![]()
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain. Beberapa hari yang lalu.
Dua laki-laki berambut hitam duduk di atas tumpukan jerami. Memandang keramaian yang lalu lalang di sekeliling mereka.
Laki-laki yang tampak lebih tua bertanya, "Di mana ini?"
Pemandangan di sekeliling laki-laki itu terlihat amat asing.
Seperti di Jepang, pikirnya.
Rumah-rumah beratap kayu berbaris rapi. Pepohonan sakura tumbuh di halaman rumah-rumah itu, seakan lorong yang mengurung jalanan.
Orang-orang berpakaian yukata berlalu lalang di jalanan yang dinaungi bunga sakura.
Laki-laki satunya mengangguk. Dia berambut keriting. "Ini adalah Zaman Api," jawabnya.
Wajah laki-laki yang lebih tua mendadak pucat. Tatapannya tertuju pada si bocah keriting, kemudian pada keramaian di sekelilingnya.
"Tadi katamu kita akan berpencar, Angelo?"
Bocah yang dipanggil Angelo tersenyum. "Sepertinya, kebetulan kita muncul di tempat yang sama, Sane."
"Terus, sekarang kita ngapain?" Sane tak henti-hentinya bertanya.
"Tunggu saja."
"Tunggu apa?"
"Tunggu petunjuk dari Tuan Enesta."
Belum terjawab maksud dari Angelo, seorang samurai berzirah biru menghampiri mereka. Di helmnya terdapat tanduk setengah lingkaran.
"Kalian berdua!" panggilnya.
Melihat wajah samurai yang galak itu, Sane bergidik ngeri.
Namun, Angelo justru berjalan menghampirinya.
"Pakaian kalian aneh keliatannya. Kalian dari sini, bukan?" tanya samurai itu.
"Ya. Kami turis yang kebetulan mampir," jawab Angelo.
"Turis?"
"Oh, mungkin dari bahasa kalian, maksudnya pendatang," Angelo tersenyum.
Samurai itu berkacak pinggang, Ia mendengus kesal. "Harusnya kalian ke Yang Mulia Kaguya-sama untuk melapor."
"Bawa kami ke sana," ucap Angelo, dengan nada yang seolah memerintah.
"Aku ikuti," samurai itu berbalik.
Angelo mengekor di belakangnya.
Sebelum berjalan terlalu jauh, langkah bocah keriting itu terhenti. Ia menatap Sane yang masih duduk manis di atas jerami.
Remaja itu diam tak bergeming. Tatapan curiga tertuju pada punggung samurai berzirah biru.
"Ayo, Sane," kata Angelo.
"Orang itu mencurigakan. Aku tidak bisa percaya orang asing begitu saja," balas Sane.
"Kau berkata begitu, tapi kau langsung percaya saat aku muncul di kamarmu."
![](https://img.wattpad.com/cover/308916525-288-k839338.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Monumen Kubus
AdventureSane Enesta adalah seorang siswa SMA biasa. Ia tidak populer, tidak pula mencolok. Satu-satunya kelebihan yang ia miliki adalah selalu mendapatkan nilai bagus. Namun, bagi Sane yang pesimis, apalagi fakta bahwa SMA Pelajar Nasional adalah sekolah el...