Bab 3: Tentang Es di Bawah Redup Lampu Jalanan

131 21 2
                                    

***

"Aku mengenalinya, meski hanya diterangi temaram lampu halte"

***


"Aku balik kelas duluan, ya" pamitku pada Nara dan Astri. Terdengar celotehan mereka yang masih kebingungan melihatku yang terburu-buru.

Kupercepat langkah agar segera sampai di kelas. Tempat yang sepertinya hening, jadi nyaman untuk melanjutkan kegiatan maraton membaca novelku, sekalian biar bisa berduaan di kelas dengan Ken, si Manusia Dingin itu. Eh, jangan ambigu sama kata 'berduaan', maksudku kita berdua ada dalam satu ruangan; aku membaca dan dia bermain game. Itu saja. Tapi setidaknya dia menyadari jika aku ada di sana, kan?

Okelah, aku berteriak dalam hati, "My crush, i'm goi-"

-Bruk!!!


Sial, aku tertabrak gadis cantik di depan pintu kelas. Novelku terjatuh dan ia mengambilnya, "Maaf, maaf aku buru-buru, Na"

"Ah iya, gakpapa, aku juga barusan buru-buru," balasku sambil mengusap jidat yang terbentur. Tak apalah, semoga ¹Maydi, gadis cantik yang kumaksud itu kecantikannya menular kepadaku.

Terlihat Maydi terus menerus membolak-balikan novelku, "umm, novelku, May" ucapku sungkan.

Ia terperangah, "ah iya, gada yang rusak kok, Na, maaf ya"

"Gakpapa lho, May," balasku sambil meninggalkannya.

Maydi mencegat, "Eh tunggu, Na. Aku suka liat kamu baca, boleh aku pinjam salah satu novelmu?" pintanya.

Ah, benar saja dugaanku. Dia membolak-balikan buku-ku bukan hanya untuk mencari kerusakan, tapi untuk melihat-lihat isi buku novel tersebut. Mungkin ia tertarik dengan jilid buku yang menawan itu, membuat ingin mengetahui isinya.

Aku sedikit berpikir, tak enak hati jika tak ku pinjamkan, "Boleh, nanti kubawakan untukmu satu,"

Kakiku mulai melangkah dengan lemas, sebab menyadari saat ini tak ada kesunyian di dalam kelas. Bukan hanya mendapati Ken, saat ini ia juga tengah bersama Jio, satu-satunya makhluk kelas yang dekat dengan Ken. Memang terkadang meraka selalu bersama sebagai teman di belakang bangkunya dan teman bermain game.

Mereka memang perpaduan yang cocok. Satunya manusia dingin, dan satunya lagi manusia super aktif; tapi orang-orang menjuluki Jio sebagai Bad Boy karena tubuh tinggi dan wajahnya yang tampan. Namun menurutku, tak setampan Ken, si Manusia Misterius.

Bukan hanya mereka berdua di sini. Kedua teman Meydi pun ada; Firly dan Demia. Orang-orang yang pernah kubilang queen di sekolah besar ini. Ntahlah, jika aku lelaki, aku pun tentunya akan jatuh cinta pada mereka. Sayangnya, aku seorang wanita jadinya aku mencintai Ken, deh, hehe.

Mejaku berada di urutan kedua dari belakang, tempat yang nyaman. Aku memang bukan murid teladan yang selalu duduk paling depan. Hanya murid pertengahan; pintar tidak terlalu pintar, nakal pun tidak terlalu nakal. Begitupun dengan orang-orang di sekitarku. Di samping kananku meja Nara, lalu di samping meja Nara ada meja Ken.

Matanya melirik padaku tatkala decitan meja terdengar sebab geseran yang aku buat. "Dia melihatku?! Ah, tidak! Kira-kira adat apa yang cocok untuk pernikahan kita nanti," teriakku dalam hati, salting sendiri rasanya.

Menurut kalian mungkin saat ini diriku begitu berlebihan, tapi bayangkan saja jika itu kamu. Bagi dia game adalah prioritasnya, hidupnya; saat ia bermain game tak akan ada yang bisa mengecoh dirinya, sementara dia malah melirik padaku. Ahh! Membuat kupu-kupu beterbangan di perut saja!

I Have a Crush on You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang