24.

578 38 4
                                    

Keesokan harinya disaat makan pagi,suasana hari ini sangat baik. terlebih Jihoon yang senyum-senyum sendiri dari tadi. Membuat Jinan sang ayah kebingungan ada apa dengan putra tunggalnya ini.

“kenapa senyum-senyum terus??” tanya Jinan.

“gak papa,lagi happy aja bentar lagi lulus.” ujar Jihoon.

“dasar aneh,apa yang disenangkan?? Prestasi saja tidak punya.” ujar sang ayah sambil menyantap rotinya.

“andai ayah peduli sama jihoon. Jihoon punya banyak prestasi yang harus ayah banggakan.” batin Jihoon.

“btw ruangan aku udah selesai belum??” tanya Soyeon agar Jihoon tidak terlalu memikirkan ucapan ayahnya barusan.

“hampir sayang. Ayah harus minta agar paman kamu pindah perusahaan. Dia harus ditempatkan di cabang kita yang ada di gangnam.” ujar sang ayah.

Yoona yang mendengar itu tentu saja tidak terima. Harusnya perusahaan pusat harus jadi milik adiknya suatu saat nanti saat sang suami telah meninggal.

“kok gitu sih mas?? Itu ruangan yoohan?! Kamu jangan seenaknya gantiin posisi adek aku gitu dong!!” ujar Yoona dengan sedikit menaikan nada bicaranya.

Brakkk!!!!

Tiba-tiba saja Jinan menggebrak meja makan. Ia marah sekarang,membuat orang yang ada disekitar kaget bukan main.

“ini perusahaan saya. Terserah saya mau ngapain?! Kamu diam aja,udah untung adik kamu itu udah saya kasih pekerjaan!!” ujar Jinan sambil menarik kasar rambut Yoona.

Melihat itu Jihoon jadi deja vu, ingatan saat bundanya diperlakukan sama oleh sang ayah membuat Jihoon geram dan sangat ingin memukul wajah pria itu. Namun Soyeon menahannya,jika Jihoon kelepasan semua rencana mereka akan gagal.

Setelah Jinan pergi kekantor duluan. Soyeon menarik Jihoon kekamarnya.
Dan mendorong Jihoon agar duduk di sofa kamarnya.

“abang,adek tau Abang keinget sama bunda kan? Saat ayah Jambak rambut Yoona?? Adek juga kesel bang,tapi Abang harus tahan emosi. Rencana kita hampir berhasil. Ingat bang,kita balas dendam gak pake kekerasan. Ini lebih sakit daripada dipukul.” ujar Soyeon.

“maafin gue. Gue cuman nggak nyangka aja,ayah masih sama kayak dulu.” ujar Jihoon sambil mengusap wajahnya dengan kasar.

“udah sekarang Abang anterin gue kekantor. Habis itu berangkat sekolah.” ujar Soyeon lagi sambil merapikan Dasi sekolah kakaknya.

____________

Setelah kembali mengantar Soyeon kekantor. Jihoon langsung gas menuju sekolahnya. Jihoon langsung terdiam ditempat saat melihat Hyunsuk dan Yoshi yang jalan beriringan masuk ke gerbang sekolah. Jihoon yang cemburunya gak ketulungan langsung menarik kasar lengan Hyunsuk menjauh dari Yoshi.

“eh suk!! Park Jihoon!! Lo apa-apaan sih?! Liat itu tangan Hyunsuk memar gitu.” sarkas Yoshi.

“lo jangan ikut campur. Sekarang Hyunsuk ikut gue sekarang.” ujar Jihoon dingin.

Sesampai mereka diuks Jihoon langsung membanting tubuh Hyunsuk ke lantai.

“jihoon kok kasar gini?” tanya Hyunsuk dengan matanya yang berkaca-kaca.

“udah berani selingkuh kamu?!” tanya Jihoon dengan nada yang sangat tidak bersahabat.

“a-aku gak selingkuh jihoon.” lirih Hyunsuk sambil terus mengusap pergelangan tangannya yang sakit.

“oohh udah pinter bohong sekarang?! Iya?! Enggak gimana,kalo kamu happy banget jalan bareng dia?! Hm?” tanya Jihoon dingin sambil mencengkram keras dagu Hyunsuk.

Yes you! (hoonsuk)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang