18.

724 60 11
                                    

“maksud Lo?!” tanya Jihoon.

“yaa emang dalam hal ini ayah sangat,sangat bersalah sama kita. Karna dia udah menelantarkan kita dan bunda. Tapi di sisi lain gue yakin ayah emang sayang sama kita bang. Aduhh gue harus gimana lagi ngomong sama Lo?!” Soyeon malah bingung sendiri mau gimana jelasin sama abangnya yang keras kepala ini.

“lo tau darimana?! Kalo emang sayang sama kita. Kenapa gak harus dari dulu dia nyariin kita? Lo dikasih apa sih? Sampe percaya banget sama omongan mereka. Sesayang itu Lo sama ayah sampe lupa sama bunda sendiri.” ujar Jihoon.

Plakkk!!!

Soyeon nampar wajah Jihoon dari samping. Beraninya dia bilang Soyeon lupa sama bundanya sendiri.

“abang tega ngomong gitu sama adek. Gimanapun juga bunda akan selalu di hati adek,tapi mau gimanapun gw ngarepin bunda. Bunda gak akan pernah kembali bang. Hiksss,Abang jahat tau gak?!” soyeonpun akhirnya menangis sampai dirumah.

Mereka hanya diam-diam saja,hingga akhirnya sampai dirumah. Ternyata saat dirumah ayahnya sudah menunggu disofa.

“kenapa adek kamu nangis gitu?” tanya Jinan kepada Jihoon.

“jihoon yang buat dia nangis.” Jihoon berani jujur.

“lupain itu sekarang,ayah baru saja dapat kabar dari bunda kamu. Kamu berani mabuk-mabukan diluar,kamu make obat-obatan terlarang. Bahkan kamu nyewa jalang-jalang diluar sana!” teriak sang ayah.

Soyeon hanya diam melihat itu,pasalnya ia juga terkejut mendengar penuturan itu.

“a-ayah tau darimana?” tanya Jihoon sedikit gugup.

“kamu gak perlu tau ayah tau darimana. Dan kamu!!! Kerjaannya keluyuran terus keluar?! Mau jadi apa kalian nanti hah?! Gini bunda Chaeyeong kesayangan kalian itu mendidik kalian?! Ayah udah berusaha baik sama kalian. Tapi apa?! Kalian malah bikin malu ayah sama bunda!!” teriak Jinan sambil mendorong kepala Jihoon berkali-kali.

Lagi-lagi Jihoon hanya diam,ia harus setenang mungkin agar adiknya melihat bagaimana sang ayah yg Soyeon dambakan selama ini mengeluarkan sifat aslinya.

“berani kamu natap ayah dengan mata tajam kamu!!”

Jinan langsung memukul wajah Jihoon dengan pukulan kerasnya.

“ayah jangan yah. Jangan pukul kak Jihoon lagi!! Ayah Soyeon mohon!” Soyeon berlutut dikaki sang ayah agar kakaknya tak lagi di lukai.

“kenapa?! Kamu mau ayah hukum menggantikan Abang kamu ini?! Jawab!!” teriak Jinan.

Yoona yg ada didepan pintu kamar hanya bisa tersenyum miring karna ini sangat menyenangkan menurutnya.

Jihoon menarik lengan Soyeon dan menggeleng kan kepalanya supaya sang adik tidak lagi ikut campur.

“ayah mau hukum Jihoon!? Hukum aja Jihoon,jangan gangguin Soyeon!!” ujar Jihoon pelan.

“ikut ayah sekarang!!!”

Jinan langsung menyeret Jihoon keruang kerjanya. Dan meninggalkan Soyeon yang masih berteriak histeris didepan pintu itu.

“kamu pasti gak pernah lupa sama hukuman yang ayah kasih!! Buka pakaian kamu semuanya!” tegas sang ayah.

Jihoon hanya menurutinya dan langsung mengambil posisi push up.

“anak laki-laki macam apa yang punya kulit mulus seperti ini?!” tanya Jinan sambil mengambil tongkat golf nya.

Plakkk!!!

Pukulan pertama mendarat punggung Jihoon. Jihoon langsung meringis kesakitan.

Plakkk!!!

Yes you! (hoonsuk)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang