Tiga belas - Nasihat

1.3K 177 26
                                    

Satu-satunya hal yang tidak membuat Junghwan gila setiap kali melihat Haruto setelah percakapan mereka di mobil tempo hari adalah dengan mengingatkan dirinya sendiri bahwa, dia masih belum betul-betul move on dari Jeongwoo dan Haruto hanyalah seseorang yang ia jadikan sebagai pelarian, dengan tubuh yang bisa membuat siapapun ngiler... good in bed, caring lover.

Damn it!

Tidak boleh! Junghwan tidak boleh terus-terusan memikirkan Haruto. Dia tidak boleh jatuh cinta pada siapa pun sebelum dirinya yakin bahwa luka di hatinya sudah betul-betul sembuh, apalagi kalau orang itu lagi-lagi atasannya sendiri.

Junghwan tidak mau melakukan kesalahan yang sama dua kali.

Junghwan berusaha memfokuskan kembali perhatiannya pada layar komputernya, mencoba mengalihkan pikirannya sejauh mungkin dari Haruto. Sayangnya, belum sampai sepuluh menit Junghwan menyortir surel-surel dari klien, suara Jaehyuk menginterupsi pendengarannya.

Sepertinya Junghwan salah menilai koleganya yang satu ini, dulu dia kira Jaehyuk ini strict dan kaku seperti robot, tapi nyatanya setelah mengenal lebih lama, Jaehyuk justru salah satu karyawan paling santai di IA, Junghwan sering mendapati dirinya ngobrol tidak penting dengan Jaehyuk, seperti sekarang, tidak ada angin tidak ada hujan, Jaehyuk tiba-tiba nongol di mejanya sambil menanyakan hal yang menurut Junghwan tidak masuk akal.

"What's going on with you and boss?" todong Jaehyuk tanpa basa-basi, membuat Junghwan terkesiap bingung menjawab.

"Nothing is going on," jawab Junghwan mencoba menghindar.

"I'm sure something si going on tho..." ucap Jaehyuk sambil menyipitkan mata.

"Memangnya kenapa sih?"

"Biasanya kan pak bos selalu keluar ruanganya untuk kasih tugas buat kamu, tapi beberapa hari ini kayaknya enggak tuh."

"Ya mungkin memang nggak ada kerjaan yang harus saya kerjain."

"Kalau boleh nebak, kayaknya bukan itu juga sih. Kalian kayak lagi berantem." Kali ini Jaehyuk mencondongkan badannya lebih dekat pada Junghwan untuk berbisik, "Kalian punya hubungan spesial ya? Pacaran gitu?"

"Kami nggak pacaran!" ucap Junghwan sedikit berteriak, berhasil menarik perhatian dari para karyawan di ruangan.

Jaehyuk hanya mengedikkan bahu tanpa dosa, "Oh, oke, soalnya kalau diperhatikan cara kalian ngelihatin satu sama lain tuh kayak pernah ngelihat satu sama lain telanjang."

Junghwan melotot kaget mendengar komentar Jaehyuk. "Hah?!"

"Besar nggak?"

"Nggak! Eh maksudnya tuh... nggak tau! Ih, apaan sih!"

"Pasti sering ya?"

"What?! Dia ngomong apa... dia bilang sesuatu sama kamu?!" racau Junghwan tergagap.

"I knew it..." ucap Jaehyuk lalu tertawa terbahak-bahak, "ketahuan deh," lanjutnya di sela tawanya.

Junghwan yang tidak tahu harus bereaksi bagaimana akhirnya mengambil penggaris dari tempat pulpen dan mengarahkannya pada wajah Jaehyuk, "Berhenti ketawa atau saya pukul kamu sampai babak belur!"

"Eitss... bisa galak juga kamu," Jaehyuk berusaha meredakan tawanya sebelum melanjutkan, "enggak, saya cuma penasaran aja, semejak kamu datang ke IA, bahkan di dari hari pertama kamu di sini, wajah pak bos selalu berseri-seri setiap berangkat kerja nggak beku kaya kutub utara. Fyi, dia dulu jarang keluar dari ruangannya, tapi sekarang sering banget cuma buat ngasih tugas ke kamu."

Junghwan menatap Jaehyuk tidak percaya. Bagaimana mungkin Jaehyuk mengetahui sex life-nya padahal Junghwan bahkan tidak terlalu mengenalnya.

"So, is he good?" tanya Jaehyuk tanpa malu-malu. Berbeda dengan Junghwan yang pipinya terasa panas karena malu.

SolaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang