Haruto tidak percaya dia harus menyatakan cintanya pada Junghwan seperti itu. Dan Haruto lebih tidak percaya lagi ketika mendengar reaksi Junghwan yang hanya hah? hah? saja.
Ini pertama kalinya dia menyatakan cinta kepada seseorang dan selama ini dia selalu membayangkan bahwa kalau dia mengucapkan cinta, seseorang yang mendapat pengakuannya akan mengatakan hal yang sama dan lari ke pelukannya.
Memang bayangan tidak pernah mewakili kejadian yang sebenarnya, itu sebabnya disebut bayangan. Meskipun begitu, Haruto tidak akan menarik kembali kata-katanya itu.
Haruto mati-matian memutar otak untuk memcah keheningan super canggung diantara dirinya dan Junghwan. Sejak pernyataan cinta Haruto yang tiba-tiba, Junghwan memilih duduk di kepala meja makan dan diam seribu bahasa. Beberapa kali Haruto melirik ke arahnya dengan tatapan canggung campur menyesal
"Barusan memang saya kelihatan seperti keceplosan, tapi saya betul-betul serius dengan ucapan saya. Saya cinta kamu Junghwan." Ucap Haruto akhirnya.
Ketika Junghwan hanya menatapnya tanpa berkata apa-apa, Haruto mulai sedikit panik, "please say something," pintanya.
Junghwan ingin berpegang pada diamnya agar tidak tergoda mengutarakan perasaannya juga. Tapi melihat wajah Haruto yang kelihatan frustasi membuatnya ingin tertawa. Lain dengan biasanya, kali ini Haruto justru terdengar lebih tulus, tanpa ada motivasi apa-apa selain menyampaikan apa yang dia rasakan.
"Kamu serius," ucap Junghwan akhirnya.
"Serius!" jawab Haruto cepat dan berapi-api.
Junghwan menggeleng makin kelihatan tidak percaya, "you can't be in love with me."
"Why not?" kesal Haruto.
"Mana mungkin kamu jatuh cinta sama saya setelah saya ngatain penis kamu kecil dan setiap kali bersama kita lebih sering menelanjangi satu sama lain dari pada berusaha saling kenal lebih dekat."
Haruto berfikir sejenak kemudian mengangkat bahu, seperti tidak peduli. "So? Berhubungan seks itu wajar di dalam suatu hubungan, kan."
"Hubungan?!" teriak Junghwan, "kita nggak punya hubungan."
"Kita akan punya kalau kamu menerima cinta saya." balas Haruto tenang.
"You're crazy." teriak Junghwan kemudian bangkit berdiri dan mengambil beberapa langkah menjauh dari meja makan.
"I know dan itu semua gara-gara kamu." Haruto ikut bangkit dan melangkah mendekati Junghwan.
"Stop! Stop! Jangan dekat-dekat. Saya nggak bisa berpikir kalau kamu telalu dekat." ucap Junghwan sambil mengangkat tangan untuk menghentikan langkah Haruto mendekatinya.
"Bagus, setidaknya sekarang saya nggak merasa seperti seorang idiot karena merasakan hal yang sama," ucap Haruto tanpa menghentikan langkahnya, "Setiap saya melihat kamu, saya nggak bisa bernapas. Setiap saya mencium aroma kamu, yang mau saya lakukan adalah memeluk kamu. Saya nggak suka kalau kamu menyebutkan nama Jeongwoo, karena itu membuat saya ingin melakukan hal-hal yang saya yakin akan membuat saya masuk penjara. Memikirkan bahwa kamu kembali sama dia membuat saya mau gila."
"Oh God, stop it," pinta Junghwan masih mengambil langkah mundur
"Saya belum selesai, bahkan belum setengahnya. Dan saya akan membuat kamu mendengarkan semuanya meskipun saya harus mengikat kamu ke tiang."
"Oke... Oke!" ucap Junghwan panik mendengar ancaman Haruto kemudian berhenti mundur sebelum melanjutkan, "Oke, saya akan dengarkan kamu, tapi kamu juga harus mendengarkan saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Solace
RomanceJunghwan mengalihkan rasa sakit hatinya dengan mencari pelipur lara Solace is to give comfort in grief , sorrow, misfortune, or trouble; alleviation of distress or discomfort *Deskripsi mungkin tidak sesuai dengan cerita, but deal with it* Warning...