![]()
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain. Jam istirahat telah berakhir.
Dio duduk di bangkunya. Remaja itu menoleh ke samping, menatap bangku yang biasa diduduki Sane.
Bangku itu kosong.
Sane belum kembali, ya?
Di depan kelas, Bu Lana tengah mengajar bahasa Inggris.
Papan tulis dipenuhi coret-coretan kalimat berbahasa inggris dan tanda panah yang menunjukkan termasuk ke dalam tense manakah kalimat itu.
Dio tak mendengarkan. Pikirannya melayang ke mana-mana.
Menutup pelajaran, Bu Lana memeriksa kehadiran siswa-siswanya.
"Dio Aditya?"
Dio mengangkat tangan.
"Sane Enesta?"
Tak terdengar jawaban. Lagi-lagi Dio menatap bangku sahabatnya itu. Mengharapkan keajaiban.
"Masih belum kembali, ya," Bu Lana bermonolog.
Kasih poin sajalah nanti, gumamnya, begitu keras hingga terdengar Dio.
Remaja itu mengepalkan tangan. Dia sengaja menyindirku.
Bukan hanya Dio yang merasa kehilangan.
Seusai pelajaran, Caca mendekati remaja itu. Diam-diam, gadis itu khawatir.
"Ke mana Sane?" tanyanya.
"Gatau," jawab Dio. "Pas istirahat tadi, dia pergi sama saudaranya. Sekarang masih belum kembali."
Perkataan yang menarik bagi Caca bukanlah "pergi", melainkan "saudaranya".
"Saudaranya?" gadis itu bertanya.
"Iya. Aku juga baru tahu kalau Sane punya saudara," jawab Dio.
"Sepenting apa sih, urusan saudaranya Sane. Tumben-tumbennya dia membolos pelajaran."
"Yah, begitulah."
"Aku tidak bisa membayangkan, berapa poin yang dia dapatkan. Dia tidak akan selamat," kata Caca.
"Memang tidak."
Dio tahu. Bu Lana keras soal tata tertib. Sane pasti akan mendapat hukuman berat.
"Sudahlah." Dio berdiri.
"Mau ke mana?"
"Kamar mandi," jawab Dio. "Mau ikut?"
Caca memasang tampang jijik. "Ya gak lah!" gadis itu berseru.
-
Seusai latihan, Sane dan Angelo beristirahat.
Mereka duduk di pinggir sungai. Kaki-kaki mereka menjulur hingga mengenai permukaan air.

KAMU SEDANG MEMBACA
Monumen Kubus
AventuraSane Enesta adalah seorang siswa SMA biasa. Ia tidak populer, tidak pula mencolok. Satu-satunya kelebihan yang ia miliki adalah selalu mendapatkan nilai bagus. Namun, bagi Sane yang pesimis, apalagi fakta bahwa SMA Pelajar Nasional adalah sekolah el...