Konon menurut para ahli sinar matahari pukul tiga sore terbilang cukup aman dan sehat untuk kulit manusia. Entah bagaimana dengan kulit kadal atau sejenisnya. Audrey mencoba tak memikirkan hal itu. Sore ini dia ingin memanjakan kulitnya dengan mengenakan bikini murahnya yang dibeli setahun lalu di Los Angeles. Tiba-tiba dia teringat KingDom. Sudah seharian ini dia belum juga memberikan kabar. Kenapa pula sekarang dia menantikan pesan dari lelaki itu. Audrey meraih ponselnya lalu mulai mengetik.
Poulsen: Hey. Lagi ngapain?
Audrey memandang ponselnya. Berharap lelaki itu segera membalasnya. Karena begitulah kebiasaannya. Namun setelah satu menit dan beberapa menit, masih saja tak ada balasan. Akhirnya dia meraih bukunya.
Tak terasa sudah setengah jam dia terbaring sambil membaca buku hingga ia tak menyadari dua orang sudah berdiri dibelakangnya mengawasinya.
"Dor!"
Kontan saja Audrey mengumpat dan menoleh ke si empunya suara. Ternyata Ema dan lelaki yang tak asing dimatanya sedang tersenyum berdiri dibelakangnya.
"Ema!"
Bentak Audrey dan bergegas ingin berdiri namun dia mengurungkannya. Dia lupa kalau tubuhnya saat ini sedang setengah telanjang. Audrey mencari sesuatu untuk menutupi tubuhnya tapi tak ada sehelai kainpun disana. Matanya melirik ke handuk yang jauh dari jangkaunnya. Tanpa disangkanya Kevin berjalan kesana lalu mengambil handuk itu. Audrey tersenyum saat dia kembali dengan handuk ditangannya.
"Thanks." Ucap Audrey dan langsung membalut tubuhnya dengan handuk.
"Aku ganti bikini dulu ya." Ujar Ema tiba-tiba dan langsung saja meninggalkan mereka berdua disana.
Audrey mendadak panik. Ingin rasanya ia berlari menyusul namun kakinya seperti tertanam dilantai. Diapun hanya bisa menyumpahi wanita itu dalam hati.
"Suka sama Thomas Kenelly?" Tanya Kevin begitu melihat buku yang ada ditangan Audrey. Baru kali ini dia melihat remaja SMA membaca buku kelas elit, batin Kevin.
"Belum tahu. Baru pertama kali baca bukunya." Balas Audrey. Tanpa diduga lelaki itu langsung duduk disampingnya. Tubuh mereka kini berdekatan. Audrey merasakan detak jantungnya mulai tak beraturan. Entah karena panasnya sore atau tubuh mereka yang begitu dekat, peluh Audrey mulai bercucuran.
"Bagus kok yang ini. Aku rekomendasi Schindler's Ark, filmya juga ada." Ujar lelaki itu sambil menyentuh buku yang ada ditangannya. Audrey tak melihat manfaatnya lelaki itu harus menyentuh bukunya karena aksi itu hanya membuat kulit mereka bergesekan. Dan yang membuat Audrey semakin gugup adalah saat mencium aroma maskulin dari tubuhnya.
Audrey menggeser duduknya perlahan. Kevin tersenyum saat Audrey melakukan itu. Tiba-tiba Rocky datang menghampiri. Audrey langsung berteriak memanggilnya dan memeluknya. Dia merasa lega sekali dengan kedatangan Rocky sebagai penolongnya. Setelah menjilati tangan Audrey, pandangan Rocky berpindah ke Kevin. Kevin tertawa melihat tatapan Rocky. Kevinpun ikut mengelus rambutnya.
Tak berapa lama Ema kembali dengan mengenakan bikini dan kaca mata hitamnya. "Kevin, berenang yuk." katanya begitu dihadapan mereka.
Audrey menatap heran kakaknya. Kayak bisa berenang aja mau ngajak orang berenang.
"Aku nggak bawa celana renang." Balas Kevin.
"Pake kolor aja. Siapa juga yang mau liat." Balas Ema tak mau kalah.
Kevin tertawa mendengarnya. Wanita itu tak pernah malu dengan bahasa vulgarnya dan itu membuatnya seringkali rikuh. Namun Ema semakin menyukainya. Semakin rikuh, semakin seksi dimata Ema.
Kevin langsung membuka kancing kemejanya. Audrey yang tak siap melihat lelaki itu dengan kancutnya serta merta beranjak dari duduknya.
"Aku ganti baju dulu ya." Ujar Audrey tanpa menoleh ke keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN DREAMS
RomanceAudrey terbangun dari koma dan kehilangan memori hingga tak mengenal siapapun orang di sekitarnya. Kecuali Kevin, tetangga yang tinggal di depan rumahnya. Namun ingatan Audrey tentang Kevin hanyalah sebatas nama dan wajahnya saja. Kendati Kevin seha...