20

2.8K 225 3
                                    

"Wei wuxian Heat?" Wen Ning
"Em, semalam kakak menghubungi ku dengan terburu buru." Ling Wen

"Aneh.. Bukan kah ini belum masa heat nya." Wen Ning
"Emm.." Ling Wen tampak membuka kalender di tablet nya.

"Anda benar.. Lalu mengapa kakak berbohong." Ling Wen
"Kau bisa menghubunginya?" Wen Ning

"Aku tidak lagi menghubunginya sejak semalam." Ling Wen
"Baiklah, tunggu sampai dia yang menghubungi lebih dulu." Wen Ning
"Baik, lalu bagaimana dengan Fansign nya?" Ling Wen

"Akan tetap berjalan, kau tidak perlu khawatir." Wen Ning
"Terimakasih." Ling Wen membungkuk sopan saat Wen Ning melangkah pergi.

'Jangan katakan, jika ia menemani masa rut Lan WangJi.' Wen Ning

"Hubungi Lan WangJi, katakan aku ingin bertemu." Wen Ning berbicara kepada sekertaris nya.
"Baik pak." Sekertaris

"Pak, sekertaris Presdir Lan mengatakan untuk beberapa hari kedepan. Presdir Lan mengambil cuti." Sekertaris
"Oh, baiklah." Wen Ning bersandar pada kursi nya. Ia menghelang nafas.

"Sudah jelas.. Mereka sedang bersama." Wen Ning
"Apakah itu tandanya, aku tidak bisa lagi mendekatinya dengan bebas." Wen Ning




"Ughh...." Wei wuxian menyimpitkan matanya saat pantulan cahaya mengenai wajahnya.

"Tanggal berapa sekarang.." Guman nya sambil mencoba bangun, namun.

"Achk!..." ia kembali berbaring saat seluruh tubuh nya terasa sakit.

"Berapa banyak yang kami lakukan..!" Wei wuxian memeluk bantal dengan erat.
"Tunggu! Dia tidak knot kan!" Wei wuxian kembali bangun dengan tiba tiba. Mengabaikan sakit di sekitar pinggang nya

"Kau sudah bangun?" Lan WangJi melangkah masuk
"Oh, sudah lebih baik?" Wei wuxian duduk bersila. Menutupi tubuh bagian bawahnya dengan selimut. Rona merah di pipinya semakin ketara saat melihat Lan WangJi tidak menggunakan pakaian atasan.

"Em, berkat dirimu. Terimakasih." Lan WangJi duduk di tepian ranjang.
"Ingin ku bantu mandi?" Kan WangJi

"Huh?! Tidak! Aku bisa mandi sendiri!" wajah Wei wuxian semakin merona.

"Tidak perlu malu, aku sudah melihat semuanya." Lan WangJi

"Kau! Bagaimana kau bisa mengatakan hal seperti itu!" Wei wuxian
"Mengatakan apa?" Lan WangJi menggendong nya ala pengantin dan menuju kamar mandi.

"Kau.. Bagaimana kau memiliki ini?" Wei wuxian mengelus tipis otot perut Lan WangJi saat Lan WangJi menurunnya di dalam bak mandi.

"Dengan latihan." Lan WangJi membuka kran air dan mengusiknya dengan air hangat.

"Apa jika aku latihan, perut ku juga bisa seperti itu?" Wei wuxian menatap Lan WangJi.
"Perut mu yang sekarang sudah baik baik saja." Lan Wangji membuka celana nya.

"Aku ingin punya otot perut." Wei wuxian
"Perut mu sudah sexy." Lan WangJi memeluk pinggang Wei wuxian saat setelah ia duduk di belakang Wei wuxian.

"K-kau.. Hentikan bicara seperti itu!" Wei wuxian menunduk dalam
"Itu keyantaan nya." Lan WangJi memeluk perut Wei wuxian semakin erat. Dan menyimpan dagu diatas pindak Wei wuxian.

"Ayo menikah." Lan WangJi, Wei wuxian menoleh degan cepat
"M-menikah?!" Wei wuxian

"Hati hati dengan leher mu." Lan WangJi
"Em, menikah. Aku tidak mau menundanya lagi." Lan WangJi mengelus pipi Wei wuxian

"Bagaimana dengan keluarga mu? Merek sudah setuju?" Wei wuxian
"Em, mereka mendukung kapan pun aku ingin menikahi mu." Lan WangJi.

"Sungguh? Sekarang mereka menerima ku?" Wei wuxian tampak tidak percaya
"Em, mereka menantikan kau untuk kembali kerumah." Lan WangJi mengecup kening Wei wuxian.


Kesempatan Kedua Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang