Kuroo yang tengah terpejam sontak membuka matanya. Iris hitam itu menatap datar sekelilingnya ketika merasakan energi sihir Pangeran sulung yang perlahan mulai mendekat kearahnya.
Oh ayolah, apa yang ingin Yaku katakan padanya?
Biarkan Kuroo beristirahat, Kuroo sudah lelah sedari tadi pagi selalu di interogasi oleh para prajurit elite kerajaan Dread. Dan sekarang, Raja baru yang akan menginterogasinya?
Jangan bercanda, Kuroo sudah muak dengan interogasi ini meskipun dia menjawabnya ogah-ogahan.
"A, ternyata kau masih tetap berada di sini, ya?"
Kuroo yang mendengar suara Yaku sontak mendongakkan kepalanya untuk melihat jelas wajah Raja baru itu.
"Ya, tentu. Lagi pula aku tidak bisa keluar dari sini." jawab Kuroo sambil memperlihatkan kedua tangannya yang di rantai ke tembok sel itu.
Yaku tertawa renyah ketika mendengar Kuroo berkata demikian. "Ayolah, jangan sarkas seperti itu."
Dia menghentikan tawanya dan menatap Kuroo datar. "Aku tahu kau bisa keluar dari sini dengan mudah."
"Terlebih, kekuatanmu sudah pulih sepenuhnya, kan?"
Kuroo diam mendengar itu. Dia menatap Yaku lebih datar dari sebelumnya, pandangannya fokus menatap wajah Yaku. Mencoba menggali informasi dari sana.
Bagi Kuroo, menggali informasi adalah hal yang mudah.
Terlebih, dia juga bisa membaca pikiran.
"Mana mungkin kekuatanku pulih dalam kurun waktu 12 tahun, Pangeran."
"Ah maafkan aku, maksudku. Raja baru kerajaan Dread." Kuroo kembali berkata guna menyanggah ucapannya sendiri.
Yaku yang mendengar itu tersenyum miring. "Eh... Kau mengetahui bahwa aku sudah menjadi Raja, ya?"
"Aku merasa tersanjung karena Penyihir kegelapan mengenali Raja baru sepertiku."
Tepat setelah Yaku mengatakan itu. Gelak tawa yang cukup kencang memenuhi sel itu.
Kuroo tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan yang keluar dari mulut Yaku. Membuat senyum yang tadinya menghiasi wajah Yaku seketika menghilang.
"Tentu saja aku mengetahui hal seperti ini." Kuroo menghentikan tawanya dan kembali menatap Yaku.
Kali ini dengan tatapan remehnya.
"Bahkan aku pun tahu siapa yang membunuh Raja sebelumnya." sudut bibirnya terangkat kecil menampilkan senyum mengejek yang seolah mengatakan permainanmu sangat berantakan.
Yaku mengepalkan tangannya menyaksikan senyum itu. Dia mencoba menahan emosinya.
"Namun, aku kagum padamu. Raja baru saja mati dan kau segera diangkat menjadi penerusnya."
"Normalnya, butuh waktu sampai tiga hari, kan?"
Kuroo memundurkan badannya kemudian menyenderkan punggungnya pada tembok yang terbuat dari batu bata yang ada di belakangnya.
Yaku tertawa kecil mendengar itu. "Ayolah Penyihir, kurasa kau tahu perkataan lebih cepat lebih baik, kan?"
"Tapi apakah kau yakin pilihan yang kau ambil kali ini adalah pilihan yang baik?" tanya Kuroo.
Yaku yang menyilangkan kedua tangannya di depan dada kemudian mengangguk. "Tentu, mengapa aku harus berfikir bahwa pilihan ini tidak baik?"
Kuroo tersenyum remeh sekali lagi kemudian menggelengkan kepalanya dan mengalihkan pandangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ouji To Majo • Kuroken[✔]
RandomPangeran dan Penyihir tidak bisa bersatu, dan semua orang tahu itu.