Satu jam pertama Audrey terbawa arus dan hilang, Kevin dan yang lainnya mencari dengan menyelam di tempat yang diperkirakan akan menemukan Audrey. Satu fin milik Audrey ditemukan di sebuah pulau tetapi selain itu tak ada lagi tanda-tanda Audrey di sana.
"Pasti nggak jauh dari sini kalau finnya terdampar disini." Ujar Kevin. Sang kapten kapal pun berpikir sama. merekapun melanjutkan mencari di area dekat mercusuar. Setelah lebih dari satu jam pencarian akhirnya tim SAR datang ke lokasi. Kevin ikut serta dalam pencarian dengan tim SAR selama dua minggu. Mami dan papi langsung datang setelah mendapatkan kabar tentang Audrey. Dua hari kemudian Heri menyusul dari London.
Dihari ketiga Audrey masih juga belum ditemukan meskipun tim SAR sudah mencari dan menyelam tanpa henti. Kevin hampir putus asa, begitupun dengan keluarga Audrey. Tak mungkin Audrey selamat dengan arus kencang seperti itu namun paling tidak mereka bisa menemukan tubuhnya, pikir Kevin saat itu. Begitupun dengan yang lainnya, mereka sudah mengira Audrey sudah mati bahkan kemungkinan besar akan sulit untuk menemukan tubuhnya. Namun entah apa yang menguatkan hati Kevin untuk menemukannya. Tepat dihari ke empatbelas, mereka melewati sebuah pulau kecil yang tak berpenghuni dan Kevin meminta tim SAR untuk berhenti di sana.
Ketika Salah satu tim SAR berteriak "Mas Kevin! Disini!" Dadannya mulai berdebar kencang. Dia tak siap dengan apa yang akan dilihatnya namun sekaligus bahagia kalau apa yang dicarinya telah ditemukan. Kevin berlari cepat menghampirinya dan dia terperangah melihat wajah Audrey yang berlumurah darah kering, hampir saja dia tak mengenalinya.
"Audrey!" Panggil Kevin sambil memeluk tubuh gadis itu dengan mata berlinang. Tubuh Audrey ditemukan sedang terbaring tak sadarkan diri dan dengan kondisi tubuh tercabik-cabik. Wajah serta kepalanya berlumur darah yang sudah kering.
"Denyut nadinya lemah sekali." Kata Tim SAR yang bernama Budi itu. Langsung saja Budi mengambil talkie walkie dan memerintah seseorang untuk mendatangkan helikopter segera. Kevin sedikit lega saat Budi mengatakan 'denyut nadinya lemah sekali', paling tidak Audrey masih memiliki harapan untuk hidup. Selagi Audrey diberikan pertolongan pertama, tak berapa lama kemudian helikopter tiba di lokasi. Kevin mendongak keatas, seseorang dengan kameranya mengambil foto dari atas helikopter. Tubuh Audrey kemudian dinaikkan ke helikopter. Kevin tak bisa lagi menahan airmatanya, dia membiarkannya mengalir bahkan tak berusaha untuk menghapusnya saat wartawan sibuk mengambil fotonya. Dia sudah tak peduli lagi.
Mami, papi, Heri dan Ema langsung bergegas menuju rumah sakit begitu mendengar kabar Audrey sudah ditemukan. Begitupun dengan reporter dari berbagai media. Kevin tak melepaskan tangan Audrey hingga mereka tiba di depan pintu rumah sakit. "Stay strong Drey." Lalu mencium bibirnya dan melepaskan tangannya.
* * *
Berkat bantuan papanya Kevin, Audrey mendapat pertolongan dengan cepat dan tanpa hambatan. Audrey tertolong meskipun dalam kondisi koma. Sementara Kevin tak beranjak sedikitpun dari rumah sakit selama sepuluh hari di rumah sakit. Keluarga Audrey kagum dengan kegigihan Kevin mencari Audrey dan ciuman Kevin ke Audrey sebelum dibawa ke ruang gawat mungkin adalah jawabannya kenapa pria itu gigih mencarinya.
Ema sempat kecewa mengetahui perasaan lelaki itu kepada adiknya tetapi dia bersyukur adiknya sudah ditemukan. Tidak ada yang lebih penting dalam hidupnya saat ini selain melihat adiknya telah kembali. Ema mulai mengubur dalam-dalam rasa sukanya kepada tetangganya itu. Dia seharusnya sudah bisa mengira dari awal kalau lelaki itu tak sedikitpun memiliki perasaan istimewa kepada dirinya. Malahan dia bahagia karena lelaki itu sangat peduli kepada Audrey. Justru kejadian ini membawa Tedi, sahabatnya Kevin, lebih dekat kepada Ema. Setiap hari lelaki itu datang mengunjungi Audrey dan entah bagaimana awalnya, Ema selalu menyandarkan kepalanya di bahu lelaki itu setiap saat dia menangis. Tedipun selalu mengirimkan pesan, menanyakan kabar Ema dan mengingatkan gadis itu untuk beristirahat dan makan yang cukup. Emapun mulai kecanduan dengan pesan dari Tedi, setiap saat Ema jadi mengharapkan pesan dan telpon dari lelaki itu.
Tedi yang terkenal sebagai seorang Don Juan, berangsur-angsur sikap dan hatinya berubah. Mungkin awalnya kasihan dengan Ema, mungkin awalnya tak ada rotan akarpun jadi. Melihat Kevin yang begitu jelasnya memperlihatkan perasaannya kepada gadis itu di depan media, Tedipun mundur perlahan, melupakan mimpinya dengan Audrey. Dia belum pernah melihat sahabatnya yang pendiam itu melakukan hal seperti itu. Lelaki yang selalu menyembunyikan kehidupan pribadinya bahkan tak ada yang tahu siapa kekasihnya, tiba-tiba media dikagetkan dengan aksi sebuah ciuman di depan rumah sakit oleh lelaki itu.
Siapa yang bisa melawan cinta seperti itu? Apalagi dia anak seorang menteri. Meskipun Tedi dan banyak semua orang iri akibat aksi romantis Kevin dirumah sakit, media sudah memutuskan kalau lelaki itu cinta mati pada Audrey.
Namun cinta mati Kevin harus dipendam. Audrey tak bisa mengingat apapun, kecuali maminya.
* * *
Siang harinya Kevin kembali kerumah sakit dalam keadaan pengar. Dia tak bisa mengingat sudah berapa banyak botol bir yang ditenggaknya tadi malam. Yang dia ingat saat bangun, dirinya terbaring di bangku kolam renang di rumah orang lain. Setibanya di kamar inap, mami, Ema dan Tedi sudah berada di sana. Mereka memandangi Kevin yang terlihat seperti zombie.
"Kamu kayak mayat hidup Kev." Kata Ema. Kevin hanya tersenyum mendengar pujian wanita itu.
"Gimana, ada kabar dari dokter?" Tanya Kevin entah kepada siapa. Dia terburu-buru pergi ke rumah sakit tanpa mandi dengan harapan kalau gadis itu akan kembali ingatannya. Namun gadis itu masih menatapnya seperti kemarin. Asing, seasing saat menatap alien.
Mereka hanya terdiam lalu mami memecahkan kesunyian. "Audrey udah minta pulang Kev. Katanya dia sudah sehat." Ujar mami tersenyum. Ia bisa merasakan kekecewaan lelaki itu.
Kevin memandang gadis itu. "That's good." Balasnya tersenyum. Tatapan Audrey yang menganggap dirinya asing membuatnya salah tingkah. Tedi menyentuh lengan sahabatnya lalu mengajaknya keluar. Begitu diluar, Tedi memberikan sebatang rokok ke sahabatnya. Kevin meraih rokok itu lalu Tedi menyalakan korek api untuknya. Lelaki itu menyandarkan tubuhnya di tiang dan memejamkan matanya saat menghirup rokok.
"Life is so unfair." Guman Kevin.
Tedi menoleh dan tersenyum. "Hang in there bro."
"Kalau lo dapetin dia dengan mudahnya, berarti hidup ini benar-benar nggak adil. Lo udah kaya, ganteng, punya otak, trus dapet cewek kayak dia dengan mudahnya. Apa kabarnya sama lelaki lainnya yang hidup di dunia ini? Yang ada mereka pada gantung diri di pohon toge. Nikmatilah sedikit kesengsaraan hidup, biar lo ngerti apa arti hidup itu yang sesungguhnya."
Kevin melirik ke lelaki itu. "Sejak kapan otak lo jadi lurus gitu?"
Lelaki itu tersenyum mendengar ucapan sahabatnya. "Kadang cinta bisa bikin otak kita lurus atau bloon bro. Nah kebetulan lo dapet bloon-nya."
Kedua lelaki itu tertawa, menikmati sisa batang rokok disiang hari bolong yang terik.
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN DREAMS
RomanceAudrey terbangun dari koma dan kehilangan memori hingga tak mengenal siapapun orang di sekitarnya. Kecuali Kevin, tetangga yang tinggal di depan rumahnya. Namun ingatan Audrey tentang Kevin hanyalah sebatas nama dan wajahnya saja. Kendati Kevin seha...