6||MY DESTINY

309 37 3
                                    

Kali ini Sherly sedang belajar bersama dengan Sierra. Terkadang mereka melakukan hal random bersama di tengah tengah kegiatan belajar mereka.

Sherly yang iseng mulai menggambar abstrak di lengan mulus milik Sierra.

"Pengen deh punya tangan kayak gini" gumam Sherly sambil mengusap usap lengan Sierra.

Sierra pun menatap Sherly malas"makanya punya tangan bagus bagus jangan di nodai sama hal yang aneh aneh" cibir Sierra kesal.

Tak lama suara ketukan berasal dari luar kamar Sierra, dengan cepat gadis itu bangkit dan membuka pintu. Nampak Carla dengan keadaan sedikit berantakan langsung memeluk Sierra.

"Sie....gue...gue gak tahan Sie...ini semua salah gue...gue mau mati aja...hiks...gue gak sanggup...gi..gimana kalau Sherly tau" Carla terisak di dalam pelukan Sierra dan belum menyadari keberadaan Sherly.

"Tau apa?"

Carla tersentak, ia menoleh baru menyadari keberadaan Sherly di sana. Sherly berjalan menghampiri Carla.

"Jawab La....tau apa?!" tanya Sherly sekali lagi.

Carla hanya menggeleng sambil menangis, ia lemas....kakinya tak bisa lagi menapak, Carla terduduk di lantai dengan tangannya yang memegang sebuah amplop putih.

"CARLA! CERITA KE GUE...LO KENAPA?!" Sherly sudah mulai terbawa emosi saat melihat Carla menangis tersedu sedu.

"Sher...maafin gue....demi tuhan gue di jebak.... maaf banget gue jauhin lo....maaf Sher....gue emang hina....bunuh gue Sher..."lirih Carla, Sierra berusaha menenangkan gadis itu.

"La....hiks...please cerita lo kenapa??!" Sherly sangat bingung ia pun memeluk Carla sambil ikut menangis.

Carla tidak sanggup lagi berbicara ia hanya menyerahkan amplop putih yang ia pegang kepada Sherly, dengan cepat Sierra menahan tangan Sherly untuk membukanya. Sejujurnya Sierra sudah tau apa yang terjadi sejak seminggu yang lalu namun masih mewanti-wanti Carla agar tidak memberitahu Sherly karena Sierra khawatir gadis itu akan benar benar kecewa.

"Jangan di buka Sher!" peringat Sierra, Sherly menggeleng tetap ingin membuka amplop tersebut.

Perlahan Sherly membaca isi amplop itu, matanya membulat sempurna, ia sangat terkejut sampai kertas yang ada di tangannya terlepas dari pegangannya.

"La...." lirih Sherly menatap Carla dengan serius.

"Sher...hiks....maafin gue....gue emang gak pantas hidup.....hiks..." tangis Carla kembali pecah, Sherly langsung memeluk erat tubuh Carla.

5 menit kemudian Carla sudah mulai tenang, di usapnya pipinya oleh Sherly"La....tell me...who's father?! Siapa yang berani nyakitin lo kayak gini?!" tanya Sherly hati hati tak ingin Carla kembali menangis.

Carla pun menatap Sierra meminta persetujuan dari gadis itu, Sierra hanya bisa mengangguk lemah, Sherly sudah terlanjur mengetahuinya.

"gue....ha..hamil anak Regan"

Duar...

Bagaikan tersambar petir di siang bolong saat Sherly mendengar penuturan dari Carla. Ia sangat tidak percaya.

"La....la....bilang ke gue ka...kalau semua ini gak benar?!" ujar Sherly sambil berjalan mundur menjauh dari Carla.

Carla bangkit berusaha merangkul Sherly namun langsung di tepis oleh gadis itu.

"Sher....maaf...bunuh gue aja Sher...gue emang gak pantas hidup" ujar Carla memohon.

Mata Sherly memerah, jantungnya sesak, rasa sakit di hatinya menjalar, anxiety nya tiba tiba kambuh. Sherly berpegangan kepada meja yang ada di hadapannya.

Until With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang