Chapter 2

3K 110 1
                                    

Entah sudah berapa lama Audrey tertidur di samping Rocky. Audrey mengecek waktu di ponselnya. Diapun memutuskan untuk berdiam diri di kamarnya. Tak ada gunanya kembali ke taman dan beramah tamah dengan tamu yang tak dikenalnya. Tak ada ketenangan di sana dan setiap tamu hanya membicarakan sesuatu yang membosankan.

Audrey tersenyum saat melihat notifikasi pesan di ponselnya.

Kingdom: Hey. Lagi ngapain?

Pesan sederhana dan singkat itu mampu membuat hatinya berbunga-bunga bagai bunga kaktus di musim semi. Walau dia tak yakin apakah pohon kaktus bisa berbunga? Pada musim semi pula? Audrey menggeleng, menertawakan pikirannya yang semakin konyol.

Poulsen: Hey

Audrey menunggu sesaat. Lagi-lagi dia tersenyum saat melihat KingDom sedang mengetik.

KingDom: Hey

Poulsen: Hey

KingDom: Hey. Hey. Hey!

Poulsen: HAHAHA!

KingDom: Lagi ngapain?

Poulsen: Lagi ngobrol nih

KingDom: Sama siapa?

Poulsen: Sama orang nggak jelas

KingDom: Nggak jelas gimana?

Poulsen: Nggak jelas asal-usulnya!

KingDom: Kok bisa?

Poulsen: Kok bisa apanya?

KingDom: Kok bisa kamu ngobrol sama orang yang nggak jelas asal-usulnya?

Poulsen: Kenapa nggak bisa?

KingDom: Belum pernah dicium ya?

Poulsen: Cium aja

Percakapan berhenti sesaat. Audrey tak melihat lagi balasan KingDom yang biasanya selalu cepat.

KingDom: Cium pake sendal sini

Poulsen: Idih. Ogah

KingDom: LOL

Poulsen: Lagi ngapain? Jangan copy paste jawaban gua ya

KingDom: Lagi mikir, kenapa bumi ini penuh sama orang dodol kayak kamu

Poulsen: Dodol nggak apa-apa asal cantik

KingDom: Pede kali

Poulsen: Emang cantik kok

Audrey tersenyum. Tiba-tiba Ema membuka pintu kamar dan menerobos masuk.

"Audrey?!" Teriak Ema.

Sertamerta Audrey beranjak dari kasur. Ema menatap protes Audrey.

"Gara-gara kamu Kevin jadi pergi."

"Lho, kok gara-gara aku sih?"

Audrey mengawasi raut Ema yang nampak kecewa. Namun tak berapa lama kemudian wanita itu berubah sumringah.

"Eh Drey, gimana menurut kamu si Kevin? Ganteng 'kan?" Kata Ema dengan senyum dan tatapan berbinar.

Audrey mengerutkan dahi. Wanita itu baru saja putus dengan kekasihnya beberapa hari yang lalu dan kini dia sudah tertarik dengan tetangga depan yang baru saja dikenalnya setengah jam lalu. Waraskah dia?

"Serius?" Balas Audrey.

Ema mengangguk tersenyum dan dia melanjutkan celotehannya tentang Kevin yang dianggap sempurna di matanya. Audrey bergegas menarik tangan Ema keluar dari kamar sebelum dia mual-mual mendengarkan khayalan kakaknya tentang cinta pada pandangan pertama.

BROKEN DREAMSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang