Lima : Langkah pertama

1.7K 205 14
                                    

Junghwan datang lagi ke kelab malam ini, entah sudah berapa jam menenggak gelas-gelas alkohol. Tujuannya tentu saja, tidak jauh dari sebelumnya, melupakan masalah. Kenapa ya, akhir-akhir ini sepertinya masalah tidak berhenti mendatangnya. Dimulai dengan Jeongwoo dan sekarang...

Kenapa harus Haruto, coba? Tidak bisa ya dia bekerja di departement lain? Departemen pak Lee sepertinya juga sangat membutuhkan bantuan, tapi kenapa harus Haruto?

"Are you trying to negotiate with me, So? After all the mess you made yesterday?" ucap Hyunsuk tajam saat Junghwan mencoba peruntungan untuk dipindahkan ke departemen lain.

Tentu saja Hyunsuk tidak peduli, keputusan Hyunsuk untuk menyerahkannya pada Haruto sudah final. Dan Junghwan tidak berani untuk menolak atau mengundurkan diri. Mencari pekerjaan tidak semudah itu. Setidaknya dia harus bertahan sampai dia menemukan pekerjaan baru nanti.

Perlahan-lahan klub yang tadinya sesak menjadi semakin lengang, dan meskipun masih ramai, setidaknya sekarang Junghwan bisa melihat orang-orang  di lantai dansa tanpa ada yang menghalangi pandangannya. Mungkin sekarang waktu yang tepat untuk mencari a perfect stanger untuk dia jadikan pelarian. Yup. itu juga menjadi salah satu alasan Junghwan ke klub malam ini.

Tapi kalau boleh jujur, Junghwan sebenarnya terlalu malas untuk bergerak dari posisinya.

"And here i avoided the other club not to bump into you again."

Sebuah suara menyapa pendengaran Junghwan, disusul tubuh tinggi tegap yang entah datang dari mana melangkah mendekat. Dengan kemeja putih basah karena keringat dan rambut menempel di dahi. Haruto menyeringai sebelum meneguk botol air di tangannya.

"You're not the only one then." balas Junghwan sambil mengerutkan kening.

Kali ini Junghwan tidak mengeluarkan komentar apapun saat Haruto duduk di sampingnya. Meskipun dia tahu, Haruto bisa mencari tempat duduk lain sejauh mungkin dari kursinya karena suasana klub memang sudah lengang. Junghwan diam, bukan karena dia terintimidasi oleh calon atasannya itu, tapi lebih karena dia tidak punya apa-apa untuk dikatakan.

Haruto juga tidak terlalu memperhatikannya. Perhatiannya tertuju sepenuhnya pada lantai dansa, tubuh bagian atasnya bergoyang mengikuti musik, sepertinya Haruto hanya ingin beristirahat, menetralkan napas dan minum air. Cuma kebetulan saja mengambil tempat di sebelah Junghwan. 

Junghwan mengamatinya dari atas ke bawah, mungkin untuk pertama kalinya dia harus mengakui bahwa Haruto itu hella fine tanpa perlu menambahkan embel-embel 'tapi' setelahnya. Actually, out of everyone... Haruto adalah kandidat terbaik untuk membuatnya melupakan Jeongwoo.

Haruto tinggi, seperti Jeongwoo.

Haruto sukses, seperti Jeongwoo.

Haruto percaya diri, seperti Jeongwoo

Haruto tampan, seperti Jeong...

Ugh... Junghwan mengeram tertahan, ketika bukannya melupakan Jeongwoo, dia malah menyamakan Haruto dengan mantannya itu.

"Kenapa?" tanya Haruto tiba-tiba, sepertinya geraman Junghwan cukup keras sampai-sampai menarik perhatian Haruto.

"Nothing, I just haven't dance all night." jawab Junghwan sekenanya, lalu pergi meninggalkan kursinya. Dia tidak ingin terus-terusan memikirkan Jeongwoo, atau menyama-nyamakan Haruto dengan Jeongwoo. Dia harus segera mencari kandidat lain.

Awalnya Junghwan hanya berencana untuk menari dan secara acak memilih seseorang untuk dia ajak make out tapi beberapa saat kemudian Junghwan menemukan dirinya menari di antara beberapa lelaki. Sampai akhirnya satu laki-laki berbadan lebih kekar dari yang lain berhasil bergerak mendekat untuk menutup jarak kecil di antara mereka.

SolaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang