VI

228 21 1
                                    

Mark tampak begitu gembira melihat kamar bayi yang ia idamkan akhirnya selesai, dengan kerja samanya bersama Jeno akhirnya semuanya siap meskipun harus menunggu dua Minggu lamanya

"Sudah kan ?,Apa ada sesuatu yang ingin kau tambahkan?" Jeno tampak juga puas akan hasil kerjanya.Ia tersenyum saat Mark tidak menjawab pertanyaannya melainkan sibuk takjub dengan kamar bayi itu.

"Mark ?" merasa tak dijawab Jeno memanggil istrinya yang sibuk dengan rasa senangnya

"Aku benar-benar bahagia Jeno ,aku tak pernah menyangka akan ada ruangan semacam ini"

Jeno menggenggam kedua tangan Mark berdiri di hadapannya.

"Maafkan aku ,aku akan berusaha memperbaiki semuanya"

"Aku percaya padamu" jawab Mark terlihat makin bahagia.

Jeno mendekatkan wajahnya pada wajah Mark bibir mereka hampir bertemu sebelum...

"Ouuuh—" Mark meremas perutnya.tertunduk pada bahu Jeno.

"Mark ! ada apa ?kita ke rumah sakit?"

Mark menggeleng, pelan-pelan ia berpegang pada Jeno dan mengatur nafasnya.

"Ayo,ayo duduk dulu" Jeno menuntun Mark agar duduk di kursi untuk menyusui di sudut ruangan itu.

"Aku telepon Yeeun?"

"Tidak usah , seperti itu sudah biasa hanya aku tidak siap tadi"

"Bagaimana sudah biasa kau kesakitan hingga menangis!" Jeno mengusap sisa air mata Mark yang memang mengalir karena rasa sakit sangat amat yang ia rasakan.

Mark memegang tangan Jeno dan membawanya pada perut buncitnya.Jeno begitu takjub saat ia bisa merasakan pergerakan dari anak-anaknya yang cukup aktif memang bukan pertama kali Jeno mengelus perut Mark ,tapi entah kenapa kali ini kedua anaknya itu begitu aktif dan Jeno benar-benar merasa berinteraksi dengan mereka

"Ah ,jadi ini tersangka kecilnya?kalian apa tidak bisa mencari waktu yang lain ?kita harus berbagi kalian tidak boleh menguasai mommy sendiri"

Seolah mengerti itu suara sang ayah Jeno dapat merasakan pergerakan yang lebih kuat dan itu cukup membuat Mark memekik untuk kedua kali

"Ahhhh...,!!kalian jangan berdebat!" ujar Mark sambil mengelus perutnya.

"Maaf maaf ,apa sakit sekali?" tanya Jeno yang merasa ini bukan sekedar tendangan dari bayi mereka.

"Sudah berkurang" Lirih Mark yang berusaha bisa bernafas dengan baik.

"Aku yakin ini juga karena kau kelelahan, ayo kita istirahat saja"

"Belum terlalu malam Jeno kita saja baru selesai makan malam"

"Tidak tidur, hanya berbaring saja.Ayo lagipula punggung mu pegal kan?"

Benar juga , semenjak trimester ke tiga Mark mulai merasakan pegal di punggungnya sesekali ia meminta Jeno mengelus punggungnya hingga ia tertidur.

Jam dinding menunjukkan pukul satu dini hari saat Mark lagi-lagi merasa perutnya begitu ngilu kedua anaknya kembali bergerak gelisah hingga perutnya itu menegang membuatnya kesakitan

"Arrrhhh!" Mark menahan jeritnya karena tidak ingin membuat Jeno bangun.

"Sssshhh....sayang mommy sakit nak,ayo tidur kalian berdua harus tidur ini sudah malam"

Seolah tidak mau tau penderitaan sang ibu yang mati-matian menyembunyikan rasa sakitnya dua makhluk kecil itu lagi-lagi bergerak gelisah dan semakin membuat Mark meringkuk kesakitan

Temptation of Wife [END]Where stories live. Discover now