09. Pangeran Sulung

239 41 0
                                    

"Yo, Kenma."

Kenma yang sedang latihan memanah seketika menghentikan kegiatannya ketika mendengar suara tak asing yang masuk ke dalam indera pendengarannya.

Dia membalikkan badannya. Di dapati seorang yang lebih tinggi darinya dengan pakaian bewarna putih dan dengan pedang di pinggang sebelah kirinya.

Bibirnya terbuka kecil menyaksikan orang itu berdiri di hadapannya. Tangan kanannya yang sedari tadi memegang busur perlahan menjatuhkan busurnya saking terkejutnya melihat sosok yang ada di hadapannya.

Yaku Charlles von Dread, Pangeran sulung kerajaan Dread dan kandidat kuat sebagai Raja selanjutnya sekaligus Kakak tiri Kenma.

Brakk

Yaku tersenyum miring menyaksikan Kenma yang menjatuhkan busurnya. Dia menggerakkan jari telunjuknya pada busur itu dan tak lama busur itu perlahan-lahan terangkat dan melayang di udara.

"Hati-hati, kau menjatuhkan busurmu."

Kenma tidak menggubrisnya. Dia masih terkejut atas kehadiran Kakaknya yang sangat tiba-tiba ini.

Pasalnya, Kenma sangat yakin bahwa Yaku akan kembali ke sini lagi tahun depan. Lantas...

Mengapa malah lebih cepat satu tahun?

Yaku menggerakkan jarinya lagi dan secara bersamaan busur itu bergerak keatas ke kepala Kenma. Dan setelah itu Yaku pun membatalkan sihirnya sehingga membuat busur itu jatuh tepat di atas kepala Kenma.

"Oh... Maaf, tanganku tergelincir."

Kenma merasakan kepalanya yang terasa sakit bahkan terasa pusing akibat ulah Kakaknya itu. Dia memegang kepalanya dan mengusapnya perlahan untuk menghilangkan rasa sakit itu.

"Ka-kakak pulang?" Kenma berkata sambil menatap datar Yaku.

Hubungannya dengan Yaku tidak begitu baik.

Sejak kecil, Yaku selalu saja menindasnya. Maka dari itu keduanya tidak seperti saudara pada umumnya. Terlebih, Yaku terlihat sangat tidak menyukai Kenma.

Yaku mengangguk. "Iya, aku pulang setelah selesai mengurus perjanjian dengan kerajaan Ritch."

Kenma yang mendengar itu hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Dia membungkuk untuk mengambil busurnya itu. Berniat untuk meninggalkan Yaku karena dia yakin, jika dia tetap di sini Yaku akan menindasnya lebih lama dan lebih parah.

"Selamat datang kembali, Kak." Kenma berkata sambil membalikkan badannya untuk meninggalkan Yaku.

Yaku yang menyaksikan Kenma ingin meninggalkannya pun berdecih pelan. "Hoi, siapa yang membolehkanmu pergi?"

Kenma berhenti melangkah mendengar pertanyaan itu.

"Ayo kita bertarung."

"Aku ingin melihat sejauh mana kemampuanmu telah berkembang." ucap Yaku sambil tersenyum remeh.

Kenma menghela nafasnya mendengar itu. Oh ayolah, menemani Kuroo di penjara bawah tanah lebih baik dari pada harus bertarung dengan Yaku yang mempunyai 1001 cara liciknya.

Kenma membalikkan badannya kemudian menggeleng. "Tidak mau."

"Lagi pula aku tidak mengalami perkembangan 0,1% pun. Jadi Kakak tenang saja, Kakak adalah kandidat kuat Raja selanjutnya." jelas Kenma dan setelahnya dia segera menggunakan teleportasi dan menghilang dari hadapan Yaku.

Yaku yang menyaksikan itu berdecih sebal. "Cih, sombong sekali anak itu."

•••••

Kenma duduk di kursi meja makan yang cukup berjarak dari keluarganya itu.

Malam ini diadakan acara khusus di kerajaan Dread, Raja mengundang keluarga kecilnya serta beberapa petinggi kerajaan yang penting untuk membahas perihal pemindahan tahta selanjutnya.

Jujur saja, Kenma tidak tertarik bahkan dia sangat ingin kabur dari sini. Karena.... Kenma seperti tidak dianggap di sini. Jadi, tidak ada gunanya juga, kan?

Jika bukan karena Suga yang memintanya untuk datang, Kenma mana sudi datang. Dia datang hanya karena dia khawatir jika Ayahandanya akan menyakiti pengawal baik hatinya itu.

"Hahaha, ya... Kau benar anakku Yaku memang hebat. Dia baru saja menjalin perdamaian dengan kerajaan Ritch." Ayahnya mulai berbicara dengan para petinggi kerajaan itu. Tentu saja dia membanggakan Yaku di sana.

Kenma tidak peduli, dia lebih memilih mengambil kue manis yang ada di hadapannya lalu memakan kue itu.

Harusnya rasa kue itu adalah manis.

Tetapi mengapa tiba-tiba rasanya sangat pahit?

"Uhuk uhuk." Kenma terbatuk akibat merasakan kue yang pahit itu, membuat seluruh atensi orang yang ada di dalam ruangan itu beralih menatap kearahnya.

Kenma ingin memuntahkan makanan itu, sungguh.

Tetapi dia tidak bisa melakukannya. Jika ia melakukannya, Ayahnya pasti akan memarahinya karena berperilaku tidak sopan di hadapan orang ramai.

Tanpa pikir panjang dia segera meraih segelas air putih yang ada di hadapannya dan meneguknya habis. Mencoba membantu mendorong kue itu agar masuk ke dalam organ pencernaannya.

Glek

Kenma berhasil menelannya. Sesaat setelah itu, dia menatap sekeliling dan di dapatinya sang Ayah yang tengah menatap tajam kearahnya.

"Abaikan saja dia, dia memang seperti itu." ucap sang Ayah sambil kembali menatap pada anak kesayangannya a.k.a Yaku.

"Ayahanda, kita tidak boleh seperti itu. Bagaimana jika Kenma kenapa-kenapa?" tanya Yaku sambil menatap Kenma dan menjulurkan lidahnya.

Ah... Kenma tahu mengapa kue itu terasa pahit.

Yaku telah mencampurkan sesuatu ke dalam kue itu, ya?

"Hah.... Kau terlalu baik Yaku, sudah jangan perdulikan dia. Lebih baik kita pikirkan hari yang tepat untuk kenaikan tahtamu."

Yaku tersenyum miring ketika mendapati Kenma yang menatap kearahnya dengan tatapan datar. Setelah itu dia kembali menoleh pada sang Ayah dan mulai membicarakan tentang kenaikan tahtanya itu.

Kenma meremas celana yang ia kenakan. Sial, dia tidak suka berada di sini.

Dia ingin ke penjara saja.

Dia ingin bersama Kuroo.

Di sana lebih baik dan menenangkan.

Tidak seperti di sini.

Ouji To Majo • Kuroken[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang