini sama sekali tak membuahkan hasil apapun. Perutnya masih saja membuncit, dan Ia yakin....bayinya masih tertahan di sana. Mark makin tergugu, meratap pada kondisi tubuhnya yang seperti ini. Tenaganya telah terkuras habis, mustahil Ia kembali mengejan kuat. Jangankan menarik nafas....untuk sekedar membuka mata saja, rasanya terlalu berat untuknya

"Tuhan aku janji akan melakukan apapun asal kau bisa melancarkan proses persalinan istriku aku mohon Tuhan dia sudah sangat kesakitan aku tidak akan meminta apapun lagi asalkan kau menyelesaikan ini secepatnya sehingga dia tak lagi perlu merasakan sakit" ucap Jeno embari mendekap tubuh sang istri yang sudah sangat lemas padahal belum ada tanda buah cinta mereka akan lahir.

TBC

Hallo I'm back again hayooo jangan lupa komen dan Vote yang banyak kalo penasaran part selanjutnya ^^

Temptation of Wife [END]Where stories live. Discover now