Chapter 39

624 22 2
                                    

Audrey memasuki kamar tidur yang sekaligus berfungsi sebagai ruangan kerja itu. Ini pertama kalinya ia memasuki kamar lelaki yang sudah menjadi suaminya setelah beberapa bulan. Ia memandang sekeliling kamar yang tertata rapih dan bersih. Untuk kamar seorang lelaki ternyata lelaki itu cukup apik dan bersih meskipun tanpa bantuan orang lain, pikir Audrey. Matanya tertuju pada sebuah buku yang tersusun rapih diantara rak buku. Ia mengambil buku itu dan membaca judulnya. 

Schindler's Ark by Thomas Keneally? Apakah dia pernah memiliki atau membaca buku itu? Dahinya berkernyit. Buku itu nampak tak asing untuknya tapi ia tak bisa mengingatnya. Audrey merasakan pelipis dikepalanya sedikit nyeri saat mencoba mengingatnya, dia memijat lembut dengan jarinya kemudian mengambil kursi lalu duduk bersandar. Entah apa yang mendorongnya untuk menyentuh  keyboard komputer didepannya, Audrey mulai menyalakannya. Layar komputer itu terkunci, ia berpikir sesaat kemudian mulai mengetik kata kunci. Audrey tersenyum begitu layar komputer itu terbuka. 

Bego juga tuh anak, ngasih pasword kok gampang banget. Pikirnya. Gadis itu mulai menyusuri tiap bagian dikomputer itu hingga kemudian ia membaca judul BAJO HOLIDAY, dia membukanya. Senyumnya melebar melihat kebahagiaan mereka dan dirinya difoto itu. Beberapa foto lelaki itu dengan Ema sedang berpelukan mesra membuat dahinya berkerut, terbersit rasa nyeri dalam hatinya saat memandang kemesraan difoto itu.

Apa dia dulu pacaran sama Ema? 

Audrey termangu memandang layar komputer didepannya.

Apa yang terjadi sama mereka berdua? Kenapa bisa gua bisa pacaran sama saudaranya tapi hamilnya sama dia?

Audrey menarik napas dalam. Baru saja mau beranjak dari kursi, matanya memandang kearah map biru yang berada di dalam folder. Judul map itu membuatnya penasaran: Rescue. Audrey membuka map yang cukup tebal yang ternyata adalah kumpulan potongan artikel. Jantungnya berdebar begitu melihat beberapa foto dirinya dalam potongan artikel itu. Foto diklub saat lelaki itu berkelahi dan menggendong dirinya. Foto dirinya sedang dicium oleh lelaki itu didepan rumah sakit dan masih banyak lagi artikel tentang pencarian dirinya saat hilang dipulau Bajo. 

Tiba-tiba saja Audrey merasakan perutnya seperti ditusuk dengan benda tajam dan rasanya luar biasa sakit. Audrey merintih kesakitan, tubuhnya membungkuk sambil memegangi perutnya yang mulai membesar. Ia segera beranjak dari kursi namun baru saja beberapa langkah rasa sakit diperutnya semakin tajam. Seketika itu juga ia merasakan sesuatu keluar dari rongga kemaluannya. Audrey memasuki jari tangannya kecelana dalam, dia merasakan cairan dan terkejut begitu melihat darah ditangannya. Dengan sekuat tenaga ia berjalan menuju pintu dan berteriak.

"Nenek!" 

Audrey berhasil memanggil nenek yang bergegas menuju kamar atas namun wanita tua itu terlalu renta untuk berjalan dan bertindak cepat. Dalam keadaan tidak sadar diri dan mengeluarkan darah Audrey segera dibawa ke rumah sakit terdekat oleh warga sekitar. 

Kevin bergegas kerumah sakit begitu nenek memberitahu apa yang terjadi dan lelaki itu merasa sangat terpukul dengan kejadian ini, terlebih dia tak ada disampingnya saat itu terjadi. Penyesalan yang dalam mulai menghantui pikiran dan hatinya. Airmatanya tak henti mengalir saat menunggu gadis itu sedang berjuang dengan hidupnya didalam kamar operasi. Lelaki itu bersumpah tak akan pernah lagi meninggalkan gadis itu sendirian. 

Namun apalah arti sebuah sumpah jika semuanya sudah terjadi. Eklamsia yang hampir merenggut nyawa gadis itu telah membuat Audrey kehilangan bayinya.

Dokter terpaksa memberikan obat penenang ketika Audrey terbangun dan mengetahui ia telah kehilangan bayinya. Gadis itu terguncang hebat dan tak henti meraung. Rasa pilu menyayat hatinya melihat gadis itu meraung. Ia berharap semua ini hanyalah mimpi.

BROKEN DREAMSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang