Kenma menatap sepiring ikan bakar yang ada di tangannya kemudian pandangannya beralih menatap Kuroo yang malah terduduk santai sambil menopang dagunya dengan tangan kanan.
"Jadi... Kau tidak bisa memakan ini?"
"Tentu saja bisa, hanya saja..." Kuroo berhenti menopang dagunya kemudian mengusap sel itu dengan lembut. "Apakah kau bisa membuat makanan itu melewati sel ini?"
Kenma terdiam mendengar itu.
Benar juga.
Ini adalah penjara yang di lapisi sihir yang cukup kuat. Apa lagi yang menghuni sel ini adalah penyihir kelas kegelapan. Tentu saja pasti akan makin di perkuat pertahanannya, kan?
"Ti-dak...." dia menjawab dengan nada lesunya. Perlahan tangannya membiarkan piring itu tergeletak di tanah.
Kuroo terkekeh menyaksikan Kenma yang terlihat lesu itu. "Sudah.... Lupakan saja, lagi pula aku tidak lapar."
Kenma yang mendengar itu pun sontak kembali menatap Kuroo dengan tatapan lesunya. Bahkan dapat Kuroo lihat di iris kuning itu terdapat rasa kasihan padanya. Er..... Kenma, kau tidak perlu mengasihani penyihir ini.
"Tapi aku ingin kau merasakannya.... Sudah lama kau tidak makan ikan bakar, kan?" tanyanya dengan pelan.
"Ya... Aku memang sudah lama tidak memakannya."
"Kau tidak ingin memakannya lagi?"
Kuroo tersenyum. "Tentu saja ingin, tapi aku tidak bisa memakannya. Jadi aku tidak boleh memaksa, kan?"
Kenma yang mendengar itu sontak menundukkan kepalanya. Huh.... Dia kira dia bisa membuat Kuroo merasakan apa itu makan yang sesungguhnya. Karena Kenma tahu.
Selama 12 tahun ini, Kuroo bertahan dengan sebuah sihir yang bisa mengisi energinya kembali dan membuatnya tidak merasa lapar.
Bukankah itu sedikit.... Kejam?
"Kau makan saja, aku akan memperhatikanmu dari sini. Dengan begitu aku dapat merasakan rasa makanan itu." ucap Kuroo.
Mendengar itu membuat Kenma kembali mendongakkan kepalanya dan menatap Kuroo. "Sungguh?"
Kuroo mengangguk. "Sungguh."
Kenma tahu bahwa ini hanyalah kebohongan belaka.
Tetapi tidak papa, kan?
Dia kembali mengambil piring yang tergeletak di sana. Tangannya bergerak meraih sendok kemudian memasukkan ikan itu kedalam mulutnya dan mengunyahnya.
Enak.
Ikan ini sangat enak meskipun sedikit asin.
"Ikannya terlalu asin, ya?" Kuroo berkata diiringi senyum lebarnya sehingga membuat matanya menyipit.
Kenma menelan ikan itu dan menatapnya terkejut.
Kenapa Kuroo bisa mengetahuinya?
"Kau benar-benar bisa merasakannya?" tanya Kenma tak percaya.
Kuroo mengangguk. "Tentu."
Tentu saja Kuroo berbohong.
Dia mengetahui ikan itu asin dari raut wajah Kenma.
Iris kuning yang tadinya lesu itu kini berubah menjadi bersemangat bahkan berkilau-kilau. "Keren! Sihir apa yang kau gunakan?"
Kuroo menggerakkan jadi telunjuknya pada bibirnya. "Rahasia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ouji To Majo • Kuroken[✔]
RandomPangeran dan Penyihir tidak bisa bersatu, dan semua orang tahu itu.