Bab 4: Tentang Buku

98 20 4
                                    

***

"Kukira buku, ternyata kisahku"

***

Maydi cemberut, "Kamu udah lupa?"

Aku sedikit termenung beberapa detik.

"Itu lho, semalam kamu sama-"


Brahkk!


Aku berdiri sembari sengaja memukul kencang meja di hadapanku, membuat Maydi terdiam seribu bahasa. Sedikit terkejut melihatnya, "Ha-ah, maaf, s-semalem gak ada apa-apa kok, aku cuma liatin dia biasa aja!" panikku merasa bersalah.

Ia mengerutkan kening sambil berkata, "maksudnya?!"

"Hah, maksudmu?" Aku malah bertanya balik.

Maydi berdecak, "buku," lirihnya.

Namun aku masih tak mengerti, "semalam kamu sama aku tubrukan, kan? Bukannya pas itu kamu mau kasih aku pinjam satu bukumu?" jelas Maydi pelan.

"Arghh! Iya, aku sampai lupa" refleks kutepuk dahi sambil kembali terduduk.

Kulihat tampang Maydi yang penuh kekecewaan, "tenang aja, aku cuma lupa kasih tahu kamu aja, tapi aku bawa kok, May," Aku membujuk.

Ia langsung semringah mendengarnya. Setelah mengambilnya di dalam tas, aku pun langsung memberikannya pada Maydi yang terlihat tak sabar, "ini tipis, tapi lumayan seru kok tulisannya,"

"Haa~ makasih ya, Na, aku bakalan cepet kembaliin ke kamu," tuturnya semringah.

Senang bisa melihat kebahagiaan se-sederhana ini, "gausah cepet-cepet, santai aja" pungkasku.


***

Bugh!

"Aaaaa! Maydi, Maydi, Maydi!"

"Semangat, Maydii!"

Terdengar orang-orang bergemuruh meneriaki nama Maydi di jam olahraga kali ini. Apalagi kedua temannya; Demia dan Firly yang menjerit tak kalah kencang. Terlebih saat bola melayang ke arah Maydi dan saat-saat ia menyervis bola tersebut, semua orang berteriak, baik lelaki ataupun wanita; bahkan adik-adik kelas yang hanya sekadar lewat pun rela menepi untuk melihat permainan yang Maydi lakukan.

Menurutku, bukan hanya taktik mainnya saja yang menarik. Namun,  parasnya yang membuat orang semakin tertarik. Mana sudah cantik, jago bermain volly pula. Cantiknya tak terlalu feminim, tapi malah membuat makhluk berakal semakin terpukau. Pernah kubilang kan, jika aku lelaki akan kupinang dia; begitu pun jika dia mau, hihi.

"Haina!" seru Maydi dengan botol minum yang ia pegang dan handuk kecil di bahunya.

Aku menoleh, "ya?"

Maydi ikut menurunkan bokongnya di sampingku; di kursi taman, tempat aku membaca ataupun menulis di waktu-waktu senggangku. "Ada apa?" tanyaku lagi.

"Aku udah selesai baca novel itu semalam,"  ucapnya terengah-engah sambil mengembalikan buku yang kemarin aku pinjamkan.

"Cepet banget bacanya, keren! " Aku memujinya.

I Have a Crush on You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang