Sherly masih tertidur pulas di kamarnya. Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Karena ini hari kedua liburan sekolah Sherly memanfaatkan waktu untuk istirahat.
Tidur Sherly terusik saat sebuah tangan yang mengusap lembut kepalanya. Mata Sherly terbuka perlahan menampakkan Sierra yang sedang duduk di tepi ranjang sambil tersenyum ke arahnya.
"Bangun kebo!" ledek Sierra sambil menggelitik perut Sherly.
"ISH...SIERRA BERHENTI...GELI" pekik Sherly sambil berusaha menjauhkan tangan Sierra.
"ngapain ke sini Sie?"
"Mau main di sini dong...gue juga ajak Carla sama Naira...tapi mereka masih di bawah lagi ngobrol sama tante Mala si Naira juga lagi asik main sama Fanny" jawab Sierra. Fanny adalah adik bungsu Sherly yang baru berusia 5 tahun.
"Oh"
Merasa ada yang janggal dengan Sherly, Sierra langsung duduk bersidekap di hadapan gadis itu.
"Kenapa lagi Sher? kak Farel cuekin lo lagi?" ledek Sierra, pasalnya yang ia tahu Sherly sedang dekat dengan laki laki itu.
Sherly berdecak sebal"udah Sie...jangan bahas dia lagi"
"lho? makanya udah gue bilang stop buat bucin sama cowok....mending luangi waktu buat quality time bareng temen" ujar Sierra sambil menyentil dahi Sherly.
Sherly mengusap dahinya yang sedikit sakit karena ulah Sierra"apa sih Sie...udah deh gue mau keluar" kesal Sherly langsung pergi meninggalkan Sierra keluar.
Sejujurnya Sierra belum mengetahui bahwa Sherly menyukai perempuan. Bahkan Sherly sengaja bersikap seolah olah ia menyukai seorang laki laki agar Sierra tidak curiga.
•••
Seminggu berlalu kini Sherly tengah memilih milih sebuah buku bersama sang mama di toko buku besar yang ada di kotanya. Tak lama Sherly mendengar suara seseorang yang sangat ia kenali.
Saat menoleh Sherly sangat kaget ketika melihat Carla sedang bersama Regan dan Bagas. Mereka juga sedang memilih buku namun dengan canda tawa yang terlihat sangat bahagia.
Sherly berjalan mendekati ketiganya bersembunyi di balik rak buku berusaha mendengar perbincangan mereka.
"Carla...lo tumben gak main sama si Sherly?" Cletuk Bagas.
"Heh...boro boro lo tau sendiri Sherly gimana...males juga gue kalau harus main ke rumahnya mulu" jawab Carla dengan malas.
"DELIANA" Mala pun memanggil Sherly dengan cukup keras. Sherly pun meringis langsung menghampiri mamanya sambil berharap Carla, Bagas dan Regan tidak mendengarnya.
Malam harinya Sherly merenung di rooftop rumahnya, menatap bulan yang ada di sana.
Sherly...ia butuh Sierra sekarang. Dengan ragu Sherly menekan kontak Sierra dan menelponnya.
Panggilan pertama belum terjawab, namun saat yang kedua kalinya panggilan itu terangkat.
"Sie..."
"Hallo?!"
"Eh...Ryan?"
"Sherly...lo tau ini jam berapa?!"
"Ta..tapi...Sierra mana Ryan?"
"lo beneran gak tau sopan santun apa gimana sih...sekarang udah hampir tengah malam...Sierra udah tidur"
"lo....tidur sama—"
"Iya!"
"Udah deh jangan ganggu cewek gue lagi...lo tau lama kelamaan gue muak Sierra lebih mentingin lo dari pada gue! Sengaja lo mau bikin hancur Sierra juga kayak diri lo? gue gak akan biarin itu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Until With You
Fanfiction'Cinta' satu kata yang begitu indah bagi Sherly. Dirinya ialah tipe orang yang mudah cinta dan menaruh kepecayaan kepada orang lain. Namun ada satu titik dimana ia lelah di acuhkan dan di hianati oleh semua lelaki. Hidupnya mulai berubah sejak semua...