***
"Hidup kadang kidding."
***
Kata orang, masa SMA adalah masa paling indah saat sekolah. Tapi menurutku tidak. Aku menolak keras omong kosong itu. Nyatanya tak ada yang membuat diriku tahu keindahannya apa dan di mana. Sialan dengan masa SMA!
T-tapi, jika memang benar, kenapa aku tak merasakannya. Padahal, sebentar lagi masa SMA-ku habis, hanya setengah semester lagi, bayangkan! Tinggal tiga bulan lagi aku menjalani status sebagai siswa SMA, tapi belum juga melihat keindahan yang sering orang maksud itu. Apa iya, maksud keindahan itu ialah masa-masa saat bersama Darren? Ah, tidak. Itu memang terasa indah, selebihnya menderita menahan pilu ditinggalkan. Aku tak yakin itu maksudnya.
"Please, God! Kasih tau keindahan SMA itu di mana, aku mau merasakannya, jika emang ada akan kuingat sepanjang hidupku!" gumamku sembari menyusuri koridor menuju kelas.
"Huaa ... Bentar lagi, kan, luluss," Aku merengek.
"Hai!"
Deg! Seseorang dengan suara yang familiar akhir-akhir ini, memanggilku dari belakang. Baru saja aku melewati lawang pintu kelas, sudah dikejutkan oleh manusia yang dianggap bisu itu. Aku menoleh, celingukan,"Hai!"
Ck!
Ia berdecak sembari sesekali terkekeh, "Aku manggil nama kamu, Ha-i-na!" tegasnya.
AAAAAAAAAA, TIDAKKKK!
DIA SEBUT NAMAKU?! DENGAN SEMPURNA?!
Ah, tak tahu lagi seberapa merahnya pipiku saat ini. Aku bangga padanya kalo ini, kukira dia lupa dengan namaku. Kendati, selama bertahun-tahun dia tak pernah menyapa, ternyata ia masih mengingat namaku.
Ah, tidak, tidak! Jangan dulu terbawa suasana! Dia ingat nama aku karena kita udah sepuluh tahun lebih sama-sama, satu sekolah, satu kelas lagi! Jangan baper dulu Haina!
Bukannya kemarin pas pelayatan Darren, kan, dia juga panggil nama aku. Tapi, itu beda, sih. Suasananya beda, kan?
Sekarang, rasanya begitu berbeda. Ruang kelas yang kosong melompong pun terasa begitu sesak. Seakan dipenuhi kabut merah muda dan ribuan bunga beterbangan memenuhi penghirupanku.
"Hei!" dia kembali memanggilku, membuat aku tersadar dari lamun panjang melihat masa depan di depan mata. Dia masa depanku, kan? Iya, kan?
"Ah, iya, maaf Ken!" seruku seraya meninggalkannya menuju bangku milikku.
Ah, sial! Ternyata dia membuntuti-ku, segera aku berbalik, berniat akan memarahinya, "Kamu! Ada ap-?
"-Bentar lagi ujian, gimana kalo kita belajar bareng!" ajaknya setelah memotong ucapanku.
Sontak membuatku terkejut mendengarnya sampai tubuhku hampir terjatuh ke belakang, dibuat melayang. This! "Apa ini maksud dari ..." pikirku saat hampir terjatuh.
...
Hidup kadang kidding. Itu kiasan yang tengah kualami saat ini. Percaya atau tidak, semua hal di dunia ini bisa terbalik sembilan puluh derajat jika Dia menghendaki. Benar! Tuhan pun menghendaki keperibadian Ken menjadi terbalik. Meski hanya ke beberapa orang tertentu, misalnya aku.
![](https://img.wattpad.com/cover/333877925-288-k828969.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Have a Crush on You [COMPLETED]
TienerfictieSeberapa lamanya kamu bisa mencintai seseorang dalam cara paling sepi? Satu bulan? Satu tahun? empat tahun? Atau sampai sepuluh tahun? Ah tidak, ini ceritaku! Aku mencintanya seumur hidupku. *** Haina. Seorang penulis SMA tingkat akhir yang tero...