Bab 6 - Penjaga

30 6 17
                                        

Sane dan Angelo berlari di jalanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sane dan Angelo berlari di jalanan.

Sesekali, Sane mengusap peluh di dahinya. Belum pun pulih dari rasa lelah akibat berlari dari sekolah ke rumahnya, Angelo kembali memaksanya berlari.

"Mi-misi apa?" Sane bertanya dengan terengah-engah.

"Lihatlah sepeda motor itu," perintah Angelo.

Bocah itu menuding salah seorang pengendara sepeda motor di jalan raya. Dia berkendara ugal-ugalan.

Dia bukan pengendara motor biasa. Motornya memang motor harley biasa. Namun, sepeda motor itu dimodif dengan berbagai persenjataan.

Rodanya diselimuti kobaran api, membakar jalanan yang dilaluinya. Knalpotnya dua. Lampu depannya bukan lampu, melainkan mata bor berduri.

Dia adalah Penjahat di Televisi. Namanya Coco.

"Lakukan seperti kemarin, Sane. Kita kejar dia," Angelo berkata.

Sane mengangguk.

Leg Mode.

Dalam sekejap, Angelo berubah wujud menjadi sepasang sepatu boots yang terpasang di kaki Sane.

Kecepatan lari remaja itu bertambah semakin cepat. Sepatu boots yang dikenakannya melindungi kakinya dari panas api yang membakar jalanan.

Tak butuh waktu lama bagi Sane untuk mengekor di belakang sepeda motor itu.

Agaknya Coco sadar bahwa seseorang membuntutinya. Dia pun menambah kecepatan sepeda motor. Mesinnya meraung dan dari tempat yang seharusnya kap bensin, mencuat duri tajam dari kedua sisinya.

Knalpot sepeda motor itu berdesing nyaring. Knalpot itu menembakkan laser ungu, meluluh lantahkan kendaraan yang berbaris di belakangnya.

Awas, Sane! Seruan peringatan dari Angelo berbunyi di pikiran Sane. Remaja itu pun menghindar.

Jauh di depan mereka, sepeda motor itu berbelok di tikungan ke arah kiri.

Gawat. Kita akan tertinggal, pikir Sane.

Kita juga harus menambah kecepatan, balas Angelo.

Boost.

Sane melesat cepat, berbelok ke kiri, dan menyusul Coco.

Coco terkejut. "Sejak kapan kau ada di sini?!" dia berseru tak percaya.

Sane tak menjawab. Kakinya terayun, menendang badan sepeda motor. Sepeda motor dan pengendaranya itu terpelanting ke gang sempit di pinggir jalan.

Asap mengepul dari tempat jatuhnya sepeda motor itu. Seharusnya, pengendara sepeda motor itu tewas di tempat.

Namun, dia adalah Penjahat di Televisi. Dia takkan mati semudah itu.

Kekacauan itu mendorong rasa penasaran warga sekitar.

"Apa itu?"

"Ada kecelakaan!"

Monumen KubusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang