Audrey berenang menuju daratan kecil dimana mercusuar itu berada. Setibanya disana dia merebahkan tubuhnya diatas pasir. Rasa ingin menelan air tawarpun mulai datang, begitupun rasa lapar diperutnya.
"Semoga gua ditemukan." Doanya dalam hati sambil memejamkan matanya.
Sementara itu dikapal mereka masih menunggu tim penyelam mencari Audrey. Tedi ingin sekali bergabung dalam tim pencarian namun yang lainnya menolak dengan alasan lelaki itu masih dalam kondisi pemulihan. Lagi-lagi Tedi harus mengalah dengan keputusan mereka. Sejak geng dibuat mereka sudah sepakat kalau suara terbanyak adalah pemenangnya. Akhirnya tedi bersama dua gadis lainnya hanya bisa menunggu dikapal.
Setelah satu jam kemudian mereka akhirnya naik kepermukaan. Ema langsung menangis saat melihat Audrey tak bersama mereka. Sarah dan Tedi berusaha menenangkan Ema yang mulai terisak.
Lalu sang kapten kapal menyarankan untuk pindah lokasi karena arus yang kencang bisa membawa penyelam cukup jauh. Tak ada satupun yang membantah saran kapten dan tanpa menunggu lama kapal itu akhirnya bergerak. Ray berdiri disisi kapten, membaca map disekitar pulau itu lalu memperkirakan seberapa jauh jarak arus yang bisa membawa gadis itu. Tentu sulit untuk menerkanya, tapi melihat kekuatan fisik, bernapas serta keterampilan menyelam gadis itu , pastinya tak jauh dari lokasi mereka berada sekarang.
"Dimana daratan terdekat disini pak?" Tanya Ray ke sang kapten.
"Seharusnya ada mercusuar dekat sini. Coba cek pake teleskop mas Ray." Balas sang kapten.
Ray langsung meraih teleskop yang ada didekatnya lalu keluar menuju geladak kapal. Lelaki itu melihat kelautan luas disekelilingnya dengan menggunakan teleskop, hingga akhirnya matanya menangkap menara cukup tinggi berwarna hitam putih dan seorang gadis yang sedang berbaring. "Yes!" Bisik lelaki itu seraya tersenyum dan mengepalkan tangannya. Diapun bergegas keruangan dimana kapten sedang menunggunya.
"Disana pak, ke utara!" Teriak Ray dengan mata berbinar. Sang kapten langsung menyalakan mesin dan menuju mercusuar. Ray berlari ke atas dek. "Audrey ketemu guys!" Teriak Ray.
Ema dan Sarah langsung berpelukan. Mereka serentak berteriak bersamaan. "Yes!"
Begitu kapal semakin mendekati mercusuar semuanyapun langsung berteriak bersamaan. "Audrey!"
Saat kapal berhenti mereka langsung loncat ke laut dan berenang menuju mercusuar. Audrey tersenyum begitu melihat Kevin yang berlari dan melambaikan tangannya. "Syukurlah kamu baik-baik saja."
Lelaki itu tersenyum dan memeluknya. "Terimakasih sudah tetap hidup."
"Haus, laper." Katanya dengan suara lirih.
Ray dan Ari serta merta memeluk gadis itu. "Ya tuhan, terimakasih sudah selamatin Audrey."
"Kamu masih okay untuk berenang kekapal?" Tanya Ari. Audrey mengangguk dengan lemah. Lalu keempatnya berenang menuju kapal. Begitu Audrey sudah berada diatas kapal, Ema langsung memeluk erat tubuh gadis itu. "Kamu nggak apa-apa Drey?" Katanya seraya mengecek seluruh tubuh gadis itu.
"Nggak apa-apa kok. Aku laper." Kata Audrey. Ema langsung memanggil pegawai kapal dan meminta mereka untuk menyiapkan makanan dan minuman.
"Aku mandi dulu ya." Kata Audrey lalu berjalan meninggalkan orang-orang yang masih terperangah melihat gadis itu melenggang seperti baru saja habis piknik dari kebun binatang.
"Hebat si Audrey. Salut banget gua sama anak satu itu." Kata Ray setelah gadis itu menghilang dari pandangan mereka.
Kevin melangkah meninggalkan geladak lalu pergi ke toilet. Didalam toilet lelaki itu bersandar dipintu, menghela napas dan bendungan dimatanya yang ia tahan sejak beberapa menit lalu akhirnya mengalir. Kemudian lelaki itu menyapu wajahnya dengan kedua tangannya.
