19. Typhon

198 36 0
                                    

CTRAKKK


Kuroo mengayunkan pedangnya sekali lagi dan tiba-tiba saja seperempat tubuh pasukan yang mengerumuninya langsung terbelah menjadi dua dan membuat darahnya bercecer di mana-mana bahkan sampai mengotori Kuroo.

Kuroo yang menyaksikan itu hanya diam, menatap datar sekelilingnya. Orang-orang yang masih terus berusaha untuk membunuhnya.

Orang-orang yang membuang nyawanya cuma-cuma hanya demi membuatnya mati.

Demi satu nyawa yang melayang, kerajaan Arch rela mengorbankan ratusan—ribuan nyawa lainnya.

"Bodoh, benar-benar bodoh." Kuroo membatin ketika memikirkan hal itu.

Dia menoleh kebelakang, mencoba mencari dimana letak komandan pasukan ini. Kuroo berniat membunuhnya agar ini semua bisa selesai dan dia bisa segera mencari Kenma.

Ctakk

Tak

Seng

Kuroo mengedarkan pandangannya sambil terus menghindari serangan-serangan pasukan itu dengan lihai. Bahkan dari sebegitu banyaknya orang tidak ada satu pun serangan mereka yang mengenai Kuroo sedikit pun.

"Kena kau."

Kuroo segera mengayunkan pedangnya ke belakang ketika mendengar suara itu tepat di telinganya.

CRAKK

Suara pedang yang beradu terdengar jelas di sana. Kuroo menahan pedangnya agar pedang orang itu tidak menyerangnya. Tanpa bertanya pun, Kuroo tahu bahwa ini adalah komandan pasukan Arch.

"Ignis gladius." Kuroo berkata dan tepat setelahnya muncul sebuah pedang di tangan kirinya yang terbuat dari api bewarna biru. Dia segera menusuk perut komandan itu dengan pedang api yang ada di tangannya.

Srakk

Ayunan pedang komandan itu meleset, tidak mengenai kepala Kuroo dan malah menebas angin akibat perutnya yang terasa sakit. Membuat konsentrasinya menghilang.

Dia mundur beberapa langkah sambil memegang perutnya yang telah bersimbah darah dan masih terdapat pedang itu. Dia meringis sambil menatap Kuroo tajam.

"Penyihir sialan...."

Kuroo tidak menggubrisnya, dia malah ber-teleportasi tepat kebelakang tubuh orang itu. Dia mengambil ancang-ancang untuk menebas kepala sang komando.

Namun, bukannya mengayunkan pedangnya. Kuroo malah mendongak, menatap keatas seolah menunggu sesuatu dari sana.

Dia tersenyum miring ketika melihat ada sesuatu yang melaju dengan sangat cepat kepadanya.

"Oya? Dia masih hidup?" ucapnya.

BRUGHHHH

Sesuatu itu mendarat dengan sangat kuat di tengah-tengah gerombolan orang-orang itu. Berkat ia yang turun dengan kecepatan tinggi, mengakibatkan tanah yang di pijaknya itu retak. Bahkan para ksatria itu ada yang meninggal akibat pendaratannya.

Ouji To Majo • Kuroken[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang