"Oy, Suguru. Bisakah kau melepaskan Typhon besok malam?" tanya Yaku sambil menatap Suguru yang sedang melihat-lihat ruangannya itu.
Suguru menghentikan kegiatannya dan segera menatap Yaku. Dia mengangguk dengan penuh percaya diri.
"Aku bisa melepaskannya kapan saja asal ada tumbalnya." enteng Suguru.
Yaku yang mendengar itu tersenyum miring. "Baiklah, kalau begitu kita mulai rencananya besok."
Suguru menganggukkan kepalanya kemudian kembali melangkahkan kakinya. Berniat untuk melihat-lihat kamar sang Raja yang sangat besar itu.
Namun, ketika dia sedang asyik melihat-lihat. Tiba-tiba saja dia mengingat sesuatu yang membuatnya kembali menatap Yaku.
"Yaku, aku lupa memberitahumu."
Yaku yang tengah menatap peta besar yang tergeletak di atas mejanya pun segera menatap Suguru dengan tatapan herannya.
"Memberitahuku tentang apa?"
"Ketika baru di lepas, kekuatan Typhon tidak akan kembali sepenuhnya. Hanya kembali setengah."
Yaku yang mendengar itu memutar bola matanya malas. Dia kira Suguru ingin memberitahu apa, ternyata hanya itu.
"Ya, aku sudah memperkirakan itu. Jadi tidak masalah. Para Prajurit dan Penyihir yang mati saat berperang bisa mengembalikan seluruh kekuatannya, kan?"
Suguru menyeringai mendengar itu. Pangeran yang pintar, tanpa dia beritahu Yaku sudah mengetahui dengan sendirinya, ya.
"Ya kau benar," Suguru kembali membalikkan badannya. Kini dia melangkah menuju balkon besar dan luas yang ada di kamar Yaku. "Tapi jangan sampai kau membuat Penyihir kegelapan itu terbunuh, ya."
"Dia itu mangsaku."
Yaku memperhatikan iblis yang tengah memandangi bawah kerajaannya itu dengan tatapan licik. Yaku benar-benar heran dan tidak habis pikir dengan Suguru.
Jelas-jelas dia pernah dikalahkan oleh Kuroo. Bahkan seluruh energi sihirnya sampai terkuras habis. Dan bisa-bisanya dia masih mengibarkan bendera perang pada Penyihir kegelapan itu.
Yaku menghela nafasnya dan kembali menatap peta besar itu. "Mana mungkin aku bisa membunuhnya, kau saja tidak bisa."
"Kali ini aku akan membunuhnya, benar-benar membunuhnya." ucap Suguru sambil mengusap ular kesayangannya.
Sementara Yaku tak menggubrisnya. Dia malah fokus menatap peta besar yang menghubungkan kerajaan Dread dan juga Arch. Kemungkinan besar perang ini akan di laksanakan di tengah-tenfah perbatasan itu.
Perang ini terjadi akibat perbedaan pendapat antara kerajaan Drad dan juga Arch.
Kerajaan Dread menginginkan Penyihir kegelapan di biarkan saja mendekam di penjara sampai sisa hidupnya.
Sementara kerajaan Arch malah menginginkan sebaliknya. Dia ingin membunuh Penyihir itu, mengapa harus membiarkannya membusuk di penjara jika bisa langsung membunuhnya?
Dan berkat hal itu. Keduanya sama-sama ingin menyelesaikannya dengan berperang.
•••••
Kenma menatap langit-langit kamarnya, raut bingung menghiasi wajahnya di tengah malam yang gelap dan hening ini.
Ketika dia sedang menatap bingung langit-langit itu tiba-tiba saja ia di kejutkan oleh suara guci yang tidak sengaja tersenggol oleh sesuatu.
Kenma yang mendengar itu sontak bangkit. Dia segera menjentikkan jarinya untuk memberikan penerangan di kamarnya itu.
Namun, tak ada siapapun di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ouji To Majo • Kuroken[✔]
RandomPangeran dan Penyihir tidak bisa bersatu, dan semua orang tahu itu.