Kevin baru saja keluar dari toilet, disaat yang bersamaan Audrey baru saja mau menuju ke dek atas. Gadis itu mendekatinya. "Thanks." Lelaki itu hanya membalas dengan senyuman.
Sesampainya didek Audrey disambut dengan tepuk tangan dan seruan yang meriah. Gadis itu memandang makanan yang diatas meja, seketika itu juga cacing diperutnya bernyanyi. Dia bergegas mengambil tempat duduk dan langsung menyantap makanan yang ada didepannya. Semua orang tersenyum memandang Audrey melahap makanannya seperti seseorang yang sedang kesurupan. Tiba-tiba tanpa disangka Audrey bersendawa cukup keras. Gadis itu menutup mulutnya, tersipu malu. "Sorry."
"Nggak apa-apa Drey. Di Indonesia sendawa itu tandanya sehat." Saut Tedi. Disusul tawa oleh yang lainnya.
"Bener Drey. Kita lebih suka denger kamu sendawa daripada kebawa arus." Balas Ray.
Audrey tersenyum mendengar ucapan mereka. "Thanks guys udah datang selametin gua." Katanya lagi.
"Thanks udah selamat dari arus Drey." Saut Tedi lagi.
"Gua tidur dulu ya guys. Ngantuk banget. Nanti sore kita nyelem lagi kan?" Tanya gadis itu.
Yang lainnya hanya saling pandang lalu Ray membalas. "Why not?"
Audrey tersenyum lalu meninggalkan geladak kapal.
* * *
Audrey terbangun dari tidurnya, entah sudah berapa jam dia tertidur, rasanya seperti sudah tidur berhari-hari. Gadis itu keluar dari kamarnya menuju geladak atas. Ray dan Tedi terlihat seperti dua lelaki dewasa yang sedang berbincang serius dengan botol bir ditangannya.
"Gimana tidurnya Drey, enak?" Sapa Ray begitu melihat gadis itu muncul.
"Lumayan." Balas Audrey singkat. Kemudian ia merebahkan tubuhnya disamping lelaki itu.
"Mau nyelem?" Tanya Ray lagi.
"Nggak dulu deh. Tapi kalau kalian mau nyelem, nyelem aja." Saut Audrey.
"Aku mau nyebur deh sekarang." Kata Tedi seraya melepaskan kaosnya. Melihat lelaki itu bersiap terjun ke laut mereka semua terbelalak, padahal sebelumnya mereka sudah sepakat kalau lelaki itu untuk sementara tidak terjun ke laut dengan alasan apapun. Namun sepertinya Tedi sudah tidak mengindahkannya, lelaki itu sudah cukup lama beristirahat dan dia tak akan melewati kesempatan cuaca bagus ini. Sembari berteriak lelaki itu meloncat dari atas dek.
"Mau nyebur?" Tanya Kevin menoleh ke gadis itu.
Audrey mengangguk dan tanpa diduga oleh Kevin, gadis itu langsung melucuti pakaiannya didepannya, tanpa rasa malu seperti saat mereka pertama kali bertemu di kolam renang.
"Ayo loncat." Suara gadis itu menyadarkan Kevin. Seketika lelaki itu melepaskan kaosnya lalu keduanya berteriak dan loncat bersama.
"Dingiiiiinnnn!" Teriak Audrey begitu didalam air. Tedi menyipratkan air ke gadis itu dan dibalas oleh Audrey dengan cipratan yang lebih banyak. Mata Tedi terbelalak melihat reaksi gadis itu. Lelaki itu kemudian menyelam dan menarik kaki Audrey kedalam. Tubuh gadis itu hanya mengikuti saat Tedi menarik kakinya, beberapa saat lelaki itu langsung keluar permukaan.
"Gila, Audrey kuat banget napasnya." Ujar Tedi dengan napas terengah-engah. Ray tertawa mendengar celotehan lelaki itu.
"Ati-ati sama ade gua Ted." Saut Ema dari dek kapal.
"Mau kebawah?" Tanya Kevin. Gadis itu mengangguk. Mereka berduapun langsung menyelam.
Melihat kebahagiaan ketiganya di air, satu persatu orang-orang dikapal akhirnya terjun ke laut yang berwarna biru itu. Cuaca cerah hari ini terlalu indah untuk dilewatkan begitu saja.
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN DREAMS
RomanceAudrey terbangun dari koma dan kehilangan memori hingga tak mengenal siapapun orang di sekitarnya. Kecuali Kevin, tetangga yang tinggal di depan rumahnya. Namun ingatan Audrey tentang Kevin hanyalah sebatas nama dan wajahnya saja. Kendati Kevin seha...