Sembilan : Langkah Kedua (M)

3K 189 11
                                    


Mature content ahead!! 🔞🔞🔞
Mature!🔞 Mature!🔞 Mature!🔞
Klo ga suka bisa skip, klo msh proceed...







_

Junghwan tidak ingat bagaimana mereka sampai di apartemen Haruto. Yang Junghwan ingat Haruto menendang pintu hingga tertutup di belakang mereka, sepanjang jalan tidak pernah melepas bibirnya dengan tangan yang sibuk menjelajahi seluruh tubuh Junghwan.

"I love your smell," ucap Haruto sambil menciumi leher Junghwan dengan bibirnya sebelum kemudian memberikan ciuman-ciuman lembut di sekitar bahu.

"Yeah?" Junghwan mencoba memfokuskan pikirannya, dia tidak tahu tubuhnya bisa bereaksi seperti ini, jelas-jelas ini tidak pernah terjadi dengan Jeongwoo sebelumnya.

"Fresh, seperti bayi, tapi juga segar seperti rumput baru dipotong." jawab Haruto beralih menciumi daun telinga Junghwan.

Junghwan tidak menanggapi komentar Haruto, karena tangan Haruto sudah menyentuh dan mengusap dadanya, mencium bibirnya lagi untuk beberapa detik kemudian tiba-tiba mundur beberapa langkah. Junghwan hampir saja jatuh ke lantai karena kakinya terasa terlalu lemas.

Wajah Haruto merah dan matanya memandang dalam. Tatapannya tertuju pada mata Junghwan, kemudian turun ke bibir, ke leher, ke dada dan perut yang untungnya masih tertutup baju, ke bawah perut, lalu kembali lagi ke mata. Pelan-pelan Haruto maju mendekat kembali, tapi tidak melakukan apapun, hanya menunggu sambil memandangi Junghwan.

Junghwan yang bingung dan sudah kepalang panas, akhirnya mengankat kedua tangannya untuk satu per satu melepas kancing kemeja Haruto. Haruto tidak protes, dia hanya memperhatikan. Sepertinya, Haruto sedang memastikan bahwa Junghwan betul-betul yakin dengan apa yang dia inginkan.

Setelah semua kancing kemejanya terlepas, perlahan Haruto menuntunnya ke atas tempat tidur, membaringkan dan mengukung tubuhnya di sana. Bibir saling menyesap, melumat satu sama lain. Ketika bibir Junghwan terbuka untuk mengambil oksigen, Haruto dengan sigap mengisi mulutnya dengan lidah yang menjelajah kemana-mana, sedetik kemudian lidah Junghwan menyambut ikut menari bersama.

Junghwan terengah-engah ketika Haruto belum juga memberi tanda akan melepas bibirnya. Sedikit enggan, Junghwan melepas jari-jarinya dari kemeja Haruto dan membawanya naik ke atas untuk mencengkram rambutnya. Berharap dapat memindahkan fokus Haruto dari bibirnya.

Tak lama Haruto bepindah menciumi leher Junghwan, mengisap sutu titik pada tulang selangkanya dan sukses membuat Junghwan menggigit bibir untuk menahan desahan, libidonya naik tanpa bisa dikontrol.

Seolah terburu-buru, Haruto menanggalkan kemeja dan Junghwan harus menghela napas gemetar saat melihat pemandangan di hadapannya. Atasannya ini... luar biasa, dia pasti tidak pernah absen nge-gym, abs di perutnya terlihat jelas, bahunya terlihat begitu tegas dan kokoh, bibir merah lembab dan sedikit bengkak, rambut berantakan dan tentu saja mata yang menatap penuh nafsu. Junghwan harus memalingkan muka sejenak untuk menjaga sisa-sisa kewarasannya.

Tapi sial, kedua matanya tidak mau menurut.

"Oh God..." Junghwan mendesah saat merasakan jemari Haruto mulai mengankat kausnya. Sebelum Junghwan bisa melakukan sesuatu untuk menahan tangan Haruto, kausnya sudah terlebih dahulu terlepas dan Haruto langsung melemparnya sembarangan.

Junghwan ingin berhenti sebentar, meminta sedikit waktu untuk membiasakan diri dengan perasaan terekspos polos di depan Haruto. Tapi keinginan itu lenyap seketika saat sensasi dari apapun yang sedang Haruto lakukan padanya menjalar ke seluruh tubuhnya. Junghwan bisa merasakan jemari, bibir, lidah, dan gigi Haruto perlahan-lahan menyusuri kulitnya.

SolaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang