"Ibu, aku datang lagi." MengYao memasuki sebuah kamar di rumah sakit.
"Kau datang, bagaimana pekerjaan mu?" Mengshi
"Baik baik saja." MengYao menata buah dan makanan yang ia bawa.
"Apa yang dokter katakan, apakah ibu sudah merasa lebih baik?" MengYao"Ibu semakin baik, kau sudah berkerja sangat keras untuk kesembuhan ibu." Mengshi
"Hanya ibu yang aku miliki, tentu aku harus melakukan semua itu." MengYao
"A Yao, apa kau tidak ingin memiliki keluarga mu sendiri. Ibu ingin menggendong cucu ibu." Mengshi
"Ibu, apa yang ibu katakan." MengYao menggeleng kan kepalanya."Kau tidak mau memberi ibu cucu?" MengShi
"Tidak untuk sekarang ibu." MengYao mengupas apel
"Kau sudah matang dan dewasa." MengShi
"Baik, baik akan aku fikirkan. Sekarang ayo makan apel nya." MengYao, MengShi menerima piring kecil berisi potongan apel yang telah di kupas.'Maafkan ibu, ibu tidak bisa mengatakan jika penyakit ibu semakin memburuk. Ibu.. Tidak ingin melihat kau semakin terbebani.' Mengshi
"Aku harus kembali." MengYao membereskan sisa sisa kekacauan yang ia buat.
"Ya, pergilah. Ibu baik baik saja kau tidak perlu sering berkunjung." Mengshi
"Ya, baiklah. Hubungi aku jika terjadi sesuatu." MengYao mencium pipi ibu nya
"Em, anak ku ibu sangat menyayangi mu." Mengshi
"Aku juga sayang ibu." MengYao pun meninggalkan ruangan Mengshi. Dan saat itu juga, Mengshi segera berlari kekamar mandi dan memuntahkan apa saja yang ia makan tadi."Anak ku, maafkan ibu.." Mengshi tampak menangis. Sambil membasuh mulut nya dengan air kran. Wajahnya kian hari kian memucat.
"Apakah, masih ada umur ibu untuk melihat anak mu nanti." Mengshi
"Bulan depan ulang tahun MengYao?" Lan Xichen
"Ya, wuxian yang mengatakan nya." Lan WangJi
"Walau begitu, apa yang harus aku bawa. Aku tidak tau apa yang dia sukai." Lan Xichen
"Wu Xian akan membantu." Lan WangJi"Ling Wen, kosongkan jadwal ku untuk minggu depan." Wei wuxian
"Seminggu penuh?" Ling Wen
"Em, aku ingin ke Yiling." Wei wuxian"Baik kakak, serahkan kepada ku." Ling Wen
"Akhir akhir ini, kau dan He Xuan terlihat dekat." Wei wuxian
"Dia terus menempel seperti bayi." Ling Wen tampak kesal.
"Tapi, kau selalu menuruti nya." Wei wuxian
"Bagaimana aku bisa mengabaikan nya saat dia terus merengek." Ling Wen
"Ling Wen, mungkin dia menyukai mu." Wei wuxian
"Kakak, apa yang kau katakan!" Ling Wen
"Haha, apa kau malu?" Wei wuxian tertawa saat melihat wajah memerah Ling WenWei wuxian menggigit bibir bawah nya, ia baru saja melakukan tes kehamilan secara mandiri dan alat di tangan nya menunjukan dua garis merah.
"Aku.. Hamil?..." Guman Wei wuxian
"Itu sudah jelas.." Ia tampak menghelang nafas lalu membuang alat tes itu kedalam tempat sampah."Langsung ku beri tau, atau aku minta ayah mu datang ya." Wei wuxian tampak bingung sambil memainkan ponsel di tangan nya. Dan pada akhirnya ia memilih untuk memanggil Lan WangJi
Wei wuxian tampak puas dengan hidangan hasil masakan nya sendiri. Sebentar lagi jam makan malam. Dan seharus nya Lan WangJi sudah hampir sampai. Dan benar saja, suara pintu terbuka membuat nya semakin tersenyum lebar.
"Selamat datang." Wei wuxian menyambut Lan WangJi. Memberinya kecupan singkat di bibir dan memeluk nya.
"Em, aku pulang." Lan WangJi memeluk Wei wuxian dan mengecup pucuk kepala nya.
"Kau belum makan malam kan? Aku sudah masak ayo kita makan." Wei wuxian mendongak, menatap Lan WangJi dengan dagunya menempel di dada Lan Lan WangJi.
"Aku akan mandi dulu." Lan Wangji mengangguk.
"Jangan lama lama." Wei wuxian
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesempatan Kedua
Short StoryWei Wuxian hanyalah Omega miskin yang di nikahin Lan WangJi karna paksaan dari sang kakek Lan An. Walau mengetahui bahwa Lan WangJi tidak mencintai atau mungkin membencinya. Wei Wuxian tetap menjalankan kewajiban nya sebagai istri Lan WangJi. Tahun...